Bab 5

1 0 0
                                    

Ada apa, Ri?"

Karin kebingungan, setelah melihat teman-teman sekelasnya tampak bergegas keluar ruangan, sedangkan dirinya saja baru sampai disekolah setelah dijemput Reno dirumahnya tadi.

"Untungnya lo dateng tepat waktu, Rin."

"Emangnya kenapa?"

"Pak Siregar datang kesekolah kita,"

Otak Karin mencerna setiap perkataan Adari dengan bingung, sambil mengingat tokoh penting siapakah Pak Siregar itu, atau termasuk dalam jajaran artis tanah air, tapi Karin tidak menemukannya.

"Ck, lo mikirin apa sih, Rin? Ayo buruan, setelah kita cuma tau nama, sekarang kabarnya ketua yayasan datang ke sekolah kita."

Oh, Pak Siregar itu ketua yayasan sekolah ternyata.

Tunggu.

Apa?

Ketua yayasan?

Selama dua tahun Karin bersekolah disini, dia sama sekali tidak tau siapa ketua yayasan disini, kabarnya juga kepribadian ketua yayasan itu ditakuti, baik di lingkungan sekolah maupun bisnis diluar sana.

Namanya selalu muncul di majalah-majalah terkenal, tapi tanpa foto.

Membuat pesaingnya sungkan. Para siswa SMA Satu pun sama. Selain beliau yang menciptakan kebijakan sekolah, yang membuat masalah disekolah juga tidak segan-segan langsung dikeluarkan, terkecuali cucunya. Sangat disayangkan.

Sikapnya begitu tidak adil, Karin jadi malas untuk tau, dan mencari tau. Padahal sekolah beserta fasilitasnya sangat membantu banyak bagi Karin.

Apa memang seperti itu hukum di dunia ini?

Yang kaya akan selalu menang, sedangkan yang dibawahnya selalu diperlakukan tidak adil?

Uang berbicara, semuanya akan menjadi tunduk padanya.

Sangat miris.

"Lo aja deh, Ri. Gue dikelas aja. Capek nih baru sampe,"

"Yaudah, gue keluar ya. Gue cuma penasaran aja sih, katanya itu Pak Ketua kan galak hehehe"

Karin tersenyum menanggapi perkataan Adari, mengakui kalau sebenarnya dia juga penasaran.

Tapi, dia lebih memilih untuk tidak ikut campur.

Selepas kepergian Adari, Karin mulai membuka bukunya untuk persiapan ulangan yang kemungkinan dimulai lima belas menit lagi.

Serius mendalami materi, Karin dikagetkan dengan kedatangan Bintang secara tiba-tiba sambil mengambil tasnya dengan sedikit tidak bersahabat.

"Aduh Bintang, lo kenapa? Kok ngamuk begitu?", tanyanya.

"Ortu gue kesini,"

"Wah serius? Ngapain?"

"Nyelesaiin masalah sama pemilik sekolah ini, karena menurut mereka, ini harus diselesaikan lewat jalur hukum."

Karin teringat soal kejadian kemarin, orang tua Bintang pasti tidak terima anaknya diperlakukan tidak adil bahkan kasar seperti itu oleh anak pemilik sekolah, tapi yang membuat mereka lebih tidak terima pasti mengenai pihak sekolah yang hanya diam saja.

"Serius Bintang? Apa itu gak akan berpengaruh buat sekolah lo? Kalo terjadi apa-apa gimana?"

"Gue udah siap nerima resiko itu, Rin. Orang tua gue adalah segala, mau gak mau permintaan mereka buat nyelesaiin masalah yang menyangkut anaknya, gak bisa main-main,"

Karin tersenyum, perkataan Bintang lagi-lagi menyentuh hatinya.

"Oke, semoga berhasil dan cepet selesai masalahnya ya, Bintang! Gue mendukung lo dan orang tua lo!", ucap Karin dengan penuh semangat.

Bintang tersenyum menanggapi, "Makasi ya. Gue pergi dulu."

Karin melambaikan tangan sambil menebar senyum tulus kearah Bintang. Semoga cowok itu bisa menerima keadilan atas apa yang terjadi dengannya.

---

#30DWC #30DWCJilid21 #Day5

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang