8.

20 3 8
                                    

Baiknya kita permasalahkan saja sekalian;
nyala api tinggal asap saat kita makin basah kehujanan,
umpatanmu masih gemericik ragu ---aku nyaris terbakar, enggan berteriak.

Mengapa tidak berakhir saja?
Angin semakin kencang, hujan tajam, dan kita tersisa bentuk.
Sudah luntur semua; tinta, label, cetakan kemasan. Mimpi tak ada lagi untuk memerangkap warna.

Aku ini usang dan sangat kelelahan.
Kau jangan membual soal harapan ---cuma karat, yang bersinar pada tubuh kaleng susu tua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warna-Warna yang TinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang