Zahra berlari ke depan kelas nya seraya menepis nepis baju yang basah kena hujan,dibulan desember ini sedang musim hujan hanya saja zahra lupa membawa mantel nya.
" habis mandi dimana ara" tanya gio teman sekelas zahra
teman sekelas zahra memanggil nya dengan panggilan ara karena mudah dan lebih akrab" widih.. mandi,gak lihat hujan apa ?mata loe buta ya" dengus zahra
" canda aja kali ra,serius amat " gio terkekeh geli melihat wajah ara yang mulai kesal
" tau ah,bodo amat " zahra memasuki kelas nya
"sensi amat? lagi datang bulan ya" mengikuti langkah zahra
"anak siapa nih,kok nyebelin banget" teriak zahra yang semakin kesal
teman sekelas nya pun tertawa mendengar ocehan gio yang terdengar sangat menyebalkan bagi zahra.
" udah udah zahra nya jangan di godain mulu " tegur syaya sahabat zahra
zahra menarik kursi dan membawa nya keluar kelas,diletak nya kursi dikoridor kelas nya .
" capek" satu kata keluar dari mulut nya
di duduki nya kursi yang dia letakkan tadi,wajah nya terlihat pucat,kelopak mata nya yamg terlihat sebab dan coklat kehitam hitaman menandakan bahwa dia kuramg tidur.
" kamu kenapa ra" tegur syaya seraya menepuk bahu nya
" eh syaya, ngagetin tau " menenggelamkan wajah nya ditangan
" kalo ditanya dijawab,kamu kenapa" rungut syaya
" cuma capek,lagi banyak masalah"terdengar dia menghembuskan nafas nya dengan kasar
" kalo ada masalah cerita " menghempaskan pantat nya di kursi sebelah zahra
" gak apa apa kok " senyum zahra yang terlihat dipaksakan
" yaudah kalo kamu belum siap cerita sekarang gak apa apa kok,tapi kalo.butuh teman curhat cerita aja sama aku " senyum syaya dengan tulus.
syaya tidak mungkin memaksakan zahra agar mau menceritakan masalah nya ,syaya paham dengan sahabat nya yang satu ini dan zahra memang sedikit tertutup.
" iya,makasih " hampir tak terdengar
" ra" panggil syaya
"iya sya"menoleh ke arah syaya
"aku gak suka kamu yang sekarang,pendiam gak pecicilan dan gak humoris lagi " kata syaya dengan jujur
" aku juga aneh sama diri aku sendiri,aku ngerasa gak kenal sama aku sendiri. aku juga ngerasa kalo aku gak suka ngomong lagi kayak nya diam itu lebih enak " kini tatapan nya beralih ke rintik rintik hujan nya jatuh diatas tumbuhan di depan nya
" aku kangen kamu yang dulu .. yang suka buat orang lain ketawa " tatap syaya ke wajah zahra
" aku usahain ya " tersenyum tapi senyuman ke hujan bukan ke syaya
" iya aku juga kangen syaya yang nyebelin " sela gio dari belakang
" hobi banget dah.. kek jelangkung " dengus syaya
" kok jelangkung " dengan wajah kaget yang dibuat buat
" ya habis nya lo nongol secara tiba tiba tanpa di undang" sewot syaya
" sebahagia dirimu lah " jawab gio tak perduli
" nih bocah kenapa " lanjut gio lagi menunjuk zahra
" gak tau " jawab syaya acuh
" kesambet apa lo ra " tanya nya lagi ke zahra
" gak apa apa " tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRA
Teen FictionZahra duduk termenung seraya menatap buku biru di tangannya,zahra menutup nya dengan kasar kemudian di angkat tangannya untuk menutupi wajahnya. Sesekali terisak, Ia luahkan segala rasa sakit di hati nya,zahra masih terisak dalam kesakitan yang beg...