bagian 3

409 24 2
                                    

"Tuan Lan maafkan kami telah membuat keributan di rumah anda. Seperti nya cara ini tidak akan berhasil." MengYao menghilang nafas nya
"Tuan Song,.. Aku sudah memperingatkan anda waktu itu. WangJi pun sudah tidak bisa kah keluarga anda tidak lagi mengganggu nya?". MengYao angkat bicara.
"Maafkan saya, tetapi bagaimana pun Xue Yang pernah menjadi keluarga kami. Aku.. Aku benar benar ingin melurus kan kembali hubungan kami... Aku mohon Tuan Lan bantu kami..." Tidak tega melihat istri dari Tuan Song memohon seperti itu. Xichen melihat kearah istri nya dengan senyum teduh nya seolah berkata 'kita bantu mereka ya'. MengYao yang melihat itu tidak memiliki pilihan lain selain menganggukan kepala nya pasrah.
"Kami akan membantu sebisa kami."
Xingchen tersenyum bahagia mendengar ucapan Xichen.
"Terimakasih.. Terimakasih Tuan Lan." Song Lan merasa lega melihat istri nya sedikit lebih tenang.
"Baiklah, kami permisi selamat malam Tuan Lan"
"Selamat malam". MengYao dan Xichen mengantar tamu mereka sampai ke depan pintu.
"Er-Ge.. Apa kau yakin akan membantu mereka? Xue Yang bisa saja semakin terluka." Tersenyum hangat Xichen melingkarkan sebelah lengan kokoh nya memeluk pinggang lelaki lebih kecil di sebelah nya itu.
"Mungkin akan sulit. Tetapi, selama kita membantu nya semua akan baik baik saja. Mereka tampak amat sangat menyesal A-Yao.. Aku tidak tega." MengYao menghelang nafas nya.
"Kau terlalu lunak Er-Ge". Terkejut dengan ucapan istri nya. Xichen tersenyum jahil,
"Yeah.. Aku hanya akan keras saat di ranjang kita". Bisik nya membuat wajah MengYao memerah malu.
"Er-Gee...." Xichen tertawa lalu mereka pun masuk kedalam rumah.

# Di tempat lain #

"Xue Yang berhenti!.. Berhenti berlari!...." WangJi terus berusaha mengejar Xue Yang yang berlari entah kemana.
"Xue Yang!..."
"Lepaskan!.. Lepas kan aku!". Xue Yang meronta saat lengan kecil nya berasil di genggam erat oleh Wangji.
"Tenang.. Tenangkan diri mu.. Tenang..." WangJi memeluk erat pemuda jauh lebih kecil itu. Mengelus punggung nya dengan lembut berharap hal itu bisa membuat nya tenang.
"Kenapa?! Mengapa?! Mengapa mereka harus kembali muncul di kehidupan ku! Apa yang mereka ingin kan?!" Xue Yang menangis keras.
"Apa mereka fikir kata maaf bisa mengembalikan semua keadaan dalam sekejab?!... Aku benci! Aku membenci mereka!.." Hati WangJi semakin teriris melihat kekasih tercinta nya tampak amat sangat frustasi.
"Mereka tidak akan menyakiti mu lagi.. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.." Isakan Xue Yang masih terdengar keras. Tetapi ia sudah sedikit lebih tenang.
WangJi pun tak henti mengelus lembut punggung kecil dalam pelukan nya itu.
"Semakin larut.. Ayo kita pulang". Xue Yang mengangguk. Mereka pun memutus kan untuk pulang ke apartemen milik Xue Yang.

# Apartemen Xue Yang #

"Er-Ge.. Menginap ya.. Aku tidak mau tidur sendiri an.." WangJi mengangguk.
"Mn.. Sebelum itu apa kau ingin makan lebih dulu?" Xue Yang menggeleng
"Tidak.. Ingin langsung tidur saja".
"Baiklah ayo tidur". Mereka pun tidur bersama.

Malam berhati pagi. Matahari mulai memancarkan sinar nya. Walau sudah bangun sejak tadi. Wangji tampak masih sangat betah memandangi wajah tidur kekasih nya itu. Sampai akhir nya ia harus membangun kan kekasih nya itu karna ia ada kelas pagi hari ini.
"Xue Yang.. Bangun lah Xue Yang...." Xue Yang tampak terganggu lalu perlahan membuka mata nya.
"Apa sudah pagi?? Hoaamm.. Aku masih mengantuk". Tersenyum tipis melihat kekasih nya itu masih tampak malas untuk bangun WangJi mengecup sayang pipi nya.
"Bersiaplah kan aku buatkan sarapan untuk mu. Lihat sudah jam berapa.." Xue Yang mengerutkan bibir nya lucu.
"Iya iya baiklah".

15 menit kemudian

"Uwaa wangi sekali aroma roti panggang nya." Xue Yang telah rapi dengan tas punggung di pundak sebelah kiri nya. Duduk dengan nyaman menunggu kekasih datar nya itu menghidangkan sarapan untuk nya.
"Ku harap kau suka, roti panggang selai coklat juga coklat hangat." Xue Yang mengacungkan jempol nya
"Er-Ge memang yang terbaik." mereka pun sarapan dengan nikmat nya.

# Kampus #

Seorang gadis berpakaian SMA tampak memperhatikan gerbang kampus di mana Xue Yang berkuliah. Sikap nya terlihat mencurigakan seperti ingin bertanya namun sungkan. Huaisang yang melihat itu pun menghampiri nya.
"Nona apa yang kau lalukan di sini?"
Terkejut A'Qing pun tertawa canggung.
"Aku sedang mencari teman lama ku. Aku dengar ia berkuliah di sini. Apa kau mengenal nya? Xue Yang nama nya." A'Qing menunjukan foto seseorang melalui ponsel nya.
"Xue Yang??.. Tentu saja kenal. Dia adalah sahabat ku. Apa yang kau ingin kan dari nya?". 'Bagus!' Batin A'Qing.
"Aa aku sudah lama sekali tidak bertemu dengan nya dan aku ingin memberi nya kejutan apa kau bisa membantu ku mencari alamat nya?"
"Aah itu mudah, sebentar yaa".
Huaisang tampak mengotak-atik ponsel nya lalu menunjukan alamat rumah Xue Yang melalui ponsel nya.
"Ini alamat nya, salin lah."
"Baik". Denga. Cepat A'Qing mencatat nya.
"Terimakasih kakak.. Dan tolong rahasiakan ini dari nya yaa kejutan nya akan gagal jika ia tau." A'Qing memberikan senyuman terbaik nya.
"Tentu aja Gadis kecil semoga kejutan mu berhasil". A'Qing pun pergi.
"Xue Yang beruntung sekali. Aku juga ingin kejutan". Huaisang berguman sendiri.

TBC!!!

sayangi aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang