Happy reading
Kalau ada typo boleh dikasi tau dong•
•
•"Jam berapa sih kok udah terang banget perasaan" gumam celin sambil melihat jam yang berada di meja samping tempat tidur.
"Wadohh mampus kenapa udah jam setengah tuju sih" teriak celin setelah itu langsung masuk kamar mandi.Hanya mencucui muka dan menggosok gigi tidak ada acara mandi dengan air karena memang sudah siang.
Sebenarnya dia sudah dibangun kan alarm untuk solat subuh, tapi bukan namanya celin kalau ga lanjut molor lagi.
"Ini juga bang elvan emang kampret nggak bangunin, sengaja biar telat nih pasti, awas aja"
Jam 7 lewat 15 menit celin sudah ada di depan gerbang sekolah dan untung saja gerbang belum ditutup.
"Nih bang uangnya makasih ya" ucapnya pada abang ojek yang setia mengantarkan kemana saja celin mau.
"Ini kenapa rame banget di lapangan" heran celin karena tidak biasanya.Seharusnya kan kegiatan belajar sudah dimulai sejak tadi.
"Dek, itu di lapangan rame-rame ada apa ya?" tanya celin kepada adik kelas yang kebetulan lewat di depannya.
"Oh, itu kak ada kakak kelas lagi berantem" balas adik kelas dengan nama tag Liliy itu.
"Gitu? yaudah makasii"
Adik kelas yang bernama Liliy itu pun mengangguk dan langsung menuju ke lapangan setelah menyinggungkan senyum dan mengucapkan permisi.
Celin hanya melirik lapangan dengan sekilas, dia sangat tidak tertarik dengan hal seperti itu "Nggak guna banget sekolah cuma buat ribut"
-•-
Sesampainya di kelas Celin hanya melihat teman sebangkunya dan juga anak-anak yang sama dengan celin yaitu tidak suka dengan hal yang tidak berguna.Mungkin anak-anak yang lain sedang di lapangan menonton seseorang sedang adu otot
"Lo nggak ke lapangan buat liat orang berantem" tanya Celin pada teman sebangkunya saat sudah mendudukkan bokongnya di kursi.
"Ngapain, nggak ada manfaatnya" balasnya tanpa mengalihkan pandangannya dari aplikasi berwarna orange di layar hpnya.
"Yass, setuju gue sama lo ta"
Maurer Margaretha.Kalian bisa memanggil teman satu-satunya celin dengan sebutan tata.Di sekolah celin tidak ingin terlalu dikenal dengan anak-anak yang lain dan tidak mau terlibat masalah dengan siapa aja, jadi dia hanya dekat dengan tata seorang.Tata bukan anak seperti celin, dia cukup terkenal dikalangan anak-anak sekolah karna pernah berpacaran dengan kakak kelas dan dia orang yang friendly.Jadi, kepribadian mereka sangat bertolak belakang tapi kata itu tidak membuat persahabatan mereka dari bangku smp renggang tapi malah saling melengkapi, bukankan itu memang yang disebut sahabat
Brak!
Bunyi pintu didorong dengan sangat keras.Adit si pentolan kelas XI Ipa-2 itu mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.
"Cel-in...celin" panggil Adit dengan terpotong-potong.
"Apaan si?" tanya Celin menaikkan sebelah alisnya.
"Abang lo..."
"Abang gue yang mana?" sebelum Adit menyelesaikan kalimatnya, celin sudah menyela dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Acelin
Teen Fictionjangan lupa follow dulu sebelum baca Acelin Jovanka gadis pecinta korea dan juga pecinta cogan wattpad seperti kebanyakan cewe pada umumnya, tidak suka keributan, tidak suka s- ingin tahu celin lebih banyak? mari bercerita di dalam, hati-hati dia or...