“j-jake gue mohon, hiks ... izinin gue sekalii aja ngomong sama jay.”
“berisik anj--”
citt...
“kenapa lo, jake?”
suara pintu ditutup, jake langsung mengarahkan pandangannya pada seseorang yang baru saja memanggilnya-- jay.
“JAY ... JAY ... INI AKU!!”
dan bodohnya ia lupa mengakhiri panggilan dengan wanita itu.
“anj**g.”
menyadari kedatangan jay, jake langsung mengakhiri panggilan yang sudah terhubung selama 15 menit itu.
“siapa tuh, kok tau kalo gue ada disini?”
sambil membersihkan tangan dan lehernya, jay berjalan ke arah jake yang sedang tersenyum lebar menatapnya.
“yaelah, ini si heesung kali jay, dia lagi prank call.” ucapnya sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
bohong, jake berbohong pada jay. karena ia tak mau melihat temannya lagi-lagi merasa jadi manusia paling putus asa diantara manusia lainnya.
jay yang mendapati jawaban jake itu terkekeh pelan, sesekali ia menyeka sudut bibirnya. “hahaha, apaan banget lo pada.”
“darimana, muka lo kusut amat kayaknya?” ungkap jake saat melihat raut wajah jay yang terlihat masam.
mata jay mendadak berubah menjadi tatapan dingin, tangannya yang sedang menggenggam ponsel pun tanpa sadar semakin erat menggenggamnya. “buang sampah.” tukas jay dengan singkat.
“rajin bener sohib gue!”
jay hanya terkekeh pelan menanggapi ucapan jake.
--
setelah mendengar bel berbunyi, menandakan jam pelajaran yang lebih cepat usai dari biasanya, kali ini jay menyempatkan diri untuk menghadang ningning didepan kelasnya.
saat kelas ningning sudah menyelesaikan jam pelajarannya, semua siswa berbondong-bondong untuk meninggalkan kelas, yang jelas mata anak-anak kelas ningning tak pernah luput untuk menatap seorang jay nabastala yang beberapa hari belakangan ini sering mendatangi kelasnya.
saat orang yang ia cari sedang berjalan seorang diri sambil menatap keramik lantai yang dipijaknya, jay bergegas menarik pelan lengan gadis itu.
“ning, gue ada acara sama keluarga, temen-temen juga ada dirumah-- lo mau dateng?”
mata ningning membulat, antara kaget dan juga ketakutan. “sama siapa aja?”
“anak-anak enhypen, bareng mama sama adik gue juga sih.”
“tapi gue nggak kenal temen-temen lo jay, maluu.”
jay menepuk pelan puncak kepala ningning sambil tersenyum kecil, “tenang aja kali, nanti mereka bakal ngajakin lo kenalan kok ... lo ikut ya, biar ketemu mama?” bujuknya.
“o-oke.”
dan keduanya pun berjalan beriringan menuju parkiran, tempat dimana biasanya jay memarkirkan motornya.
--
sejak awal kedatangannya didepan gerbang rumah jay, bibir ningning tak ada henti-hentinya berdecak kagum, sesekali menutupi wajahnya dengan kelima jari tangannya.
keduanya pun memasuki ruangan utama di rumah jay.
betapa terkagum-kagum nya ningning saat melihat isi ruangan utama rumah jay, juga furniture minimalis modern yang membuat mata ningning semakin berbinar-binar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] teman pulang [COMPLETED]
Fanfictionsemuanya bermula saat ningning bertemu jay di parkiran sekolah tempo hari. pernah nggak sih kalian mengalami suatu hal, dimana seseorang yang tiba-tiba datang malah ingin menjadikanmu teman pulang? uhm... atau teman rindu? teman pulang, jay park...