Ketika kita kecewa, sebetulnya kita kecewa bukan karena orangnya, tapi kita kecewa karena orang yg bersangkutan tak dapat memenuhi berbagai ekspektasi yg kita harapkan. Padahal siapa kita hingga berharap orang lain memenuhi ekspektasi kita bahkan ketika tanpa diminta. Hanya karena dia berlaku baik bukan berarti kau spesial. Tentang spesial itu sendiri, menurut bukunya ' ardhimd dalam what's so wrong about your life ' ketika kita menspesialkan seseorang, bukan berarti seseorang itu benar-benar spesial, melainkan karena kita pun menginginkan sesuatu dari orang tersebut semisal timbal balik yg serupa. Back to topic, jadi sebenarnya kita ngga kecewa sama dianya tapi kecewa sama harapan yg kita ekspektasikan yg ga berbanding lurus dgn kenyataan. Kita tidak bisa menggantungkan harapan pada makhluk serapuh manusia, karena manusia hanyalah makhluk yg hanya pandai berkeinginan bukannya mengabulkan keinginan. Karena sejatinya kita haruslah berharap hanya kepada sang pencipta yg takkan pernah mengecewakan hambanya. Seperti nasehat indah imam Syafi'i " ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Alloh timpakan ke atas kamu pedihnya suatu pengharapan, supaya kamu tahu bahwa alloh sangat mencemburui hati yg berharap kepada selain Dia, maka Alloh menghalangi dari perkara tersebut agar kamu kembali padaNya ".
Ya jelaslah kita kecewa wong kita dengan sembrononya menduakan yang Maha Kuasa dengan sengaja menaruh harap pada makhlukNya. Ya pasti Dia marah dgn menimpakan kepedihan, supaya kita kembali kepadaNya. Dan kembali menaruh harapan pada tempat yg semestinya, yaitu pada sang pecipta Alloh SWT. Hanya kepada Ialah sebaik-baiknya tempat menggantungkan harapan.Nur fitriani
15 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Opinion's
Kurgu Olmayanpemahamanku dalam menanggapi hal-hal random yg terjadi di masyarakat. Apa-apa yg aku rasakan terhadap sekitar.