#1. Handsome Prince

59 7 2
                                    

Pagi hari yang cerah pada suatu istana kerajaan Joseon yang megah. Pada sudut kerajaan, terdapat dayang-dayang istana yang tengah mengobrol.

"Hei, bukankah Pangeran Dae Hwa itu sangat tampan? Kulitnya putih, hidungnya mancung, matanya bersinar, dan bibir merahnya yang selalu melemparkan senyum pada setiap orang yang ditemuinya. Dia sangat cocok menggantikan posisi takhta yang mulia Raja Dae Sung," ujar seorang dayang.

"Ya, aku pikir juga begitu. Tapi, menurutku dia menjadi putra mahkota bukan karena ketampanannya. Lihatlah sikap dan perilakunya! Dia selalu sopan pada setiap orang. Apalagi dia cerdas dan bijaksana dalam setiap hal ," jawab yang lain.

"Lihatlah juga saat dia berlatih pedang dan memanah. Dia begitu terampil. Apalagi saat dia berkuda dengan mengenakan baju keputra-mahkotaannya. Ketampanannya begitu jelas. Apalagi yang mulia itu orangnya kalem,"

"Selain begitu menyayangi adiknya, Tuan Putri Dae Eun. Bahkan, yang mulia juga sangat menyayangi ibundanya, Ratu Shim Eun Hwa yang sedang sakit, bukan?"

"Ya, sayang sekali. Padahal Ratu Shim sangat baik dan lembut."

"Memang. Kuharap dia segera sembuh."

"Eh, kalian tahu?"

"Apa?"

"..."

Mereka kembali mengganti topik pembicaraan. Yah, topik pembicaraan memang tiada habisnya kan?

»«

Di sisi lain kerajaan...

Menganakan gaun biru langit yang berpadu warna dengan putih. Rambut panjang dikepang terikat pita. Dengan bunga warna warni pun tak lupa digenggam.

Gadis itu melangkah riang hendak menemui sang kakak. Putri yang terkenal cantik, ceria, ramah, pintar dan cukup aktif, siapa lagi kalau bukan Tuan Putri Kim Dae Eun, adik Putra Mahkota Kim Dae Hwa?

Bibir kecilnya mengulum senyum ketika melihat sang kakak sedang berlatih memanah.

Kaki mungil itu melangkah perlahan mendekati sang kakak.

"Kakak, eh maksudku Yang Mulia" panggil Dae Eun jahil.

Pria berpostur tinggi itu menoleh sembari mengulum senyum pada adiknya. Panah masih dia genggam dengan keringat yang mengalir di dahinya.

Ciri fisiknya sungguh sesuai dengan yang dikatakan orang. Tampannya tak tertandingi! Mata, hidung, bibir, ah, semuanya tampak sangat proporsional di wajahnya. Apalagi memiliki kekuasaan dan pandai berperang. Siapa yang tak terpesona?

"Ada apa Tuan Putri?" balas Dae Hwa hangat.

"Kak, kakak tahu? Tanah lapang belakang istana sudah banyak bunganya. Lihat, indah kan, kak?" lapor Dae Eun sambil memamerkan kuntum bunga yang ia bawa.

"Hm, indah sepertimu,"

Dae Hwa membelai surai adiknya lembut. Netra cokelat pekat itu menatap teduh sang adik yang asyik dengan kuntum bunganya.

"Aduh..."

Dae Eun mengaduh saat jitakan pelan mendarat di dahinya. Wajahnya berubah masam menyadari bahwa kakaknya yang menjitaknya.

Dimension LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang