「O4」

3.8K 703 103
                                    

suara tawa memenuhi gudang. tawa yang sangat lepas, dengan tujuan mengejek seorang anak laki-laki.

namanya huang renjun, dan ia menyesal karena sudah menuruti san.

"kau tahu apa yang membuatku tertarik dengan si cupu ini?" tangan san menyentuh kancing kerah seragam renjun.

"apa itu?" hyunjin yang menyilangkan kedua tangan didepan dada, menyahut.

huang renjunㅡ dengan posisi menyedihkan, kedua tangan yang diikat di kursi. rambut yang berantakan, kacamata yang dipecah begitu saja. dan terakhirㅡ pembullyan tak henti.

"dia sangat bodoh!"

krekk..

san menarik kerah seragam renjun, membuat kancing-kancing seragamnya copot dan dadanya terbuka begitu saja.

"aku rasa kita sudah cukup," jeno, yang sedari tadi duduk di meja bekas, kini turun menghampiri san dan renjun dengan rokok yang masih terhimpit di kedua jemarinya.

"ah, belum." san melirik rokok jeno, lalu menyambarnya begitu saja.

"ku ingatkan sekali lagi ya anak kecil. sekali lagi kau mengadu pada ibumu, ku pastikan kau dapat yang. lebih. buruk. dari. ini." ucap san, yang terdengar seperti ancaman.

san dan teman-temannya beranjak dari gudang. tetapi sesaat sebelum itu, ia menjadikan kedua tangan renjun sebagai asbak. juga dada renjun untuk mematikan ujung rokok itu.

"gunakan ini untuk melepaskan diri, bedebah." sebuah cutter dilemparkan dari san untuk renjun. pemuda tersiksa itu tersenyum, lalu berusaha melepaskan diri.

"kita lihat, sampai kapan ia akan tersiksa."

blue, choi san [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang