Bagian '1

13 10 8
                                    

Happy reading



Seorang gadis dengan rambut sebahu berwarna coklat itu sedang menatap hujan yang turun sore hari ini.Dia menggerutu kesal lantaran tidak ada satupun angkot yang melintas di depannya, padahal dia sudah menunggu hampir 1 jam lamanya.Bukannya tidak ingin berjalan kaki untuk sampai di rumahnya tetapi jarak sekolah dan rumahnya lumayan jauh.

Dia kembali duduk di halte depan sekolahnya sambil berharap ada angkot yang datang walaupun mustahil karena hujan yang tak kunjung berhenti.Kepalanya berada di sela-sela pagar mengintip apakah masih ada orang yang berada di sekolah.Ternyata ada beberapa murid yang masih berkeliaran di kooridor sekolah, mungkin menunggu hujan reda atau mungkin sedang ekskul.

Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya sebuah angkot berhenti di depan halte.Dia langsung saja naik dan duduk di dekat pintu, kulihat tidak terlalu banyak orang di angkot tersebut hanya ada 3 orang dari sekolah sebelah dan 1 ibu-ibu mungkin habis pulang bekerja.

Angkot itu berhenti di depan komplek rumahnya dan tidak lupa memberikan uang kepada supir angkot tadi.Di tatapnya langit yang sudah berhenti menumpahkan kesedihannya yang berlangsung sedikit lama itu.Dia melangkah sedikit hati-hati karena jalanan yang sedikit becek.

Setelah berjalan beberapa menit sampailah dia didepan rumah bercat orange dengan halaman yang ditumbuhi bunga matahari dan beberapa bunga lainnya.Menatap rumah itu sebentar sambil menghembuskan nafas pelan, lalu membuka gerbang hitam yang menjulang tinggi hampir menutupi rumah.

Suara sepatu yang beradu dengan halaman itu pun berhenti ketika sudah berada di depan pintu utama.Dirogohnya kantung tas bagian samping untuk mengambil kunci rumah kemuduan pintu berwarna coklat itu terbuka lebar.

"Assalamualaikum" suara itu menggema di seluruh ruangan yang ada di rumah.Sepi,  kata itu muncul ketika tidak ada yang menjawab salamnya.Tenang, dia sudah biasa dengan situasi seperti itu.Sepi dan gelap, dua kata itu selalu tergambar di rumah bernuansa modern nan luas ini.

Dia langsung membuka pintu kamarnya yang berada di pojok, tidak, kalian jangan berfikir dia adalah anak yang paling di benci di rumah ini karna kamarnya yang berada di pojok.Itu hanya karena dia memang ingin kamarnya berada di pojok.

Dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanya yang super lengket setelah seharian berada di sekolah.20 menit waktu yang cukup untuk membersihkan diri, langsung saja memakai pakian tidur berwarna hitam dengan motif miki mouse yang tersebar di seluruh pakiannya.

Sebagaian remaja pasti langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang empuk sehabis membersihkan diri, tapi kata itu tidak berlaku padanya karena, dia harus menyapu lantai dan mencuci piring.

Bukan sekali lagi bukan karena dia anak yang paling di benci di rumah ini, itu terjadi karena memang sudah menjadi tugasnya.Ayo, kalian harus segera berkenalan dengan 'dia' agar tidak lagi terjadi kesalah pahaman.

Baiklah kita mulai, Acelin Frinie Jovanka kalian bisa memanggilku celin, anak ke 3 dari 2 bersaudara yang berarti aku adalah anak terakhir.Kakak pertamaku bernama Felicita Gabrielle Jovanka yang sekarang sedang berkuliah di salah satu universitas di Indonesia, dan kakak keduaku Elvano Zelbert Jovanka kita hanya beda 1 tahun, dia juga bersekolah di sekolahan yang sama denganku.

Jangan tanyakan kemana bang elvan sekarang padahal jam pulang sekolah kami sama, ah anak itu selalu nongkrong dengan teman-temannya hingga larut malam.

AcelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang