Kukira akan mudah saat aku menerapkan batasan-batasan tegas antar lawan jenis. Toh dari dulu pun aku tak pernah bisa benar-benar bisa berbaur dgn lawan jenis. Jangankan dengan lawan jenis dengan sesama jenis pun aku sering kesulitan. Tapi nyatanya tak semudah itu menghadapi cobaan berupa pria-pria modus. Apalagi diusiaku yg sekarang. Semisal di chat, kukira akan mudah. Karena dari dulu pun aku menerapkan konsep jual mahal yg terkesan sombong. Yg sekarang aku ganti tujuannya yg tadinya tarik ulur menjadi menta'ati perintahNya. Sekelebat pertanyaan muncul 'apa aku tidak terlalu keras pada diriku sendiri? Toh itu cuman chat ngga ngapa-ngapain kok, lagian inikan hal normal yg orang lain pun byk melakukan'. Tapi satu kesadaran pun muncul, bukan aku yg menentukan mana-mana saja batasan-batasan wajar dgn lawan jenis tapi Penciptaku, dan aku hanya tinggal menta'ati nya. Betapa Ia telah dgn hebatnya memuliakan perempuan, lalu mengapa aku harus menghinakan diri saat Penciptaku memuliakanku. Meski sungguh tak mudah, menahan diriku sendiri agar tak membalas pesanmu disaat aku memang menantikannya. Tapi aku ingat prisip yg coba kupertahankan, bahwa aku ingin diraih dengan cara yg benar dan di RidhoiNya. Aku ingin Dia menyatukan kita dengan cara yg indah yg di RidhoiNya bukan yg di MurkaiNya. Karena aku percaya akan Janji-JanjiNya pada hamba-hamba-Nya. Ia akan mempertemukan kita di waktu yg tepat, aku hanya perlu memantaskan diri dan mempersiapkan diri.
NurFitrianiBandung, 10 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Opinion's
Non-Fictionpemahamanku dalam menanggapi hal-hal random yg terjadi di masyarakat. Apa-apa yg aku rasakan terhadap sekitar.