Alone

25 3 0
                                    


Keesokan harinya...

    Seperti biasa pagi – pagi sebelum ke sekolah, aku mandi terlebih dahulu kemudian bersiap pergi ke sekolah. Setelah siap, aku pun pergi ke ruang makan, ternyata tante Tania sudah ada diruang makan. Akupun duduk dikursi dekat tante Tania.

“Karena kemaren kamu janji mau menuhin syarat dari tante, nanti tante kasih jadwal ke kamu apa yang harus kamu lakukan di rumah ini.”

“Iya tan aku siap kok.”

“Ok bagus”

      Aku pun makan bersama tante dengan keadaan hening dan tidak berbicara sepatah kata pun. Setelah selesai, aku pamit ke tante untuk berangkat sekolah.

“Tan, jisoo pergi dulu ya”

“Punya uang nggak?” tanya tante Tania

“Sebenarnya Jisoo masih punya uang dari ayah sebelum dia meninggal.”

“Bagus deh kalau ada, kan tante jadi nggak repot.”

“Iya tan, aku pamit ya.”

“Yaudah sana”

Aku pun berpamitan sambil cium tangan tante Tania.

      Aku kesekolah naik angkot, karena uangku nggak cukup buat naik taksi. Aku sedih, karena biasanya kalau ke sekolah aku diantar sopir, tetapi sekarang jangankan mobil uang aja aku pas -pasan. Setelah setengah jam naik angkot akhirnya aku sampai di sekolah.   

        Sesampainya di sekolah, aku masuk sekolah, agak aneh suasana disekolah. Mungkin karena beberapa hari  aku nggak masuk sekolah, aku sampai di kelas yaitu kelas XII IPA 1. Disana belum banyak siswa yang datang karena ini masih pagi, ini masih pukul 06.30. Aku menunggu teman – temanku, mungkin bisa dibilang mereka sahabatku karena sudah dari kelas X aku berteman dengan mereka. Sahabatku ada 3 orang namanya Lala, Lulu, dan Jennie.

     Setelah beberapa saat, mereka datang ke kelas dan aku menyapa mereka.

“Hay  guys.”

“Oh ya hay juga.” Jawab mereka

“Kalian  nggak datang yah ke rumah aku?”

“Ya jis, maaf ya aku nggak bisa datang soalnya aku ikut acara keluarga di puncak kemarin, maaf ya sekali lagi.” kata jennie.

“Yaudah sih nggak apa – apa kok, kalau kalian kenapa nggak datang?

“Ya males aja gitu, harus datang ke pemakaman” Jawab Lala dan Lulu

“Kok kalian gitu sih” ucap jisoo sedih

“Bodo amat, yuk jen, lu kita duduk dibangku masing-masing.” Kata Lala

Akhirnya mereka duduk di bangkunya masing-masing, dan pelajaran pun dimulai

°°°

     Kok perasaan aku aneh ya, kenapa mereka jadi gitu sama aku, aku salah apa sama mereka. Mungkin nanti istirahat aku akan bicara dengan mereka. Mungkin mereka sedang ada masalah.

     Kring...kring..kring...
Bel istirahat pun berbunyi, para murid keluar untuk beristirahat, ada yang pergi ke kantin ada juga yang membuka bekal makanan yang mereka bawa. Lala, Lulu, dan Jennie tidak pergi kekantin dan mereka sedang  duduk dibangkunya yang saling berdekatan, aku menghampiri mereka untuk menanyakan kejadian tadi.

“Kalian kenapa? Ada masalah? Cerita dong.” Ucapku dengan nada penasaran

“Apaan sih lo kepo banget sana pergi,” Ucap Lala dan di balas anggukan oleh Lulu.

“La, kok lo gitu sih jangan gitu dong” Timpa Jennie

“La, kenapa sih kok dari tadi lo gitu sama gue” jawabku bingung.

“Lo tadi naik angkot kan? Lo bangkrut ya?Jangan-jangan lo sekarang nggak punya duit yah?” Ucap Lulu sinis

“Iya lu, gue diusir sama Ibu tiri gue, dan sekarang gue tinggal di rumah tante Tania.”

“Apa.... Lo diusir sama Ibu lo, kasian deh.”Jawab Lala

“Jis, lo nggak kenapa-kenapa kan?” Tanya Jennie

“Apa sih jen, lo masih mau temenan sama dia, gue sih ogah.” Ucap Lala

“Iya tuh.” Timpa Lulu

“Kalian nggak mau lagi temenan sama aku, padahal aku kira kalian sahabat yang selalu ada buat aku.” Ucapku sedih

“Aku mau kok.” Kata Jennie

“Jen, kalau lu temenan sama dia lo nggak boleh lagi berteman dengan kita.” Kata Lala

“Tapi La...”

“Terserah lo, lo putusin sendiri.”

“Jis, maaf ya gue mau temenan sama lo tapi kalau harus nggak berteman sama Lala dan Lulu aku nggak bisa.” Jawab Jennie.

“Iya jen, nggak apa-apa kok.” Aku pun pergi meninggalkan mereka.

    Kenapa aku merasa mereka hanya menerima orang-orang yang mereka anggap berguna dan mereka pergi saat orang itu jatuh.

    Setelah kejadian itu aku merasa tidak mempunyai siapa-siapa lagi, aku merasa hidup ini tidak adil kenapa harus aku yang merasakan kesedihan ini. Aku merasa mungkin jika aku tidak ada, tidak akan ada yang merasa kehilangan. Jam masuk pun tiba, dan semua murid belajar dengan hikmat

°°°

Kring...kring...kring...
Bel pulang berbunyi dan sontak membuat para siswa semangat, aku pun sama dengan mereka aku pulang kerumah tante Tania. Aku pulang naik angkot , diperjalanan pulang aku merasa sangat mengantuk. Akhirnya aku pun tertidur di dalam angkot

“Neng, bangun neng ini udah pemberhentian terakhir.” Kata sopir angkot

Aku merasa ada yang berbicara akhirnya aku bangun

“Neng, mau kemana sih kok dari tadi nggak turun-turun.” Kata sopir angkot

“Bang, bisa putar balik lagi nggak soalnya rumahnya kelewatan” Kataku memelas

“Neng kira ini angkot punya nenek moyang neng kali ya, turun..turun...” Kata sopir angkot sedikit membentak.

“Iya bang maaf ya” Sambil keluar dan memberi ongkos

“Iya neng, makasih Kalau mau putar balik tuh ada angkot yang mau berangkat.” Kata sopir angkot

“Iya bang makasih ya.” Balasku sambil pergi.

    Akhirnya setelah lama diperjalanan aku sampai di rumah tante Tania, aku pun masuk ke rumah. Ternyata tante Tania dari tadi nungguin aku. Aku pun sadar kalau ini sudah sore bahkan hampir gelap tetapi aku baru pulang.

“Baru pulang kamu, abis keluyuran dari mana jam segini baru pulang.” Kata tante

“Maaf tan tadi aku ketiduran diangkot.” Kataku memelas

“Oh ya, soal ayarat yang kemarin tante batalin soalnya tante pernah hutang budi sama ayah kamu. Anggap aja ini tanda terima kasih tante sama ayah kamu."
“Iya tan, makasih. Jisoo janji nggak akan ngerepotin tante.”

“Tapi kamu inget, kalau ada kegiatan selulang sekolah telpon dulu, karena kalau ada apa-apa tante juga yang repot.”

“Ok tan.”

Tante Tania pergi ke kamarnya dan aku pun masuk kamar.

    Dari awal aku juga sudah tahu kalau tante Tania nggak bakal tega liat keponakannya kesusahan, walaupun kelihatannya jahat tapi tante Tania itu sebenarnya baik.

Don't want to Lost AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang