Cahaya matahari telah menembus bening tirai putih, angin berhembus membuat nya seperti terbang keatas menjadi saksi bisu kelelapan seorang gadis yang amat menyenangkan saat tidur .
Namun berbeda dengan sisi waktu dan keadaan yang akan terjadi jika ia tidak bangun saat itu juga . Hari pertama nya sekolah akan berjalan tak ter ingin kan pagi ini .
Danar menyipit kan mata ketika menuju ruang makan dan menatap terus kamar sang puteri satu - satu nya yang berada di lantai 2 rumah nya , dia hanya menggeleng pelan pasti sehabis ini anak pertamanya itu akan buat ke gaduhan kembali .
"Bunda udah bangunin rabil kan?" danar menyaba Alira sang isteri yang sedang menyiapkan makanan sambil di cium halus kening nya singkat sebelum duduk bergabung di meja makan .
"Udah mas, bentar lagi mungkin dia ke bawah." Alira masih sibuk dengan pekerjaan nya menyiapkan makanan di meja makan .
"Yakin?"danar meyakin kan sang isteri dan dijawab anggukan oleh nya .'dasar gadis nakal puteri nya ini'- gumam danar .
"HUA ... Bunda!.. Ayahh!... abil kesiangan"yang di panggil hanya cengo ga beralasan seperti adegan iklan shampo dimana sang ayah menepuk jidat nya bingung sedangkan Alira sang isteri hanya geleng geleng ampun .
--------
Seorang gadis dengan tatanan rambut yang dicepol terlihat simple namun tetap cantik terburu - buru lari menuju lapangan dimana ritual upacara bendera setiap hari senin dilakukan dengan hikmat nya oleh seluruh warga sekolah .
ia terlambat upacara . No , sekaligus ini pertama kali nya ia masuk dengan keadaan buruk . Bahkan ,oh tuhann... . Upacara sudah ingin selesai terlihat dari lorong saat baru pertama kali masuk yang langsung ngena ke lapangan upacara ia hanya bisa diam mematung tidak berani . Padahal dia sudah dapat ijin guru piket dan satpam bahkan wejangan nya .ah tapi itu semua berakhir .
"IkutGue!" Suara dingin nan mengancam itu mengintrupsi nya dari samping membuat ia menoleh ke sumber suara dan yang di toleh malah pergi dengan langkah gontai nya tak ingin dibantah . Zahra yang biasa dipanggil rabil itu hanya mengikuti nya toh, si es ngeselin itu osis - osis bakar Ralat OSIS .
"Lo telat kan ?, gabung sm anak disana !" Orang tadi, membawa zahra kepinggir lapangan dan mengikuti perintah nya untuk baris bersama siswa/i yang mengalami hal sama dengan nya .
--------
"Akhirnya..." sambil tertawa 2 gadis yang baru saja duduk di rumput yang entah dari mana membawa air minum di tangan nya , menyandarkan punggung dan kepala mereka ke pohon yang ada disetiap sisi lapangan upacara setelah usai melaksanakan hukuman nya karena terlambat tadi .
"Sumpah cape aku sampe engap" ucap zahra pada teman se Sd , Smp , sekarang se Sma pula , dan sama sama se nasib . - Aileen puteri isyana
"Ho'oh .. haduh kalau ketua osis kejam bin jahanam tu ga ganteng udah gue serapahin dari tadi . Untung aja ganteng jadi sayang - sayang nyumpahin nya" Zahra hanya menatap selidik terus tertawa bersama .
"Udah ah aku cape , aku semakin teraniaya dengan ketawa sama kamu len" ucap nya sambil seseringgai menepuk bahu aileen .
"Udah ketawa nya ? , sekarang masuk kelas !" Suara dingin itu menyambut indera pendengaran dan mereka hanya mengangguk .
"Si kejam es balok lagi.. untung ganteng lu ," - gumam , sambil memakai tas dan berdiri ingin menyusul zahra yang sudah terlebih dahulu jalan menuju ke kelas.
Entah apa yang zahra rasakan saat ini . Saat pertama kali berdiri kepala nya seperti dihujam beratus batu dan dada nya sesak ta menentu .'oh ayolah jangan sekarang'fikirnya , namun pandangan nya sudah buram dan hampir gelap sepenuh nya ,dada nya sudah tak tau rasanya semakin sesak dan suara tekahir yang didengar adalah aileen yg menjerit namanya .
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR LAIN
General Fiction" mas... " ucap sang perempuan dengan nada lembut memanggil pria di depan nya " ade baik-baik saja di sini hmm.. , mas ga usah khawatirin ade " " bukan gitu dek .. Mas ga bisa jauh-jauh dari kamu , kamu tau sendiri bagaimana mas mau ninggalin kamu s...