Jaehyun benci jika ditanya perihal masa depan. Ia bukan peramal, bukan pula yang berambisi kalau masa depannya harus begini atau harus begitu. Apalagi usianya masih sangat muda, masih menggunakan seragam SMP, tapi sudah ditanya "mau jadi apa kamu 10 tahun mendatang?".
Ya, mana Jaehyun tahu? Ia bahkan tidak yakin kalau ia masih hidup besok.
Karangan itu benar-benar menguras tenaga. Sudah sepuluh menit lewat dan si pemuda karamel itu masih belum menyentuh pulpennya. Matanya malah sibuk melihat lembaran milik orang lain.
Doyoung ingin jadi penyanyi, memang dia suaranya sangat merdu. Jaehyun pun tahu itu. Yuta ingin menjadi pemain sepak bola di negaranya. Jaehyun sekali lagi tidak terkejut, sudah berkali-kali pemuda asal Osaka itu membawa pulang piala untuk sekolahnya.
Jaehyun juga tidak terkejut saat melihat temannya yang duduk di belakang menulis kalau ia ingin menjadi guru TK. Taeyong hatinya memang selembut itu.
Lalu, Jaehyun? Entah. Dia tidak punya prestasi. Rankingnya berada di pertengahan. Ia membenci nyaris semua mata pelajaran termasuk matematika dan ilmu pengetahuan alam. Hobinya main League of Legends di kafe internet dekat sekolah bersama Sicheng, kebetulan tier-nya cukup tinggi, tapi orangtuanya bahkan tidak bangga soal itu. Ah, Jaehyun juga suka Girls Generation, dia punya poster Taeyeon di kamarnya. Tapi, sekali lagi, tidak ada orang yang bangga soal itu.
Ia mendesis. Ingin rasanya membenturkan kepala ke meja. Namun niat itu ia urungkan karena ia ingat ia masih butuh otaknya untuk ujian.
Sebagai gantinya, ia hanya bisa melamun. Kebetulan posisi duduknya berada di dekat jendela sehingga ia bisa melihat beberapa anak yang sedang bermain bola. Sepertinya anak kelas sebelah sedang mengikuti kelas olahraga. Mereka memakai pakaian olahraga mereka yang berwarna merah dan berlarian mengejar satu bola malang di sana.
Lalu tak sengaja, Jaehyun melihat anak itu.
Ah, Jaehyun hampir lupa kalau ada hal lain yang ia sukai selain LoL dan Girls Generation.
Itu adalah Johnny Seo dari kelas sebelah. Dia adalah anak pindahan dari Chicago, lumayan terkenal karena dia supel dan seorang belasteran Korea-Amerika. Sehingga tingginya sudah semampai walau masih 15 tahun.
Jaehyun kenal dia, mereka masuk ke dalam klub Bahasa Inggris —Jaehyun pernah tinggal di Amerika selama empat tahun, karena itulah dia di sana. Dulu ia jarang aktif di sana karena malas, namun ketika tahu kalau Johnny adalah seseorang yang cukup berbeda, Jaehyun jadi lebih sering datang.
Mereka adalah teman. Sayangnya Johnny harus menjadi korban cinta monyet Jaehyun.
Mata Jaehyun mengedip, sepertinya sosok yang diperhatikan sadar dengan tatapannya lalu melambaikan tangan padanya. Hal itu membuat Jaehyun membalas lambaian tangannya dengan canggung, tapi lucunya, senyum dan lesung pipitnya muncul seketika.
Ia pun menyambar pensilnya lalu mulai menulis di kertasnya.
Nama: Jung Jaehyun
Kelas: 3-2Cita-cita: orang yang hidup bahagia dengan Johnny Seo
Ia juga menulis bagaimana mereka akan menikah, mempunyai tiga anak kembar bernama Seo Jaemin, Seo Jeno dan Seo Haechan, lalu hidup bahagia bersama sampai mereka tinggal di panti jompo.
Jaehyun tidak bisa melunturkan senyumnya sama sekali saat menulis tugasnya. Doyoung yang duduk di sebelahnya sampai mengangkat alis keheranan, tapi, ia abaikan.
Besoknya, Jaehyun dipanggil wali kelasnya di ruang guru dan disuruh untuk menulis ulang tugasnya.
— End.
Nulis ini gara gara waktu itu stress disuruh bikin karangan soal masa depan😩😩😩 Untung ga nulis "nikah sama Johnny Seo" di karangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peach Flavoured Coffee
FanficJohnjae fiction collection. Can be sweet can be bitter. 1. Monster (bitter) - Drabble 2. Di Balik Jendela (sweet) - Drabble 3. uwu (sweet) - Drabble