1

30 1 0
                                    

prankkk
sebuah vas bunga mendarat di hadapan Samantha.

"a-awh , akhh" gumam samantha kecil.

"bodoh! anak bodoh! bisa-bisa nya kamu merusak gaun kesayangan tante! kau tau! gaun ini lebih berharga daripada dirimu Samantha!!!" teriak Rena penuh emosi.

"ma-maafkan aku tante , aku benar-benar tak sengaja memasukkannya ke dalam mesin cuci saat aku mencuci pakaian.." ucap samantha pasrah.

"omong kosong! dasar brengsek! tak tau di untung , seandai nya ayah mu tak seceroboh ini , huhhh , saya tak membiarkan kamu disini Sam!!"
timpal Rena yang segera meninggalkannya.

plakk.

suara pintu yang terbanting kencang.
"a-ayah.." gumam samantha kecil.

satu-persatu air mata samantha mulai berguguran.

***
tiup lilinya , tiup lilinnya
tiup lilinnya sekarang juga..
sekarang.. juga..
sekarang... ju.. ga...

"hufff" tiup samantha.
"horeee , anak ayah sudah berumur delapan tahun! kamu sudah besar sam!" ucap sang ayah.
"ayahh! gendong sam! sam mau di gendong!" ucap samantha dengan lantang.
"astaga! anak ayah kan sudah besar! harus mandiri dong nak.." balas sang ayah.

lalu sang ayah medekat ke arah samantha , memangku nya sembari merangkul tubuh mungil samantha.

"sam.."
"Samantha Arabelle"
"namamu sungguh cantik bukan? secantik dirimu , kau sungguh mirip dengan ibumu nak"
"benarkah ayah??" timpal samantha dengan wajah polosnya.
"huhhh.. anak ayah sudah semakin besar saja." ucap sang ayah memalingkan pertanyaan si gadis.
"iya dong ayah! aku kan anak gadis ayah!" seru samantha dengan girang.
"sam.. , jika suatu saat ayah sudah tak lagi berada di sisi sam , sam harus mandiri ya nak , harus menjadi anak yang pengasih dan tidak boleh nakal." ucap sang ayah sembari mengelus pelan rambut hitam samantha.
"ihh , kok ayah ngomong gitu sih! kan ayah akan s'lalu ada sama sam! sampe sam udah besar! , sam juga kan mandiri , udah bisa membaca , makan sendiri , mandi sendiri , sam juga kan sudah seko---" belum selesai Samantha menyelesai kan omongan nya tiba-tiba..

bukhhh

suara tubuh sang ayah yang terjatuh ke lantai , membuat samantha kaget bukan main.
"a-ayahhhh!!"
"tolong.. tolongg... , hiks , hiks, ayahh!! bangun ayah bangunnn!!" teriak samantha mengguncang tubuh sang ayah yang tergeletak di lantai.
***

"hhhhg.. hhhh.. " nafas Samantha tak karuan.
jantung nya berdegub kencang.
keringat mulai bercucuran di kening Samantha.
Samantha terbangun dari mimpi nya , ia duduk di atas ranjang miliknya.
sial mimpi itu lagii..
ucap samantha dalam hatinya.

jam sudah menunjukkan pukul 05.15
samantha harus bergegas mandi , lalu menyiapkan sarapan untuk tante nya , lalu bergegas pergi ke sekolah.
semenjak ayah samantha telah tiada , ia dititipkan oleh tante Rena , adik dari ibunya Samantha , ia berusia 38 tahun , dan tinggal sendirian , suami nya meninggalkan dia dan menikah lagi dengan wanita lain , sebut saja sudah bercerai.

samantha sudah hampir 8 tahun tinggal di rumah tante nya , jangan berharap sang tante akan memberikan kasih sayang kepada Samantha , pfhtt , Samantha sudah di anggap babu di rumah nya , kejam bukan? jelas iya , namun , Samantha mau pergi ke mana lagi selain tinggal di rumah tante nya , ibu? Ibunya sudah meninggal ketika melahirkan Samantha , bahkan Samantha tak pernah tau wajah sang ibu , yasudah lah , biar lah semuanya berjalan sesuai dengan perintah sang kuasa.

***
"tante!.. sarapannya sudah Sam buatin , jangan lupa dimakan yaa! Sam mau siap-siap ke sekolah!" teriak sam dari lantai bawah rumah itu.
Rena tak menggubris nya sedikit pun.

Sam tengah berdiri di cermin kamar nya , cermin besar setinggi bahu samantha tersandar di dinding kamarnya.
tubuh nya menjulang tinggi , Sam cukup tinggi , di unur 16 tahun ia sudah mendapatkan tinggi 165 cm,

rambut hitam nya terurai sebahu , kulit putih nya yang mulus dan pucat  , freckles  yang menghiasi wajah nya,

Samantha juga heran ,mengapa dirinya tak memiliki ras Indonesia , atau ini turunan dari ibunya? entahlah.

iris mata cantik nya yang berbinar berwarna biru laut , benar , dia sungguh berbeda dari anak pada umumnya di Indonesia , membuat siapapun yang melihat nya akan jatuh terpesona, um, ralat.

tak semua mata melihat nya akan terpesona.

Oh ya! , Samantha tak lupa untuk mengikat rambutnya dengan ala kelabang dua , rambutnya yang tak terlalu panjang , ia belah menjadi dua bagian , lalu ia mulai mengikat rambut nya dengan jari jari manis nya , alhasil rambut nya yang ter-kepang dua , membuat sedikit rambut nya lebih terlihat pendek.

mungkin untuk anak jaman sekarang , menganggap itu akan terlihat sedikit aneh , namun , ada satu alasan mengapa Samantha mengikat rambutnya seperti itu.

Namun , sungguh di sayangkan , Samantha tak mendapat perlakuan baik oleh temannya di sekolah , akibat penampilan yang sering ia perlihatkan.

lengkap dengan seragam putih abu-abu dan sepatu hitam bersih sudah dikenakan nya.
lalu Sam langsung meraih jaket biru dongker favorit nya , dan tas hitam miliknya.

***

ringg.. kring.. kringg..
lonceng sekolah berbunyi.
membuat siswa-siwi SMA Taruna Bangsa antusias kian kemari.
Hari ini adalah hari Senin , dimana Samantha kembali masuk ke sekolahnya.
sesampainya Sam di sekolah , ia langsung mendengar lonceng berbunyi , untung nya , dia tak terlambat masuk ke sekolah.

lalu Samantha langsung berlari kecil ke arah lapangan , namun saat sesampainya Samantha di lorong sekolah , banyak sepasang mata yang melihat ke arah nya , entah itu pandangan terpesona , kagum , atau bahkan pandangan sinis teruntuk kaum perempuan.
namun , Samantha tak mau ambil pusing , ia melanjutkan langkah nya menuju lapangan tersebut.

*

TBC guys
gimana cerita nya sampe sini? maaf ya kalau banyak yang typo.
mohon vote nya teman-teman♡
sampai ketemu di part selanjutnya.

SAMANTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang