1 [REVISI]

2.4K 98 4
                                    

Ini Bukan Cerita Nameera dan Temannya
_____________

Apa yang dilakukan orang jika kehilangan support system dalam hidupnya? Bertahan hidup dengan segala macam rintangan dunia tanpa ada gairah untuk menjalani hidup yang sesungguhnya. Atau memilih mati karena merasa sendiri?

Dua pilihan itu selalu mengiang di kepala seorang mahasiswa perempuan tingkat akhir, jurusan Pendidikan Guru Sekolah TK. Meliya Nameera namanya.

Menjadi anak bungsu dari keluarga kaya bukanlah pilihannya. Terlebih dirinya adalah satu-satunya anak perempuan diantara kedua kakak laki-lakinya. Orang tuanya sudah pasti memiliki keinginan tersendiri untuk masa depan putri satu-satunya.

Jauh-jauh hari sebelum Nameera masuk SMA, Ibunya sudah merencanakan bahwa ia akan menjadi seorang dokter spesialis mata. Dalam setiap kesempatan, ibunya selalu saja memiliki celah untuk membicarakan bahwa Nameera akan menjadi dokter sukses dengan berbagai macam penghargaan.

Namun pada kenyataannya, Nameera tidak pernah memiliki ketertarikan pada dunia kesehatan. Menjadi seseorang yang bekerja siang malam di dalam ruangan pesakitan bukanlah mimpinya. Hidupnya akan terlalu monoton jika hanya dihabiskan di dalam ruang operasi.

Ia lebih suka bekerja tanpa harus membatasi geraknya. Menjadi ekspresif adalah dirinya.

Ia akan jauh lebih gembira saat mengerjakan sesuatu dengan gerak bebas. Oleh karena itu, setelah lulus SMA Nameera memantapkan hati untuk menjadi seorang guru TK. Bayangannya, ia akan mengajar di sebuah sekolah tanpa tembok-tembok penghalang. Menjadikan gunung-gunung dan pepohonan, lukisan nyata yang menghiasi kelas belajarnya.

Bayangannya luntur seketika saat mengingat keinginan Ibunya. Ia tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah memberikan kasih sayang kepada dirinya.

Hingga akhirnya Nameera berusaha untuk mencoba, ia memilih jurusan kedokteran pada pilihan kedua di lembar pendaftaran online.

Maka, pilihan pertamanya tetap pada keinginan Nameera yaitu Guru Sekolah TK. Dan pilihan kedua adalah Kedokteran. Dua bidang yang sangat bertolak belakang bagi Nameera.

Doa selalu ia panjatkan menjelang pengumuman.

Betapa terkejutnya Nameera saat mengetahui bahwa dirinya diterima oleh PTN dengan jurusan kedokteran.

Diterima sebagai mahasiswi fakultas kedokteran bukanlah sesuatu yang mustahil bagi Nameera. Dirinya tidak kalah pintar dibandingkan dengan orang-orang yang juga mendaftarkan diri sebagai mahasiswi kedokteran. Buktinya ia diterima.

Namun sayang sekali, kemauannya bukan ada di sana, tapi ada pada Universitas swasta dengan jurusan Pendidikan Guru TK. Itulah yang menjadi pilihannya, meskipun tidak ada restu sang ibu di sana.

"Ngapain bengong di sini?" Nameera menoleh, ia mendapatkan seseorang yang hampir tiga tahun ini menjadi temannya. Salah satu orang yang menemaninya di saat-saat yang tidak ideal.

"Udah selesai bimbingan? Sherly kemana?" Bukannya menjawab,  Nameera justru balik bertanya.

Sherly adalah satu-satunya teman yang bertahan sejak dulu meskipun semua orang tidak mau lagi berteman dengannya. Saat teman-teman mereka memanfaatkan keadaan Nameera, Sherly adalah satu-satunya orang yang berteman tulus dengannya dari dulu sampai sekarang, yang akhirnya ditemani oleh Fadhil untuk mendampingi hidupnya yang kesepian.

Dulu, teman Nameera ada banyak. Tapi mereka tidak bisa bertahan, dengan alasan sudah tidak satu frekuensi. Padahal, kenyataannya mereka meninggalkan Nameera karena Nameera sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi, karena segala fasilitas Nameera yang menjadi fasilitas bersama saat itu dicabut oleh sang ibu. Sejak lulus SMA semua teman terdekatnya tentu saja tahu apa yang menjadi alasan semua fasilitas itu dicabut begitu saja, tapi bukannya mendukung apa yang menjadi cita-cita Nameera, mereka justru melabelinya problematik.

NAMEERA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang