lebih dekat

396 19 4
                                    

"Apa gue gak pantes buat dapetin dia?" menetes ke-sekian kalinya air mata Tyara hanya untuk seorang cowok yang tak pernah menghargainya dan juga tak pernah menganggapnya ada.

"Gak gitu, dianya aja yang gak baik buat lo!"

Di lorong sekolah, Tyara dan Hasna saling bertukar cerita. Lebih tepatnya Tyara yang mendapat bagian banyak untuk bercerita. Dia tidak memberi kesempatan kepada Hasna untuk mendapat bagiannya. Tapi Hasna dapat memaklumi itu, ia tau sahabatnya sekarang sedang terluka.

"Udah ah jangan nangis, cengeng lo!"

"Rayu kek biar gue gak nangis malah lo ancurin mood gue," Tyara memanyunkan bibirnya yang mungkin sekarang lebih seperti bebek.

"Hayuk bebeb kita ke kelas," kata Hasna dengan nada merayu.

"Ih gelii, hahaha." Tyara tertawa dengan sangat begitu manis.

"Tuhkan ketawa, gue emang paling mwantul buat bikin lo seneng."

"Ge-er lo Na!" ucap Tyara seraya menoyor pelan puncak kepala sahabatnya itu.

"Eh tapi benerkan?" Hasna mengangkat kedua alisnya, begitu percaya diri.

"Iya sayang."

"Ih jijik," Hasna memeragakan gaya seseorang yang akan muntah "lo gak cocok kayak gitu!" sambungnya lagi.

"Iya, kan itu lo yang ngajarin," jawab Tyara dengan tersenyum miring

"Mana ada, lo emang dari sononya begitu, alay!" ucap Hasna seraya berdiri dari tempatnya sekarang dengan tertawa puas.

"Udah ah, ayo ke kelas!" lanjutnya.

Saat itu mereka menjadi pusat perhatian. Tidak hanya karena Tyara menangis tapi ditambah dengan lelucon mereka seolah-olah seperti orang berpacaran.

Dari dulu sampai sekarang Hasna selalu bisa membuat Tyara tertawa. Membuat Tyara selau merasa bahwa Hasna adalah memang orang yang sangat tepat untuk menjadi sahabatnya. Mengapa demikian? Karena Hasna selalu tahan dengan sikap-sikap Tyara yang terkadang membuat rasa kesal sering berkunjung.

Hasna adalah murid yang cantik, baik dan juga ramah. Sifatnya yang kadang konyol seperti Tyara, membuatnya sangat disukai oleh teman yang lain. Hasna selalu bisa menempatkan dirinya dimana pun ia berada. Oleh karena itu tak jarang banyak orang yang kagum dengannya.

---

"Ra gue mau jodohin lo sama temennya Rico. Lo mau kan?"kata Hasna saat bek istirahat telah berbunyi.

Rico adalah pacar Hasna mereka sudah berpacaran selama satu tahun. Biasalah anak muda baru kelas sembilan SMP udah pacaran aja.

Dengan ragu Tyara menolak tawaran yang gadis itu berikan "Ah gak mau lah."

"Kenapa? Anaknya baik kok, ganteng, bisa bikin lo seneng" bujuk Hasna halus, supaya temennya yang satu ini mau untuk dijodohkan. Jujur Hasna sangat kasihan dengan Tyara, ia juga akan bersedih jika melihat temannya galau tak karuan.

"Weeiii," obrolan mereka disambut dengan suara gemuruh bak petir menyambar dari Satya. "Gabung dong," lanjutnya dan langsung duduk disebelah Tyara, yang kebetulan kosong karena teman sebangku Tyara lagi ke kantin.

Hasna memutar bola matanya malas melihat kedatangan Satya. Si kutu kupret.

"Gak mau lah Na, ntar gue dikira cewek apaan ngejar-ngejar cowok. Lo mah enak Rico yang ngejar-ngejar lo," ucap Tyara asal dan tidak menghiraukan kedatangan Satya.

Satya mengernyitkan dahinya ia benar-benar bingung dengan obrolan kedua siswi ini. Nggak mau? Ngejar-ngejar cowok? Apa maksudnya? "Aduh-aduh kalian bahas apa sih gue gak nyambung sama obrolan kalian sumpah."

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang