Thank You

341 45 8
                                    

💚 Happy Reading 💙

Mean POV

"halo sayang, hari ini aku datang membawa bunga lily kesukaan mu. Kau bisa mencium wangi harumnya kan? Aku harap kau bisa melihat cantiknya bunga ini. Oia, hari ini ulang tahun ku, aku tadi habis dari tempat favorit kita. Tempat itu masih indah meskipun sudah tidak terlalu terawat lagi. Hmm, kau tahu Mean a..aku rindu kamu.. cepat bangun naaa?"

"Mean, hari ini Perth bilang aku cengeng hahaha iyaa aku terlalu rindu kamu, apa aku bisa kuat ya?"

"sayang malam ini aku tidur disini ya, mood ku sedang kurang , aku di omeli Phi Gin hari ini"

Aku mendengar beberapa suara-suara selama ku tertidur tetapi yang paling dia ingat adalah suara seorang pria, semua suara itu seperti sebuah mimpi dalam tidur nya. suara siapa kah itu seperti tidak asing ditelingaku. Suara yang membuatku merindukannya.

💚💙💚💙💚💙💚💙

Mataku perlahan terbuka, mengedipkan mata beberapa kali, mata yang telah lama terpejam entah berapa lama aku tertidur. Mimpi itu tampak indah. Aku melihat ke arah sekitar, di mana aku berada saat ini, suasana kamar putih, wangi yang khas seperti rumah sakit.

Ku lihat ke kiri ku terdapat bunga lily di dalam vas bunga, bunga kesukaan ku. Di kanan ku tampak sesosok wajah yang ku kenal sedang duduk memejamkan matanya.

"Mae" Panggilnya pelan, suara pertama yang ku ucapkan setelah terbangun. Orang yang dipanggilnya masih memejamkan mata.

"Mae" Panggilnya sekali lagi. Hingga akhirnya mata itu terbuka dan melihat ke arahku.

"Mean!!? Astaga kau bangun nak" langsung memeluk sang anak yang ada dihadapannya.

"Mean kenapa Mae, kenapa Mean ada di sini?" ucapku linglung karena jujur itu yang kurasakan saat ini.

"sebentar ya nak, Mae mau panggilkan dokter dulu" Mae bergegas keluar kamar, tak lama ter dapat suster dan dokter yang masuk, memeriksa kondisi Mean.

Dokter menjelaskan bahwa aku sudah koma selama 1 tahun 3 bulan. Karena kecelakaan yang ditimpanya. Mendengar itu aku jujur kaget. Bagaimana bisa ia kecelakaan ia tidak mengingat apa-apa sama sekali.

Dokter menanyaiku serentet pertanyaan, yang jujur membuatku bingung. mendengar itu dokter ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang terjadi.

Wajah Mae seperti panik, terlihat sisa-sisa menangis disana mendengar penjelasan dokter dan setelah pergi menelepon seseorang tadi.

"Meannn!!" teriak seseorang dari arah pintu masuk kamarnya. Wajah terlihat lelah seperti habis berlarian. Lalu berjalan kearahku dan memelukku erat..

"kau bangun hiks" aku bisa merasakan air matanya yang menembus di baju ku.

Siapa dia. Mengapa suara ini seperti tidak asing bagiku. Tapi wajah yang sama sekali aku tak bisa mengingatnya.

Setelah melepaskan pelukannya, ia menghapus kasar bekas air yang mengalir di pipinya, sambil tersenyum manis.

Senyumannya menghangatkan hatiku entah mengapa. Meskipun aku bingung siapa pria kecil ini.

"Kau siapa?" akhirnya ku beranikan untuk bertanya, wajahnya yang tadinya tersenyum seketika mengerutkan dahinya seperti ikut bingung.
"Mae, dia siapa?" aku menengok ke arah ibuku.

"Meann, jangan bercanda. Ini aku Plan." Ucapnya sambil menepuk-nepukan tangannya didadanya sendiri.

"Plan?" waktu yang tidak lama, kepalaku rasanya sakit mendengar nama itu "argghhh kepala ku Mae" ku pegang kepalaku dengan ke-2 tanganku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Best Wishes (MeanPlan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang