Bab 4

0 0 0
                                    

"No,"

Reno tidak menanggapi lebih panggilan dari Karin, hanya deheman kecil.

"Tadi gue habis ngobatin Bintang,"

"Kenapa"

Karin kemudian bercerita tentang keprihatinanya, jarang sekali dia ikut campur urusan orang lain, tapi sekarang Karin merasa iba. Cerita Bintang tadi menyentuh hatinya.

Dia tau El, tapi tidak tau yang mana orangnya. Wajahnya pun jarang Karin lihat.

Karin cuma sering mendengar tentang berita cowok itu berkelahi, atau membuat masalah di sekolah. Karin tau dari teman-teman di kelasnya.

Yang langsung terbesit dibenaknya adalah, El anak nakal. Membuat Karin jengah.

Pasalnya, dari sekian banyak siswa yang berulah disekolah, El lah yang paling parah.

Pernah Karin mendengar, kalau El sampai memukuli Pak Anton, guru olahraga karena memarahinya yang tidak memakai seragam saat pelajaran olahraga berlangsung.

Jadinya baku hantam terjadi sampai Pak Anton masuk rumah sakit, tapi anehnya pihak sekolah tetap diam.

Walaupun Karin tau kalau El itu adalah cucu ketua yayasan, seharusnya keadilan tetap berlaku, untuk siapapun itu.

"Terus"

"Ya gitu, No. Gue ngerasa sekolah gue makin hari makin gak adil aja buat siswanya,"

Di lampu merah, Reno melihat kearah Karin, bagaimana ekspresi gadisnya saat berbicara serius seperti sekarang ini.

Lucu.

Reno gak tahan buat gak mengacak gemas rambut Karin, "Ih apaan sih, No! Gue kan lagi cerita! Belum selesai tau!".

"Bawel ya"

Karin tertawa, walaupun respon Reno selalu singkat, tapi menurut Karin, Reno adalah wadah terbaik baginya untuk berbagi cerita.

"Lo tau dia"

"Tau namanya aja, No! Orangnya sih gak tau,"

Reno mengangguk sekilas tanda menerima jawaban dari Karin, "Kenapa emangnya?".

"Gue takut"

Karin mengerutkan dahinya, "Takut kenapa sih, No?".

Mobil berhenti tepat di depan sebuah kafe kecil didekat taman kota, kemudian sambil melepas seatbelt Reno menghadap kearah Karin sambil memegang dagu gadis itu, "Kalau nanti dia bakal kasar sama cewek gue,".

Mata Karin membulat, membuat Reno bingung, "Kenapa" tanyanya dengan intonasi yang datar.

"Itu kata terpanjang yang gue denger selama ini dari lo, No!" Ucap Karin dengan semangat sampai membuat Reno kaget, tapi ekspresinya tentu tidak terlihat. Hanya sedikit pergerakan yang membuat tubuhnya sedikit mundur kebelakang.

"Gue kira apa"

Karin menunjukan deretan giginya, "Makasih ya, No"

Reno yang tadinya hendak keluar dari mobil langsung kembali menatap ke arah Karin.

"Buat"

"Karena udah sayang sama gue" ucap Karin sambil tersenyum manis.

Cewek ini, batin Reno.

Kemudian Karin turun duluan dari mobil, menyisakan Reno sendirian yang perlahan mengeluarkan senyum tipis, lagi.

---

#30DWC #30DWCJilid21 #Day4

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang