Ini Kara

36 5 0
                                    

Happy reading guys☺


Kara berangkat sekolah dengan suasana hati yang sedang baik. Seperti biasa. Namun baru saja ia turun dari angkot, ia di kejutkan oleh seseorang

"Kemarin Rion ngapain Lo?" Kara sedikit batuk akibat asap rokok yang dikeluarkan lelaki itu

"Gk ngapa-ngapain kok kak"

"Baguslah" sudut bibirnya terangkat lalu berjalan pergi. Kara berdecih

"Baiklah jika aku bertemu dgn kak Rion nanti, akan ku patahkan lehernya, lalu aku akan menjambak rambutnya, setelah itu aku akan mencakar wajahnya lalu aku akan-Ouhh!!" Kara tersentak setengah melotot karena Rion tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya

"Ma-mau a-apa kak?" Kara mundur beberapa langkah

"Ok. Jadi dimana rencana pembunuhan mu tadi kara?"

"Gue minta maaf" ucap Rion tanpa ekspresi

"Untuk apa kak? Membentak kara? Menyeret? Atau meninggalkan kara sendiri di kampus kemarin?" Tanya kara. Namun anehnya gadis itu malah tersenyum. Benar-benar membuat Rion melongo.

"Ya intinya gue minta maaf" Rion kembali berucap dgn watadosnya. Kara berdecih pelan

"Udah Kara maafin kok kak" setelah itu ia melangkah pergi

                                •••••

Bel istirahat di bunyikan. Jujur kara sangat malas untuk pergi ke kantin. Ia lebih memilih untuk menetap di kelas untuk membaca novel yang baru ia beli beberapa hari lalu. Namun kedamaian itu tidak bertahan lama.

"Coba kita lihat apa yang di baca seorang kara?" Setelah berhasil merebut novel itu dari tangan kara, Robin membolak-balik tiap halamannya

"Robin, balikin novel kara gk?" Teriak kara kesal

"Ambil sini" dengan cepat Robin berlari meninggalkan kelas. Kara yang kesal pun ikut mengejarnya. Ia terus mengikutinya hingga tanpa sadar ia memasuki toilet pria. Untungnya hanya ada 2 orang disana selain Robin

"OHH-!!" Kara tersentak kaget. Sepertinya ia baru sadar bahwa ia ada dimana. Tepat pada saat itu juga Leo menoleh. Dan ia tampak lebih terkejut lagi. Kara buru-buru berlari keluar. Dengan cepat Leo menarik resleting celananya, namun.....

"Ohh..ahh ahh tolongin woi ahh.. ini kejepit bngsat" rintihnya. Dengan cepat Rama membantu. Detik berikutnya ia tertawa puas saat mendapati wajah Leo yang begitu memerah. Mungkin karena sakit.tentu saja.

Sial. Ingatkan kara untuk memutilasi Robin di kelas nanti

Saat kara berbalik dgn niat kembali ke kelas, ia menabrak seseorang. Wajah dingin Rion ada disana.

"Ngapain Lo di depan toilet cowok?" Tanya lelaki itu

"I-itu kara cuman ngejar Ro--woi lu mau ngintip ya?" Belum selesai Kara menjelaskan, Leo buru-buru memotong

"Mana ada? Kara gk liat apa-apa" Ia memanyunkan bibirnya sebal karena tuduhan tidak senonoh yang di tujukan padanya itu. Dengan cepat ia berlari meninggalkan 2 makhluk menyebalkan itu.

                       ☘☘☘☘

"Kara!!" Panggil bu Hana saat gadis itu berjalan melewati ruang guru "Iya bu? Ada apa?"

"Bisa tolong kamu panggilkan Rama klas 11 ips 7?"

"Rama siapa ya Bu?" Tanya kara bingung karena ia memang tidak mengenal lelaki itu

"Itu..... namanya.... Rama Hedgar" jelas bu Hana

"Oh Ok. Baik bu" namun saat kara pergi ke kelasnya, nihil. Tidak ada siapa-siapa disana. Tentu saja kosong. Sudah jam pulang.

"Kak Rama dimana ya?" Langit juga sudah mendung. Ia harus cepat. Kantin, lapangan basket, aula bahkan sampai menunggu di depan toilet pria pun ia tidak menemukan siswa itu. Dan saat berbalik, seseorang kembali muncul di waktu yang tidak tepat

"Kak Rion?" Kara tersentak kaget

"Lo ngapain lagi di depan toilet cowok?" Tanya Rion dingin

"Ga-gak gitu kak. Kara lagi nyari kak Rama Hedgar" ungkapnya

"Di cariin bu Hana, Kakak tau dimana?" Tanya kara antusias

"Paling sama Leo dan teman-temannya di rumah kosong" Jelas Rion tak acuh

"Rumah kosong itu dimana kak?"

"Jangan kesana. Banyak cowok gk jelas" timpal Rion

"Gpp kak. Kara cuman manggil kok"

Rion berpikir sebentar "di dekat halte di samping sekolah"

"Ok. Makasih kak" senyum kara merekah. Baru beberapa langkah, ia berhenti lalu berbalik

"Kak Rion gpp kan?" Tanyanya hati-hati

"Emang gue kenapa?"

"Tentang yang kemarin, kara minta maaf ya kak. Gk ada maksud lain" Rion terdiam menatap wajah polos dihadapannya. Bingung karena di tatap seperti itu, kara mulai salah tingkah

"Kalo gitu kara duluan ya kak, dadah" pamitnya pada Rion yang masih mematung

"Aneh. Knpa gadis itu tidak marah padanya? Padahal tingkahnya kemarin sangat kasar. Bahkan dia masih bisa tersenyum dan bilang makasih. Benar-benar gadis yang aneh" pikirnya


TBC☺

Jangan lupa vote dan comment🙏

From Nothing to SomethingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang