Prolog

61.5K 1.3K 50
                                    

Author Pov

Seorang anak kecil laki-laki tengah berlari dengan begitu riang bersama dengan kakaknya di taman yang begitu luas. Kedua anak kecil yang terdiri dari perempuan yang merupakan sang kakak dan adiknya adalah berjenis kelamin laki-laki itu tengah berlarian mengambil bola yang baru saja di lemparnya.

"Kakak, adek pelan-pelan nanti jatuh" teriak seorang wanita berhijab yang tengah duduk dibawah dengan beralaskan karpet. Dimana wanita dewasa itu tengah sibuk menyiapkan bekal makanan yang dibawanya dari rumah tadi. Walaupun dia sibuk menyiapkan makanan itu tetapi tak lupa dia juga terus mengawasi kedua anaknya.

"Iya bunda" jawab keduanya secara kompak kemudian mereka kembali melanjutkan bermain bersama dengan riang.

Seorang wanita yang tadinya sibuk menyiapkan makanan itu, kini pekerjaannya sudah selesai dan sekarang dia memfokuskan dirinya mengamati anak-anaknya yang begitu riang hanya bermain di taman seperti ini bersama dengan teman-teman yang lainnya.

"Kakak, adek, maafin bunda yah. Bunda hanya bisa mengajak kalian bermain di taman seperti ini dulu, doakan bunda supaya tabungannya cukup biar bisa ngajak kalian jalan-jalan ke Disneyland sesuai impian kalian" gumamnya sendiri hingga tak terasa air matanya mulai menetes juga.

Dia kini langsung merasa sedih mengingat kedua anaknya yang belum juga di bahagiakannya. Bahkan hal sepele untuk mengajaknya liburan saja dia tidak bisa, dan hanya seperti inilah yang dia bisa untuk mengajak kedua anaknya berlibur kecil-kecilan disebuah ditaman sekaligus ber camping. Oleh sebab itu, dia langsung merasa sedih jika seperti ini. Tetapi ketika melihat anak-anaknya bahagia seperti itu membuat rasa sedihnya hilang begitu saja.

"Kamu gak boleh sedih gini... Kalau anakmu melihatnya kasian mereka. Kamu harus semangat bekerja lebih keras lagi biar bisa bahagiain mereka" ucapnya sendiri untuk menyemangati dirinya agar dirinya bisa kembali bangkit dan tidak terpuruk seperti ini. Karena jika tidak dia sendiri yang menyemangatinya lantas siapakah orang yang akan menyemangatinya lagi. Jadi sekarang dia harus bangkit dan bersemangat lagi untuk kedua anaknya.

"Bunda-bunda" seorang anak perempuan berumur tujuh tahun datang menghampirinya. Dia adalah putri sulungnya.

"Iya kakak" jawabnya dengan tersenyum lebar.

"Adek minta es krim coklat yang disana" jawab anak kecil itu sambil menunjuk ke penjual es krim yang berada tak jauh dari tempatnya.

"Oh iya bunda belikan yah. Kakak mau rasa apa?" Tanyanya sambil mengambil tasnya yang berada tak jauh dari tempatnya.

"Kakak gak usah bunda, adek aja" mendengar jawaban dari putrinya ini membuatnya hampir saja kembali menitikkan air matanya. Namun sebisa mungkin dia tahan.

"Kakak gak perlu takut, bunda masih uang kok. Kakak mau rasa apa sayang?" Dia menanyainya dengan berjongkok sambil memegang pelan pipi putrinya.

Dia tau putrinya seperti ini, pasti dia memikirkan tentang apakah dia masih ada uang atau belum, karena memang kondisi keuangannya saat ini tengah menipis dengan dia belum menerima gajian jadi putrinya pasti tau akan hal ini. Tetapi uangnya masih cukup untuk membelikan kedua anaknya es krim, terlebih besok dia sudah gajian jadi dia tidak perlu khawatir uang untuk hidup mereka besok.

"Bunda sudah gajian?"

"Belum sayang, mungkin besok. Tapi bunda masih ada uang kok, kamu gak perlu khawatir gitu yah. Jadi kakak mau es krim rasa apa?"

"Strawberry saja bunda"

"Okey, kalau gitu bunda beliin buat kakak dan adek. Tapi kakak disini jaga adek yah"

"Iya bunda pasti, hati-hati bunda"

"Iya sayang" anak kecil itu melambaikan tangannya kearah bundanya yang melangkah semakin jauh.

JANDA?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang