Aletta jalan dengan langkah cepat sembari membawa sebuah kardus yang berisi buah stroberi segar. Sebelum pulang kerja, Arif, pemilik kafe gelato tempatnya bekerja ini, meminta bantuannya memindahkan stok persediaan ke dalam freezer.
Sudah satu tahun Aletta bekerja di salah satu kafe gelato yang cukup terkenal di kota ini. Gajinya lumayan. Cukup untuk menghidupi hidup Aletta dan ibunya yang sekarang sering sakit-sakitan. Apalagi Aletta terhitung fresh graduate dan belum ada pengalaman kerja sama sekali. Maklum, setelah lulus SMA, Aletta memutuskan untuk bekerja lebih dulu.
Padahal sebenarnya Aletta ingin sekali merasakan yang namanya kuliah. Tapi apa boleh buat. Aletta tidak bisa memaksa, uangnya pas-pasan. Bisa makan tiga kali sehari dan bayar uang kontrakan rutin setiap bulannya saja sudah bersyukur.
Setelah ayahnya meninggal dan usahanya bangkrut, Aletta dan ibunya terpaksa harus pindah. Ngontrak dan tinggal di rumah yang jauh lebih kecil. Hampir semua uang dan harta bendanya ludes, habis digunakan untuk membayar sisa hutang ayahnya.
Dan untungnya, Aletta masih mempunyai Hema Widyananta. Cowok yang sudah dua tahun menjadi kekasih sekaligus penghibur hatinya. Cinta pertamanya. Aletta pertama kali kenal dengan Hema saat masih SMA dulu. Karena pertolongan Hema juga, Aletta bisa mengenal Gita Harshita, cewek yang menawari supaya Aletta dan Hema bisa bekerja di kafe gelato milik Arif dan kini sudah menjadi teman baiknya.
Ah, kalau tiba-tiba ingat masa-masa sekolah, tanpa sadar hati Aletta langsung terenyuh. Masa sekolah, masa dimana semuanya masih terasa begitu mudah. Masa dimana kedua orangtuanya masih lengkap. Ingin sekali rasanya Aletta kembali ke masa-masa itu ..
"Udah dimasukin semuanya kan?" tanya Arif.
"Udah, pak. Buah sama cup gelato nya udah saya pindahin semua ke dalam freezer," jawab Aletta.
Arif tersenyum, "Ya udah. Makasih ya udah bantuin saya. Kamu boleh balik sekarang."
Aletta baru jalan beberapa langkah menuju pintu keluar saat tiba-tiba Arif memanggil lagi. "Aletta," panggil Arif.
Aletta menengok, "Iya?"
Arif mengeluarkan dompet dari saku celananya lalu memberikan uang 50.000 kepada Aletta, "Buat kamu."
Aletta langsung merasa tak enak hati. "Eh, nggak usah pak. Nggak apa-apa. Saya ikhlas kok bantuin bapak," kata Aletta.
Arif tersenyum, "Nggak apa-apa. Saya juga ikhlas kok ngasih kamu. Anggep aja hadiah. Soalnya gara-gara bantuin saya, kamu jadi pulang telat."
Aletta tersenyum dan menerima uang tersebut, "Makasih pak."
Hari ini Aletta merasa beruntung. Karena uang pemberian Arif, Aletta bisa membelikan makanan untuk ibunya. Ah, Aletta juga tidak lupa akan kekasihnya, Hema. Sudah tiga hari Hema tidak masuk kerja. Sakit. Aletta sendiri sampai terheran-heran, mengapa Hema dan ibunya harus sakit di saat yang bersamaan?
Semoga saja ibu dan Hema diberi panjang umur.
Kelar membeli makanan untuk Hema dan ibunya, Aletta meraih ponsel yang ada di saku celananya dan mulai menelepon Hema. Satu kali, dua kali .. sampai lima kali menelepon, Hema tak kunjung menjawab.
Seketika, jantung Aletta langsung berdegup kencang. Di mana Hema sekarang? Bagaimana keadaannya? Apakah dia baik-baik saja di sana?
Tanpa basa-basi, Aletta memutuskan untuk berkunjung ke rumah Hema sebentar. Hanya sekadar untuk memastikan saja kalau Hema baik-baik saja di rumahnya.
Hujan rintik-rintik mulai turun saat Aletta sedang dalam perjalanan menuju rumah Hema. Entah mengapa, hujan yang turun malah membuat perasaan Aletta jadi tidak enak. Apa kira-kira yang sedang terjadi?

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Rahasia [COMPLETED]
Romance⚠🔞WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE⚠🔞 Buat yang masih di bawah umur PLEASE JANGAN BACA kalo masih nekat dosa ditanggung sendiri Mungkin tidak ada satu orang pun di Bumi ini yang mau bertukar hidup dengan Aletta Ma...