1.

26 1 0
                                    

Suara dentuman musik DJ begitu keras memekakan telinga yang mendengar,lampu kerlap-kerlip mengisi lantai dansa menambah kesan remang-remang penglihatan,dimana orang-orang yang sedang asik meliak-liukan tubuh nya.

Begitupun dengan ketiga gadis itu,pakaian yang bisa di katakan kurang bahan,dalam keadaan mabuk,tidak jarang laki-laki hidung belang datang menggoda mereka.

Hingga sebuah suara mengganggunya saat tengah asik menari"Nin,pulang yuk?",Elina sahabat dari Nindia.

Yaa dia Nindia di temani kedua sahabat nya,Elina Amelia dan Adhelia Putri,mereka sahabat Nindia dari bangku SMA sampe sekarang mereka jadi anak kuliahan

masih sama dengan malam-malam sebelumnya mereka selalu mengunjungi club sebagai hiburan disaat penat mengerjakan tugas-tugas kuliah.

"Tau nih loe udah mabuk juga,lagian besok kan ada jadwal kuliah pagi"timpal Adhel

"Eeh taik paan besok masuk kuliah,besok libur juga"geram Elina dengan kepolosan Adhel.

"Udah kalo kalian mau pulang,pulang duluan aja gue masih mau di sini,lagian masih belum terlalu malem juga"akhirnya Nindia membuka suaranya setelah sekian lama asik dengan acara menarinya.

"Loe minumnya enggak kira-kira kalo udah kesini ,dikira enggak repot apa kalo sampe loe pingsan"Elina geram sendiri dengan kelakuan Sahabatnya ini"udah ayook cepet kita pulang"lanjut nya.

"Adhel cepet sini bantuin gue bego,enggak liat ini si Nindia udah mau pingsan"pusing Elina ingin dia melempar Adhel ke rawa-rawa karna ketidakpekaanya.

"Ah sello kali El,perasaan lu ngegas mulu nggk tau apa harga gas mahal sekarang"timpal Adhel dengan santai dan tampang tak berdosanya.

"Udah cepetan berat nih"ucap Elina yang sedang merangkul Nindia.

Mereka berjalan keluar dari club,sambil memapah Nindia yang setengah sadar menuju parkiran.

"Kalo mau minum,minum aja jangan pake acara pingsan segala"gerutu Adhel sesaat setelah Nindia masuk ke jok belakang mobilnya.

"Berisik"gumam Nindia di sisa kesadarannya.

Mereka melajukan mobil nya dengan kecepatan rata-rata,kebetulan malam ini jalanan tampak sepi hanya beberapa pengendara yang lalu lalang.

Mobil Nindia telah sampai di pekarang rumanya yang bisa di katakan sangat luas itu,keluar lah dua gadis yang sedang susah payah memapah Nindia ke dalam rumahnya.

Tok tok tok

"Iyaaa sebentar"suara dari dalam rumah"ehh yaampun non Nindia,kok bisa sampe gini?"panik mbok Siti,pembantu di rumah Nindia.

"Eh Mbok,ini saya mau bawa Nindia ke kamar nya"jawab Elina tanpa menghiraukan pertanyaan dari mbok Siti.

"Yaudah ayoo atuh masuk non,kamar non Nindi di atas"akhirnya mereka di persilahkan masuk.Setelah selesai dengan urusannya yaitu membawa Nindia ke kamarnya,mereka langsung pamit pulang.

***
Sementara di kota yang sama namun tempat yang berbeda seorang pria berdiri dengan gagahnya di balik jendela besar sambil melihat keindahan ibu kota saat malam,lampu-lampu jalan tampak menyala,kendaraan sedikit yang berlalu lalang,karna ini sudah hampir tengah malam,yang kebetulan ia sedang lembur.

Tenang,dia sangat suka ketenangan jauh dari keramaian,kebisingan.sampai suara dering handphone mengalihkan perhatiannya yang sedang memperhatikan jalanan

"hallo?assalamualaikum bang?"suara lembut dari sebrang sana mengalun di telinga Dzikri,sesaat setelah ia menempelkan handphone ke telinga kanannya

Yaa dia Dzikri orang-orang memanggilnya dengan sebutan Ari.

"Walaikumsalam bun"jawab Dzikri dengan sopan nya,karna ia sangat mencintai orang yang sedang menelphonya ini,Maulidina Ahmad dia ibunda dari Dzikri.

"Abang lembur kok sampe malem gini,biasanya jam 8 udah pulang?"terdengar nada khawatir disebrang sana,yang membuat Dzikri tak enak hati dengan bundanya.

"Bunda jangan khawatir,abang ini mau pulang,tadi banyak kerjaan dan enggak bisa di tunda,soal nya harus di laporin ke atasan abang bun"tak enak Dzikri.

"Yaudah hati-hati di jalannya,jangan ngebut,wassalamualaikum"pesan sang bunda

"Iya bun,walaikumsalam"ucap Dzikri menimpali pesan sang bunda

Tut.

Dengan segera Dzikri membereskan barang-barang nya,dan memakai tasnya di punggung tegapnya.Perlahan namun pasti langkah lebarnya menyusuri lorong kantor nya menuju parkiran di mana motor matic nya ia simpan.

Di perjalanan ia sempat melihat dua perempuan yang sedang memapah salah satu temannya keluar dari club menuju mobilnya.

Dzikri hanya menghendikkan bahunya,lagi pula dia sedang buru-buru untuk segera sampai menuju rumahnya,agar bundanya tak khawatir lagi.

***

TBC guyss

Di jodohin?BIG NO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang