Chapter 2 : Batu alam?

0 2 0
                                    

***

Author VOP

Seperti hari sebelumnya, ezzra selalu mengenakan pakaian tertutup jika hendak pergi keluar dari apartemennya.
Kali ini dia mengenakan rok sepan selutut dan kemeja putih yang dilapisi dengan blazer hitam.

Blazer sempit itu membuat bentuk tubuh ezzra yang bahk gitar spanyol terekspos walaupun sangat tertutup.

Ezzra membiarkan rambut panjang bergelombang miliknya tergerai.
Entah kenapa dia ingin memamerkan rambut indahnya itu hari ini.
Wajahnya hanya di poles dengan bedak padat dan sedikit tambahan lipstik.

Ezzra mengenakan sepatu kerjanya dan keluar dari apartemennya.

Di luar gedung apartemennya, asisten pribadi beserta supirnya sudah menunggunya.

"Sudah siap bu?" Tanya pria berusia 45 tahunan itu pada ezzra.

"Iya pak..
Kita berangkat sekarang." Pak kasman membuka pintu untuknya dan doni asistennya.
Setelahnya pak kasman membawa mereka ke tempat doni membuat janji dengan klien ezzra.

Setelah 30 menit berlalu akhirnya mereka tiba di depan sebuah klub malam.
"Loh don..
Ini kita mau meeting atau mau hang out?" Tanya ezzra dengan kebingungan pada doni yang hanya cengegesan sambil menggarut kepalanya.

"Klien kita maksa biar datang ke sini ajah bu." Jawab doni dengan senyum memohon maaf karna sebelumnya dia tidak memberitahukan tempat pertemuannya dengan kliennya.

Ezzra hanya mendengus kesal dan masuk ke dalam klub malam itu.
Petugas keamanan klub nampak sangat kebingungan melihat ezzra yang mengenakan pakaian formal.
Jika laki' yang mengenakan fakaian formal tentu akan memberi kesal wibawa dan berduit.
Tapi ini perempuan tentu mereka sedikit bingung.

"Saya bukan petugas kepolisian yang lagi razia.
Saya cuman mau ketemu klien gila yang ngajak meeting di sini." Mendengar perkataan tajam dari ezzra, petugas klub itu hanya tersenyum canggung sambil mempersilahkan dia dan doni masuk.

"Bu mau pesan apa?" Tanya doni pada ezzra yang sedang asik mengutak-atik hpnya. Sambil melewati kerumunan orang yang memenuhi club malam itu.

"Apapun selain alkohol." Jawab ezzra singkat.

Ezzra memasukkan hpnya ke sling bagnya dan hanya memperhatikan suasana klub malam itu dengan seksama.
Dia mendudukkan pantatnya di kursi bar.

Ezzra memincingkan matanya pada beberapa gadis yang menatapnya remeh dari arah sofa yang ada di sudut ruangan.

Para gadis itu tampak memperhatikan penampilannya yang terkesan sangat polos sebenarnya.
Tampa make up dan pakaian yang tidak layak ke sebuah club malam.

"Ini minumannya bu." Seorang pelayan memberikan segelas minuman pada ezzra. "Kemana anak itu?" Pikir ezzra sambil celingukan mencari doni.

Ezzra hendak meminum, minuman yang tadi di serahkan pelayan club padanya.
Tapi ezzra diam dan malah memejamkan matanya dan mencium aroma dari minuman itu.

"Maaf..
Saya tidak pesan alkohol, berikan soda saja!" Seru ezzra pada pelayan wanita yang hendak pergi itu.

"Itu bukan alkohol bu." Jawab wanita itu dengan sedikit ketakutan.

Ezzra tertawa sumbang saat melihat ekspredi wanita itu, dia sudah paham apa yang sedang terjadi.

"Berikan ini pada orang yang menyuruhmu, bilang kalau saya masih bisa membedakan mana alkohol mana air." Ezzra menyerahkan gelas itu dan pelayan itu pergi membawanya entah kemana.

Laezzane : Me & My Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang