"Kau tahu, John. Aku ini seorang introvert, aku lebih senang sendirian."
Johnny tidak menjawab, ia membiarkan sosok yang lebih muda terkekeh lemah di depannya. Bibir tebal itu menyunggingkan senyum tipis yang selalu ia damba-dambakan. Namun Johnny tahu dengan jelas, senyum itu terbentuk tak sempurna --bagai hamparan teka-teki yang kehilangan satu puzzlenya.
"Tapi, duniaku berputar lebih cepat dari biasa dan kini aku sadari...
... kesepianlah yang membunuhku, John. Mereka menciptakan monster bergigi tajam dengan wajah buruk rupa untuk memakanku hidup-hidup. Mengunyahku dengan begitu lambat, membiarkan tubuhku terkoyak, membuat segala luka terasa lebih perih.
Sampai akhirnya aku pun mati perlahan-lahan."
Kekehan itu mengudara bebarengan dengan setetes air mata yang jatuh dari mata kosong itu. Johnny merasakan lehernya tercekat, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. Sepasang tangan mengapainya dan memeluknya erat.
"Jagalah aku. Tolong jauhkan monster itu dariku. Aku pun ingin hidup lebih lama, sama seperti orang lain."
Dan tangan Johnny bergerak begitu saja, mengelus surai mahoni si pemuda yang mendekam dalam pelukannya. Ia tidak bisa membiarkan luka di pergelangan si pemuda bertambah.
"Aku di sini, Jaehyun."
-- End.
Nyatanya, dulu aku merasa kalau sebenarnya aku ini Jaehyun yang tidak memiliki Johnny.
Untungnya, sekarang sudah ada Johnny-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peach Flavoured Coffee
FanfictionJohnjae fiction collection. Can be sweet can be bitter. 1. Monster (bitter) - Drabble 2. Di Balik Jendela (sweet) - Drabble 3. uwu (sweet) - Drabble