🤎🤎🤎
Selasa, 7 Juli 2020
Merupakan hari pelepasan dan perpisahan peserta didik tingkat akhir tahun pelajaran 2019/2020.Biasanya untuk acara-acara besar seperti ini diadakan di lapangan basket belakang sekolah karena lahannya yang terbilang cukup luas.
Pukul 06.30 wib terpantau sudah banyak orang yang berdatangan. Yang wanita tampil cantik memakai kebaya dan sepatu heels ditambah riasan wajah semakin mempercantik penampilan mereka. Apalagi yang laki-laki tampil simple dan gagah dengan jas hitam dan sepatu pantofel.
Mereka semua antusias memeriahkan hari yang dinantikan setelah materi dan ujian yang mereka tempuh selama 3 tahun terakhir.
Seharusnya semua siswa bahagia di hari kelulusan mereka. Tetapi, salah satu dari mereka sepertinya sedang memiliki masalah. Dia terlihat tidak sebahagia yang lain. Dia menjauh dari tenda acara, memandangi sebuah postingan yang membuat iri hati.
Dia Arga Zayyan Abraham terdiam ketika melihat snapgram orang tuanya hadir di acara kelulusan saudara tirinya sedangkan pada hari yang sama di saat semua wali murid teman-temannya hadir, Arga harus berlapang dada datang seorang diri tanpa adanya sosok pendamping.
Arga langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku dan hendak kembali ke kursi yang sudah dilabeli namanya. Namun, tiba-tiba saja di belakangnya muncul gadis dengan tinggi satu kepala lebih rendah dari Arga sontak kaki Arga mengerem hingga hampir menabraknya. Mata Arga bergerak ke bawah melihat buket bunga dan paper bag coklat yang dibawanya.
Berhubung Arga tidak kenal dan wajahnya pun tertutup oleh masker jadi ia melewatinya saja. Padahal jelas-jelas mata gadis itu tersenyum padanya.
“Kakak tunggu,” panggil gadis itu.
Arga merasa panggilan itu untuknya langsung saja ia membalikkan tubuh. Dan benar, dia menyodorkan buket yang dibawa membuat kerutan heran diantara kedua alis Arga.
“Happy graduation kak.”
“Untuk gue?”
Dia mengangguk.
“Thanks, tapi lo kenal gue?” tanya Arga sambil menerima pemberian buket bunga itu.
Lagi-lagi dia hanya menganggukkan kepala.
“Kenapa buketnya buat gue?”
“Disitu ada kartunya. Kakak bisa baca nanti,” jawabnya sambil menundukkan kepala.
“Kartu?” Arga langsung mencari kartu yang dimaksud terselip dalam rangkaian bunga.
“Jangan dibaca sekarang kak. Nanti aja kalau aku udah pergi,” cetusnya. Padahal disitu Arga baru menemukan kartunya belum sampai membukanya.
“Oh oke. Lo kesini cuma buat kasih gue buket atau saudara lo juga ada yang lagi wisuda?”
“Iya cuma mau kasih itu sebagai salam perpisahan.”
Arga semakin dibuat bingung dengan jawabannya. “Perpisahan apa? Tunggu … lo ga salah orang kan?”
Dia menggeleng.
“Emang sebelumnya kita udah pernah ketemu? Sorry, takutnya gue lupa.”
“Kakak baca aja ya nanti juga ketemu jawabannya. Oh iya sama ini jangan lupa dimakan kadaluarsanya masih lama kok soalnya itu aku buat sendiri.”
Terakhir, dia menyodorkan paper bag ukuran sedang berwarna coklat. Ketika Arga buka isinya adalah sekotak cookies topping chocochip.
“Gue kayak kenal bentukan kuenya. Ini seriusan buat gue?”
Saat Arga mengangkat kepala, gadis itu sudah menghilang entah kemana. Mata Arga langsung mencari-cari karena bisa saja dia masih berada di sekitar terhalang oleh banyaknya orang.
Arga kemudian mengeluarkan kotak cookies itu untuk memastikannya. Dan benar saja terdapat stiker dengan nama yang familiar. Ternyata ini bukanlah pemberian cookies yang pertama melainkan sudah yang kesekian kalinya Arga temukan cookies ini dengan bentuk yang sama persis selalu ada dalam laci mejanya setiap pagi.
Untuk memperkuat dugaannya itu Arga membuka kartu ucapan yang terkemas rapi dalam amplop kecil.
💌
Happy graduation kak Arga🎓
Mungkin ini cookies terakhir yang bisa aku kasih untuk kakak. Dan mungkin ini juga hari terakhir aku ketemu kak Arga.Kakak gak perlu tau siapa aku. Yang perlu kakak tau aku ini hanya pengagum rahasia kak Arga yang biasa mantau dari lantai 3. Kalau kak Arga bertanya-tanya kapan aku mulai kenal sama kakak? Itu dari awal MPLS aku udah suka banget sama suara kak Arga yang punya ciri khas. Terima kasih ya kak karena udah jadi obat tanpa resep dokter untuk penyakit aku ini.
Selain itu, aku juga suka liat kak Arga tersenyum tapi kenapa akhir-akhir ini aku selalu liat muka kakak murung?
Dunia lagi ga baik sama kakak ya?
Apapun masalah yang sedang kakak hadapi aku yakin kok kak Arga bisa melewati itu semua. Tetap semangat ya kak, I’m proud of you. Ingat kak ada satu fans-mu disini yang ingin melihat kamu sukses tampil di panggung besar. Meskipun kita tidak lagi bertemu tapi sampai kapanpun aku bakal selalu dukung setiap proses kakak.
Maaf ya selama ini aku selalu diam-diam masuk kelas cuma buat kasih cookies ini. Dan maaf juga kalau aku selalu memantau kakak tanpa izin. Aku masih malu untuk memperkenalkan diri kak. Semoga suatu saat aku udah lebih percaya diri dan kita bisa bertemu lagi. Selamat berproses kak Arga.
Dari @chameleon
o0o0o0o
Yess... kelar juga nih prolog🤣 walau agak ragu buat publish wkwk
Semoga kalian suka ya
Jangan lupa untuk selalu dukung cerita ini dengan vote, komen & share ya biar makin semangat author cantik ini untuk update🤣Sekian,
Thank you❤Start: 01/01/23
Revisi ke-1: 16/07/24
End: -
KAMU SEDANG MEMBACA
Admiration Crush (Revisi)
Teen FictionNada harus berjuang melawan penyakit mentalnya akibat peristiwa di masa lalu. Ia sempat ingin menyerah sebelum akhirnya menemukan penyemangat hidup lewat musik-musik yang di cover oleh seseorang membuatnya tenang ketika mendengarnya. Seolah suara di...