Seorang remaja perempuan berumur 17 tahun, dengan santainya ia berjalan. Sesaat dia berhenti sekejap, memakaikan headphone di kepalanya dan mulai menyalakan lagu menggunakan Handphonenya.
Setelahnya, dia berjalan dengan riang, berjalan melompati pagar pembatas [Pagar yang terbuat dari kawat dan dialiri dengan arus listrik] yang kini sudah rusak *lebih tepatnya dirusak*.
Lagu Alan Walker berjudul Alone seakan membuat suasana yang harusnya sepi dan mencekam menjadi ceria dan hangat baginya.
Dia terus berjalan sesuai tujuannya, Stasiun bawah tanah.
Setelah dia tiba di depan Stasiun dia mengangkat dagunya, memperkihatkan wajahnya yang tertupi hoodie jaketnya dan mengawasi sekitarnya, namun tidak ada sesuatu yang dia temukan. Hanya besi rongsokan, dinding retak bahkan roboh, tulang belulang yang bahkan ada organ-organ setengah membusuk, jangan lupakan juga banyak darah berceceran dimana-mana.
Dia memasuki Stasiun tersebut dengan masih mendengarkan lagu Alan walker_Alone. Dia turun melewati tangga dengan sepatunya yang bersuara.
(Tok..tok..tok..)
Suara sepatunya terus saja menggema saat menuruni tangga dengan setengah meloncat.
(Tok)
Suara sepatu terakhir sekaligus menjadi pusat perhatian para makhluk di sana.
Dengan santainya dia mengeluarkan Handphone di saku jaketnya dan mengganti lagunya dengan lagu Alan Walker_Play. Mengamati sekitarnya karena dia yang sekarang menjadi pusat perhatian. Lalu dia menurunkan hoodie jaketnya yang menutupi bagian dahi kepalanya.
Kedua tangannya mulai mengambil senjata di saku kanan dan kiri kedua kakinya. Memfokuskan kedua matanya...
(Dor)
Dua tangan dengan pistolnya berhasil menembak dua Zombie di depannya, dengan adanya suara tadi Zombie yang lain langsung saja menyerangnya dengan membabi buta.
Menyilangkan tangangannya dan mulai menembak lagi, lagi, lagi, lagi dan lagi.
( Dor..dor..dor..dor..dor..dor..dor )
Dengan kedua tangannya dia berusaha menyerang tepat mengenai kepala.
Langsung ke titik kelemahannya dan cepatlah mati, batinnya.
Dengan slogannya 'One shoot one kill' yang artinya satu tembakan satu terbunuh.
Dia terus saja menembak tanpa membidik, yeah...sudah sangat ahli.
(Dor..dor..dor.. psyu..)
"Sial...pake habis lagi nih pelurunya" Makinya kesal.
"Argh..." Pekiknya saat salah satu tangan Zombie berhasil mencakar pipi kirinya, beruntungnya cakarannya tidak begitu dalam hanya berupa goresan.
"Dasar makhluk menjijikkan akan ku bantai kau!"
Geramnya dengan mengeluarkan tiga bilah belati di jaketnya, melemparnya dengan sasaran yang sama. Kepala.
( Psyu...jleb)
Bunyi tiga belati tadi secara bersamaan dan tepat membunuh tiga Zombie.
Dia mengusap pipi kirinya sesaat, melihat tangannya berdarah menandakan jika luka yang dideritanya akan menimbulkan bencana di esok harinya.
Tidak mau membuang-buang waktu dia terus menembak Zombie-Zombie itu hanya dengan satu senjata. Pistol.
Suara tembakan terus saja terdengar..
.
.
.
.
.
.(Dor)
Tepat. Tinggal sisa satu lagi, Zombie.
Dia akan menarik pistolnya dan mengarahkannya ke kepala Zombie namun tidak, karena pelurunya sudah habis lagi.
"Urghhh..apa boleh buat"
Dia akan mencabut pisau di salah satu Zombie yang sudah benar-benar Mati. Namun sialnya Zombie yang tertinggal itu malah menuju ke sana.
Dengan berlari dia melompat di udara, meluruskan kakinya dan berputar.
(Bugh)
Ketika tendangannya berhasil mengenai kepala Zombie tadi. Tak hanya menendang kepalanya dari samping dia lalu mengarahkan kakinya dari atas.
(Bugh)
Yeah...dia menendang kepalanya lagi namun kali ini dari atas.
(Duk)
Dia pun jatuh di lantai stasiun dengan posisi tubuh yang bertumpu di lutut kaki kanannya, tanpa menunggu lagi dia menjegal Zombie di depannya.
Langsung tapi pasti dia mencabut belati di kepala salah satu Zombie.
"Kau...yang membunuh ibuku, kau menghancurkan dunia, dasar makhluk tak bergunaaaaaa!!"
Geramnya dan langsung saja dia menebaskan belatinya secara acak,
(Sing..sing..sing..sing)
Dia terus saja menebaskan belatinya di tubuh Zombie itu tanpa ampun.
(Jleb)
Akhir dari peperangan ini sudah terjadi. Dia langsung menghunus belatinya ke kepala Zombie.
"Huh.."
Dengan menghela nafas dan mengusap dahinya, yang penuh keringat dengan punggung tangannya.
"Akhirnya..selesai juga, tapi kurang seru!"
Ucapnya sambil menunjukkan senyumannya yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Or War
Mystery / Thrillerantara 'Mati' atau 'Berperang' manakah yang akan kamu pilih? Dunia yang kini sangat berbeda. Dimana hanya karena satu kecelakaan bisa menyebabkan seakan-akan dunia ini hancur. Dunia ini berubah, bahkan hampir tak kukenal. Hanya karena ulah orang-ora...