TGD || O n e

46 11 2
                                    


Bertahun-tahun yang lalu, jauh sebelum pertumpahan darah di mulai, Bluemoon Pack menempati salah satu kawasan Arizona. Tidak ada perkelahian antar pack, semuanya hidup sejahtera. Namun sejak para manusia mulai menginvasi hutan untuk dijadikan kawasan industri, populasi mereka terancam, bahkan tak sedikit dari mereka tewas oleh peluru perak karena dianggap membahayakan.

Sebagai seorang Alpha, Russell memimpin packnya untuk bermigrasi mencari wilayah pack baru. Bermil-mil mereka tempuh hingga sampai di pedalaman hutan Kanada. Di sanalah, Russell menemukan mate-nya. Perempuan berambut coklat, dengan mata biru secerah lautan yang ternyata anak seorang Beta dari Silvermoon Pack. Mereka menikah tak lama setelahnya, dan hidup berbahagia. Russell mulai membangun kembali packnya, menaklukan pack-pack kecil dan menjadikannya wilayahnya. Namun ternyata ada satu pack yang tidak senang akan hal itu. Redmoon pack tidak ingin didominasi oleh pack pendatang, karena itu mereka berusaha menaklukannya

Namun, ternyata Bluemoon Pack begitu kuat hingga mereka tak bisa dengan mudah mengalahkannya. Pertempuran itu tak pernah berakhir, mungkin sampai sekarang.

***

Ela menganggukkan kepalanya berulang-ulang, mendengarkan lagi kisah yang sudah ribuan kali di ceritakan oleh Bibinya. Entah apa maksud dan tujuannya? Tiap kali Ela bertanya, Bibinya pasti akan selalu menjawab belum saatnya ia tahu. Ia memang hanya tinggal bersama Paman dan bibinya sejak lahir. Bibi Lisa berkata bahwa ibunya telah meninggal saat melahirkannya, sedangkan ayahnya? Ela tidak tahu. Bibi Lisa hanya menatapnya sendu tiap kali Ela mulai bertanya.

"Baiklah, Bibi, Ela harus berangkat. Paman Geoffrey bisa memarahiku nanti."

Bibi Lisa mengangguk, "Hati-hati!"

"Iya."

Ela mengambil tasnya dan bergegas pergi, hari ini ia harus membantu Paman Geoffrey untuk mengecek persediaan obat apa saja yang harus ditambah. Kalau tidak salah, kemarin Paman Geoffrey juga memintanya untuk membantu mencari Kirinyuh di hutan. Karena akhir-akhir ini banyak Rogue yang sering berkeliaran di sekitar wilayah pack, membuat beberapa warga yang tak hati-hati terluka karenanya.

"Ela!" Suara panggilan itu membuat Ela menghentikan langkahnya. Tubuhnya berbalik menatap seorang laki-laki yang tengah berlari ke arahnya.

"Kau mau ke Rumah Sakit Pack, kan?" Tanyanya dengan senyuman manis seperti biasa, membuat Ela langsung menganggukkan kepalanya tanpa sadar.

"Baiklah, ayo pergi! Kebetulan aku juga akan ke sana. Ada yang harus kutanyakan pada Paman Geo," jelasnya tanpa diminta. Lelaki itu lalu menggenggam tangan Ela dan mulai berjalan berdampingan.

"Bagaimana dengan latihanmu kemarin, Nicho?" tanya Ela sambil memperhatikan raut wajah Nicho yang berubah antusias.

"Sungguh melelahkan, Ela. Aku bahkan masih bisa merasakan nyeri di tulangku. Damien benar-benar ingin membunuhku kemarin. Menyebalkan."

Ela tertawa, menatap bagaimana raut kesal tercetak di wajah Nicho.
Nicho pikir, ia bisa melakukan apapun untuk bisa membuat perempuan itu tertawa seperti ini. Senyumnya mengembang, senyum yang selama ini selalu bisa membuat para she wolf yang belum menemukan mate-nya tertarik kagum kepadanya. Dulu sekali, Nicho pernah berharap Ela adalah mate-nya, namun ternyata Moon Goddes tidak menakdirkan seperti itu. Nicho mengacak pelan rambut coklat panjang Ela. "Kau menertawakanku!" serunya.

"Ish, Nicho sudah kubilang berapa kali untuk jangan mengacak-acak rambutku." Perempuan itu mencebikkan bibirnya tak terima.

Nicho hanya mengedikkan bahunya sambil melangkah mendahului Ela. "Cepatlah! Kau lambat sekali." Ela menggeram tertahan tak terima, lalu berlari menyusul lelaki itu.

The Garoul DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang