Titik Mimpi

3 0 0
                                    

“Hey, akhirnya kau datang juga.”

Berdiri di pinggir rooftop seperti ini bukanlah keahlianku. Salah langkah sedikit aku bisa saja tergelincir jatuh dari apartemen berlantai tiga ini. Tapi aku tak akan mengalah padanya. Entah bagaimanapun, aku harus mendengar pernyataan itu darinya.

“Jadi, apa jawabanmu?” tanyaku lirih tak sanggup mendengar kata yang terlontar darinya.

“Apa lagi yang perlu kujawab, sayang?” jawabnya.

Aku tau ini akan terjadi. Aku tau dia keras kepala. Dia tau jawaban apa yang kunanti. Tapi tak sedikitpun pernyataan itu terucap darinya.

Aku tak mau tau. Pertanyaan yang telah bersarang di kepalaku tak dapat kucegah lagi. Aku bisa gila karenanya.

“Jawab apa yang sebenarnya terjadi atau aku akan melompat dari sini.” ancamku.

“Nora! Stop! Jangan bertindak kekanakan seperti ini! Kumohon, Nora. Dengarkan aku. Turunlah!” lelaki yang sedari tadi hanya bisa berdiri menahan emosi mulai melangkah mendekatiku.

Satu langkah kaki kananku mundur. Satu langkah lagi tubuhku akan benar-benar terjun. Aku tak peduli. Angin musim dingin bisa saja mendorongku jatuh dari atas sini. Tapi aku lebih baik mati daripada harus menghadapi kenyataan pahit yang memalukan.

“NORA!!” teriaknya sekali lagi.

“Jangan mendekat atau aku akan dengan senang hati melangkahkan kakiku untuk terakhir kalinya.” ancamku ketus.

Bisa kulihat raut mukanya yang menahan amarah. Perlahan lelaki itu mundur menjauhiku. Tak ada sepatah kata lagi yang keluar darinya. Hening. Hanya tatapan matanya yang menatap lurus ke arah mataku. Kulihat kedua tangannya meremas angin dan napasnya mulai menderu. Aku tau dia frustasi.

“Katakan yang sebenarnya padaku, pa. Aku butuh kepastian.” pintaku lagi

Lelaki yang kupanggil papa itu bungkam. Dan aku benci padanya karena ini. Ditambah lagi dengan kemunculan sosok itu. Berlari kecil dengan high hills merah marun, berdiri terengah-engah disamping papa.

“Nora sayang, kumohon turunlah.”

Dia mamaku. Penyebab dari kegilaanku ini. Entahlah. Aku tak berani lagi membuka mata. Kuserahkan semuanya pada Tuhan.

***

Titik MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang