Part 2

37 1 0
                                    

Pagi mulai menyapa, mentari mulai muncul menyinari bumi. Seorang gadis masih berada di alam mimpi.

06.50

"Nadaaaa banguuuuuuuuun sayang" teriak mama nada jengkel. Sudah 10 kali ia membangunkan putri semata wayangnya sejak subuh. Dan berharap ini terakhir kalinya.

"Ya mah, 5 menit lagi" jawab nada masih memejamkan mata.

"Ga ada 5 menit lagi, kamu tau sekarang udah jam berapa?" Kesal mama nada.

"Ga tau dan ga mau tau, ishh mama nyebelin tau ga orang nada lagi mimpi indah ini loh" jawab nada entek sambil melanjutkan bocannya (bobo cantik).

"Astaghfirullah nada, ini itu udah jam 7 kurang 5 menit, kamu ga mau sekolah hahh, mama sama papamu itu udah tobat ya ngurusin kamu yang kelakuannya nauzubillah, mama masih punya harapan agar kamu lulus sekolah bisa sukses ya, mama papa udah banting tulang cari uang buat kamu sekolah, sekarang mama setuju atas keputusan papamu" geram mama nada.

Jangan ditanya nada sekarang, dia malah malah merapatkan selimutnya dan menutupi kupingnya agar tidak mendengar omelan mamanya.

Karena tidak ada pergerakan dari anak semata wayangnya, mama nada berinisiatif untuk mengguyur nada dengan air dingin. Mamanya pun mengambil air seciduk di dapur yang langsung diguyurkan ke wajah anak nakalnya tersebut Dann

Byurr....

"Huaaa mama ada banjirrr, nada belum siap mati, nada masih pengen hidup, nada masih pengen nongkrong ama temen temen lain, huaa Mamaaa selametin nada" racau nada sambil berteriak.

Jangan ditanyakan mama nada sekarang, mama nada malah tertawa hebat hingga membuat seluruh penghuni rumah mengerumuni kamar nada.

Nada yang heran mengapa hanya rambutnya yang basah pun membuka matanya. Mengerjap-ngerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Nada pun sekarang tahu apa maksudnya.

"Iihhh mama nyebelin deh, nggak lucu banget, sama anak gini-gini amat bukk" kesal nada.

"Udah udah sekarang nada mandi dulu ya sayang, nanti papa anterin ya ke sekolahanya kan sekarang nada mau masuk sekolah baru setelah 5 kali di DO dan papa harap itu yang terakhir kalinya" lerai papa nada lembut tapi juga sedikit menyinggung.

"Oke, papaku yang gantengnya mirip monyet ragunan, wlee" kata nada sambil lari masuk ke kamar mandi sambil cekikikan.

"Ya Allah mama, anakmu itu loh, perasaan dulu kamu gak pernah ngidam monyet ragunan deh, kok sekarang tingkah anaknya kayak monyet ragunan?" Heran papa nada.

Pletak

"Awhh sakit mamaaa" ringis sang empunya yaitu papa nada.

"Biarin wlee" kata mama nada sambil menjulurkan lidahnya meninggalkan papa nada yang kesakitan.

"Astaghfirullah, sabarkanlah hamba yang punya nak dan istri yang kelakuannya kaum ehh mirip deng dengan monyet ragunan, Ya Allah" ujar papa nada mengelus dada, menyabarkan diri.

At 07.45

(Ini ceritanya sekolahan nada masuk jam 08.00 ya)

"Pagi mah, pah" sapa nada dengan ceria dan sudah mengenakan seragam sekolah panjangnya.

Jangan salah, nada pakai seragam panjang agar tidak dimarahi orang tuanya. Jadi, nanti kalau sampai sekolah nada akan berganti pakaian menjadi pendek dan muncullah sikap bad girlnya.

"Pagi juga sayang" jawab mama dan papa nada berbarengan sambil tersenyum.

"Gini nada, papa itu dulu ada janji sama temen kuliah papa waktu kuliah di kairo dan perjanjian itu kalau kita punya anak beda kelamin bakalan kita jodohin, dan bener aja anak temen papa punya anak laki-laki sedangkan anak papa perempuan, jadi secara tidak langsung perjanjian itu akan dilakukan dan papa..., " Papa nada menjeda ucapannya.

"Jangan bilang yang mau dijodohin sama anak temen papa itu nada dan nada ogahh" tebak nada cepat.

"Bener sayang, kan anak papa itu cuma kamu" saut mama dengan nada bicara lembut, selembut kain sutra wkwk,

(PS abaikan author yang gaje oke cuss lanjutt)

"Ga aku masih muda ya ma pa nada masih pengen ngejar cita-cita dulu" sergah nada cepat.

"Bukan gitu sayang, mama sama papa itu ngelakuin ini demi kebaikan

"Kalau aku bilang nggak ya enggak! Pokoknya aku gak mau masuk pesantren titik gak pakek koma. Terus kalau aku masuk pesantren apa aku bakalan lebih bahagia daripada hidup dirumah? Hahh enggak kan kalian semua itu egois, kalian itu lebih mentingin kerjaan kalian daripada aku. Dan sekarang kalian mau masukin aku ke penjara suci! Kalian emang egois, gak punya hati" Marah nada sambil mengeluarkan cairan bening dari matanya.

Sedikit demi sedikit cairan itu bertambah deras. Yap, sekarang nada sedang menangis sesegukan sambil berlari menuju kamarnya. Meninggalkan mama dan papanya yang telah masih terpaku akan kata-kata yang dilontarkan oleh nada barusan.

Sekarang nada memandangi foto kelurga yang ada di kamarnya. Nada rindu akan masa kecilnya. Masa kecil yang penuh senyum bahagia. Walaupun dulu belum sekaya ini, tapi nada bersyukur bisa mendapatkan kasih sayang lebih dari kedua orang tuanya.

Tapi sekarang, disaat orang tuanya sudah kaya, nada merasa terabaikan. Mereka selalu pulang malam. Mementingkan klien klien mereka dibandingkan anak semata wayangnya sendiri. Aku sedih, tapi aku bisa apa.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang