[ chapter 1 ]

18 6 0
                                    

"mamaaaahhh kaos kaki aku dimanaaa" pekik aleta dari atas lantai dua

"yaampun kutil kebo masih pagi udah teriak teriak bangunin ayam tetangga ntar" teriak rina-ibu aleta tak kalah kencangnya. Memang buah jatuh tak jauh dari pohonya

Dengan kaos kaki beda sebelah alena bergegas turun dan langsung meminum susu buatan rina

"aleta berangkat dulu mah dadaaa" teriaknya langsung menyambar kunci motornya

"ampun dah otw dokter telinga nih"

***

Aleta mengendarai neli-motor kesayanganya diatas rata rata, tidak peduli dengan keselamatan nya yang penting dia tidak terlambat untuk upacara hari ini.

Namun ternyata hasilnya nihil. Gerbang sudah ditutup rapat dan para siswa sudah melaksanakan upacara dengan hikmat.

"paaakkk woii bukain pintunyaaa" dengan wajah polos tak berdosanya dia berteriak hingga menjadi tontonan para siswa yang sedang melakukan upacara

Seseorang menghampiri aleta dengan kumisnya yang sudah naik turun

"aduh pak sakit tauuu" aleta terus berteriak tak tau malu karena telinganya terus dijewer oleh pak udin guru killer nya

"kamu ini sudah berapa kali bikin ulah! Lama lama bapak bisa darah tinggi ngadepin kamu yang selalu seperti ini"

Aleta sudah berada di tengah lapangan tepatnya di samping bendera merah putih, kulitnya yang putih seketika memerah karena teriknya matahari

Dengan terus mengerucutkan bibirnya dan tangannya dilipat didepan dada aleta terus saja menyumpah serapahi guru itu biarlah kumisnya itu terseret puting beliung biar dia kapok sudah menghukumnya

***

2 jam sudah berlalu dengan hukuman yang tidak berfaedah dari pak kumis, itu artinya aleta sudah ketinggalan jam pelajaran pertama, jikapun dia masuk dia akan diberi hukuman lagi untuk tidak mengikuti satu jam pembelajaran.

Lebih baik sekarang kekantin untuk memberi makan cacing cacing yang sudah berdemo di perutnya

Dengan lahapnya dia memakan bakso yang sudah dipesanya

"uhukk uhuuk.. Hwaaaaa bakso terakhir gueee" teriak aleta karena baksonya keluar dari mulutnya akibat tepukan dari seseorang

"anjir lo ngagetin gue tau gakk" teriaknya pada sahabatnya - della dan acel dengan wajah dibuat buat sok garang

"jiahahaha lebay lo" ucap della

"gimana hukumanya enak ya kak hahahaha" ledek acel teman lola nya itu

"berisik kalian semua"

Aleta berlalu meninggalkan della dan acel yang sedang meminum es teh yang belum sempat aleta minum

***

Bel pulang sudah berbunyi, aleta langsung pergi ke parkiran untuk segera pulang.

(Duaarrr) "Anjirr apaan woii!" ban neli ternyata meletus terkena paku di jalan

"anjir siapa sih yang nyebarin paku disini gue sumpahin jomblo seumur hidup deh tu orang" aleta dengan terpaksa mendorong neli mencari tambal ban terdekat

Setelah berjalan kurang lebih 7 meter dia tak kunjung menemukan tambal ban

(tiinnn tinnn)
Suara klakson mobil dibelakangnya membuat dia kaget dan tak sengaja menjatuhkan neli

"eh aduh maaf mbak saya ga sengaja" lelaki yang tadi mengklaksonya turun dari mobil dan membantu mengangkat neli

Satu kata buat dia SEMPURNA

"eh i..iya gapapa kok" ucap aleta memasang senyum manisnya

"motornya kenapa mbak"

"eh anu tadi itu kena paku mas hehe"

"yaudah saya antar ke tambal ban ya"

"eh gausah kok mas gapapa"

"jangan panggil mas kenalin arga" ucapnya sambil mengulurkan tanganya

"aleta" mambalas jabatan tanganya

***

Mereka sudah sampai ditambal ban dan neli harus rawat inap di tambal ban tersebut. Alhasil aleta diantar pulang oleh arga

"lo sekolah mana?" ucap arga memecahkan keheningan

"SMA garuda"

"oh kita jadi bisa sering ketemu dong" kekehnya

"kok bisa?" tatap aleta yang sedari tadi hanya melihat kedepan

"karena gue sekolah di SMA pelita dan sekolah gue sama sekolahan lo sering ngadain lomba bareng" jelas arga

Aleta hanya ber oh ria

**

"makasih ya udah nganterin gue" Mereka sudah di depan rumah aleta

"sama sama"

"mau mampir dulu nggak nih?"

"makasih lain kali aja soalnya gue ada urusan" senyum arga

Aleta masih berdiri didepan gerbang menatap mobil arga yang kian menjauh

***

Hari ini aleta terpaksa berangkat sekolah menggunakan angkutan umum, aleta harus berjalan ke halte terlebih dahulu.

Sudah 10 menit tidak ada angkutan umum yang lewat

"Hai.. Mau berangkat bareng?"
Kebetulan SMA pelita melewati SMA garuda sehingga dia mudah untuk mengantarnya

Suara familiar itu terdengar di telinga aleta membuat si empunya mendongak

"Eh arga hai.. Duluan aja gapapa sebentar lagi juga bis nya lewat" tolak aleta, sebenarnya dia hanya jual mahal saja

"serius nih udah hampir telat loh" goda arga

"yaudah deh kalo maksa" cengirnya lalu memasuki mobil arga dan hanya dibalas kekehan oleh arga

"nanti pulangnya gue jemput" ucap arga

"eh tap.."

"gaada penolakan, kan motor lo masih di bengkel" potong arga sebelum aleta menyelesaikan ucapanya

Aleta yang mendengarnya hanya mengerucutkan bibir, sangat imut menurut arga

-----
Sab 14/2/2019

Senja di Rinjani [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang