Maap gaes kalo ada typo😂 ini first story aku di WP☺
Happy Reading😎
Kara tertunduk takut saat lelaki tinggi di hadapannya itu dengan kasar menarik paksa atau lebih tepatnya menyeret dirinya untuk segera mengikuti dia.
"Ka-ka-kara gk ngomong apa-apa kak. Sumpah" kara berucap gemetar
"Diam!" Bentak Rion
"Eh itu Rion sama siapa?" Rama menyenggol Leo yang sedang sibuk membakar rokoknya. Ia tertarik untuk ikut campur. Entah kenapa Leo sangat suka berurusan dengan Rion. Sudah menjadi hobinya mencari masalah dengan lelaki itu. Setelah mengepulkan asap rokoknya ke udara, Leo berjalan mendekati Rion dan Kara yang sedang bersiap naik motor
"Kemana brother? Cepat amat" ada jeda sebentar. Ia menatap benda hitam yang bertengger di pergelangan tangannya
"Sekarang belum jam pulang sekolah" sambungnya
"Gue gak ada waktu buat dengar lu ngebacot" setelah mengatakan itu, Rion beralih pada kara "Naik!" Kara menggeleng
"Kara gak salah kak. Kara gak mau ikut" Gadis itu jelas sangat ketakutan, bagaimana tidak raut wajah Rion saat ini benar-benar tidak bersahabat
"kak Leonardo M S Christo, tolongin aku kak" kara beralih untuk bersembunyi di belakang si pemilik nama. Sial. Kara merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia minta tolong pada lelaki yang tidak di kenalnya? Dia bahkan tidak tahu bahwa lelaki itu baik atau tidak. Jangankan kepribadiannya, namanya saja ia tidak tahu sampai harus mengejanya secara lengkap sesuai dengan yang tertulis di papan nama pda seragam lelaki itu
"Loh kok jadi ke gue?" Leo berucap heran
Rion membuang nafas kasar "Lo mau gue ngomong baik-baik atau kasar?" Tanya Rion dingin
"Dari tadi juga udah kasar" Kara bersungut pelan. Pelan sekali hingga hanya Leo yg bisa mendengarnya
"Mau ngapain sih lu? narik-narik nih cewek?" Leo akhirnya bersuara setelah mengambil hisapan terakhir lalu membuang asal puntung rokoknyaHabis sudah kesabaran lelaki itu. Rion turun dari motornya "udah gue bilang bukan urusan Lo bangsat!" Ia mendorong Leo hingga lelaki itu dan gadis di belakangnya terdorong ke belakang
"Hey santai" Leo tertawa sinis saat melihat wajah Rion yang benar-benar terlihat sangat kesal. Ia akhirnya membiarkan Rion membawa gadis itu setelah puas memancing emosinya
Motor Rion berhenti di depan sebuah universitas ternama di ibukota
"Kara gak ngomong apa-apa sama kak Delia kak. Kara berani sumpah" gadis itu masih berusaha membela dirinya. Namun Rion tetap keras kepala
"Lo harus jelasin semuanya ke Delia biar dia gak salah paham sama gue dan Lo harus minta maaf karena udah fitnah dia"
"Loh kok kara harus minta maaf? Emang bener kok kara liat sendiri" bela Kara
"Diam! Lo itu baru kenal gue 2 hari yang lalu dan udah mulai ikut campur urusan gue? Awas aja lu" ancam Rion
Matanya kini beralih menatap sekitar, berusaha mencari keberadaan kekasihnya. Kara hanya tertunduk takut. Ia begitu gemetar hingga mulai berkeringat. Untung saja ia bukan gadis yang gampang menangis, jika tidak ia pasti sudah menangis agar lelaki ini "mungkin" bisa sedikit iba. Namun apa boleh buat
Akhirnya sosok yang di cari terlihat. Delia tampak berjalan santai sambil berbincang dan sesekali tertawa bersama seseorang. Rion segera menarik tangan Kara hingga segera menyusul Delia. Ia sedikit berlari karena langkah lelaki itu yang cukup lebar dan cepat
Namun tiba-tiba langkah Rion terhenti. Membuat Kara terkejut dan menabrak punggung di hadapannya. Pupilnya melebar saat mendapati pemandangan yang kurang bagus. Delia sedang berciuman dengan lelaki yang bersamanya tadi
Kara berani sumpah ia tidak ingin melihat ekspresi Rion saat ini. Kakak kelasnya yang terkenal begitu dingin dan tak berperasaan. Rion memilih untuk berbalik dan berjalan pergi. Di luar dugaan. Padahal Kara sendiri berpikir bahwa Rion mungkin akan mengantar lelaki itu untuk menginap di rumah sakit. kini Rion berjalan cepat hingga Kara lagi-lagi harus berlari untuk mengekorinya
"Loh kak, trus Kara gimana? Kara pulang sama si-" pertanyaan di biarkan menggantung di udara saat Rion dengan kecepatan tinggi melajukan motornya meninggalkan Kara
Sepanjang perjalanan, bibir gadis itu tidak berhenti berceloteh. Ia mengutuki lelaki itu di setiap kalimatnya
"Dasar gila. Tidak punya hati. sialan. Awas saja. Aku akan mematahkan setiap jarinya jika bertemu"
☺TBC☺
Jangan lupa Vote sama Comment ya🙏
Satu aja berArti 😊Maap kalo masih pendek :v
Maap jga kalo banyak typo😖Makasih guys😘

KAMU SEDANG MEMBACA
From Nothing to Something
Teen Fiction'Kita Masih SMA. saya dan Kamu. kita sama-sama ingin menciptakan kenangan baik. tapi masih terlalu muda untuk serius. Terima kasih Derion Immanuel putra. sudah berbagi hari baik dengan saya. maaf karena hanya meninggalkan ingatan yang buruk. Saya ha...