senja luka; 2

335 47 11
                                    

Selamat baca teman-teman :)

-oOo-

Aku pulang ke rumah saat senja sore hampir tenggelam dan termakan langit malam.

Bibi Lia duduk di teras dengan wajah khawatir, melihat itu aku jadi berpikir, apa yang membebani pikirannya?

Setelah membayar taksi, Aku segera memasuki halaman rumah dan menyapa Bibi Lia.

"Astaga, non lama sekali mainnya, Bibi jadi khawatir."

Jadi, Bibi Lia menghawatirkan aku?

"Tidak apa-apa, Bi, aku baik-baik aja kok."

"Syukurlah."

Memang, aku jarang main keluar sampai berjam-jam tanpa mengabari wanita itu. Mungkin itulah yang membuat Bibi Lia menjadi cemas, salahkan saja ponselku yang kehabisan baterai di jalan sampai tidak bisa mengabari Bibi Lia.

Aku mengamati bangunan di depanku, rumah besar nan megah namun, sama sekali tidak ada kehangatan. Rasanya, tempat yang ku pijak itu tidak lebih dari ruang asing di muka bumi yang kebetulan menjadi satu-satunya tempatku pulang, untuk sekarang.

"Non mandi terus makan, ya!" Nasihatnya sebelum beranjak lebih dulu masuk ke rumah.

Saat aku hendak mengikuti Bibi Lia, sebuah mobil hitam menepi pada depan pagar rumah. Aku membalikan badan yang menatap hal itu dengan rasa penasaran.

Dua orang berperawakan hitam keluar lalu mengelukan beberapa bingkisan yang terbalut bungkus kado indah lalu meletakkan di depan gerbang.

Ketika beberapa barang itu sudah tertata, dua orang berseragam hitam tersebut menatapku sebentar lalu menjauh dari sana.

Tungkai kakiku entah sejak kapan membawa pada tempat di mana orang-orang tadi meletakkan beberapa barang.

Dari balik pagar hitam menjulang, aku bisa melihat berapa banyak barang yang bisa di sebut sebuah kado.

Ada secarik kertas di sana, dan aku yang penasaran segera keluar dari pagar dan mengambilnya.

|Dear, Reina

Selamat ulang tahun, sayang.

Semoga hari-hari lalu semakin membuat kamu menjadi dewasa. Tambah cantik, pintar, segala yang baik dan semoga Reina tumbuh menjadi gadis manis yang baik hati.

Jangan sedih atas keinginamu yang tak tercapai, cukup nikmati yang ada, dan bersyukur dengan yang kamu punya sekarang.

Tumbuh bahagia dan penuh cinta, sayang. Semoga gadis manis ku ini tidak berhenti tersenyum kepada dunia.


Ttd.

Yang paling menyayangimu|

Aku meremas kesal kertas yang berisi doa-doa ucapan, entah karena apa. Membuangnya jauh bak sampah tak berguna.

Potret tumpukan kado di depan gerbang kembali membawaku melalang buana pada memori-memori tahun lalu-lalu pada hari yang sama, hari ulang tahun ku. Rasa penasaran mulai menguasai ketika layaknya kaset putar memori itu bertebaran.

Senja LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang