| | R H E A - 1 | |

15 4 0
                                    

"Rhea berhenti menulis dulu. Duniamu tidak hanya untuk menulis saja. Lihat dunia sekitarmu Rhe," omel Bunga--Mama Rhea--

"Mama ... dikit lagi selesai, bentar ya," rengek Rhea.

"No Rhea! Stop it Rhea" dengan berat hati Rhea menutup buku tersebut. Bunga--Mama Rhea-- seorang perempuan blasteran Inggris dan Indonesia. Karena ia dan ibunya mengikuti jejak ayahnya tinggal di Indonesia, Bunga pun mendapat seorang suami berasal dari negara Indonesia sama seperti ayahnya. Maka jika Bunga sudah mengeluarkan bahasa dari tempat kelahirannya, berarti ia tak bisa dan tak ingin dibantah lagi.

Bunga menghela nafas dengan berat. "Rhea jangan terpaku akan duniamu. Kamu tidak sendiri tinggal di dunia ini. Apakah menulis tidak membuatmu bosan? Itu hanya membuang waktu saja Rhea." kata Bunga dengan menatap anak bungsunya lekat-lekat.

Muka Rhea memerah menahan amarah dan kekesalannya, "Mama sudah berapa kali Rhea bilang jangan merendahkan dunia Rhea. I like to write. I love her ... So do not ever bans you. I really love my world very much" Rhea menatap Mamanya dengan tatapan kecewa dan terluka. Bunga mengalihkan pandangannya ke arah lain selain mata Rhea.

"Sorry ... i don't mean it like that. Mama hanya ingin kamu melihat dunia luar yang lebih indah, tidak duniamu yang hanya ditempat saja" ujar Mama Rhea, berharap mengerti akan maksudnya.

"Aku tak peduli. Aku sudah bahagia dengan duniaku. Aku merasa dunia sudah lebih dari kata indah. Jadi, jangan usik duniaku lagi."

"Okay. Up to you." Mama Rhea pergi meninggalkan Rhea dia ayunan depan rumahnya.

Setelah kepergian Bunga, Rhea tertunduk lemas. Ingin rasanya menangis namun air mata ini tak bisa keluar lagi, air mata ini terasa sudah habis karena terlalu sering menangis.

Mengapa setiap orang tak pernah menganggap sebagai penulis itu hal yang membanggakan?

Mengapa setiap orang selalu menghujat seorang penulis?

Mengapa setiap orang menganggap menulis hanya membuang waktu?

Mengapa? Mengapa? Kata itulah yang mewakili semua pertanyaan ini.

Padahal menjadi penulis itu menyenangkan.

Pikirkan saja.

Jika tak ada penulis, mungkin tak akan ada orang yang pandai membaca di dunia ini.

Jika tak ada penulis, maka tak akan orang yang mempunyai wawasan.

Jika tak ada penulis, tak akan ada yang tahu bagaimana dunia ini.

Jika tak ada penulis, maka dunia ini akan monoton. Tak akan ada bacaan. Tak akan ada orang yang hobi membaca.

Masih ingin menghujat seorang penulis?

Masih ingin mengatakan menulis itu hanya membuang waktu?

Menulis itu menyenangkan.

Menulis itu melegakan.

Bagi Rhe seseorang yang tertutup menulis itu menyenangkan. Sangat menyenangkan.

Bagaimana tidak? Dia merasa dekat dengan Mamanya namun tak pernah berani mengungkapkan perasaannya. Jangankan perasaan sedih, perasaan senang saja sering ia simpan sendiri. Dia takut mama terbebani, karena itu Rhea lebih memilih menulis. Cara terbaik untuk mengungkapkan perasaan.

Menulis adalah keseharian. Tak pernah sekali pun Rhea absen dalam menulis bahkan dia rela tidak makan hanya untuk menulis.

Mungkin orang-orang tak tahu bagaimana pengorbanan seorang penulis.

Maka jika ada orang yang tidak menyukai dia menulis maka dia akan bisa jadi seorang yang keras kepala dan pemarah.

Jadi jangan menghina tulisan seseorang, sejelek apapun itu. Mereka pasti ingin memberikan yang terbaik untuk pembacanya.

Setelah beberapa lama melamun Rhea kembali ke dunia nya, apalagi jika tidak menulis.

Seorang penulis tak membutuhkan apapun. Cukup beri pena dan buku, maka dunia terasa sangat indah baginya:)

RHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang