Beberapa chara akan sedikit OOC. Mohon dimaklumi demi keberlangsungan plot cerita.
.
.Manik merah mudanya memandang sayu sebuah batu yang berdiri tegak seolah memaksanya percaya akan realita yang ada.
Zenitsu Agatsuma
Lahir 09-03-XXXX
Meninggal 09-03-2019
Kata meninggal yang menjadi bukti telah berpulangnya seseorang yang kini tersimpan di hatinya itu menjadi tamparan keras betapa waktu senang mempermainkan keduanya. Dan waktu yang dulu terbuang percuma pun membuat wanita bernama Nezuko pun meraung dalam hati. Dengan tangis sebagai tanda matanya tak mampu lagi membendung awan hitamnya menggerogotinya.
"Maafkan...aku..." bisiklah lirih pada batu nisan hitam dengan bunga dandelion yang tumbuh liar di atas tanah pemakaman.
.
.
.Nezuko tak pernah mengerti. Bagaimana lelaki yang seharusnya melindungi dan menjadi sosok layaknya batu terkuat dalam keluarga seperti kakaknya itu menangis paling kencang dan merengek seperti bayi. Maka dari itu, Nezuko tak pernah menanggapi pernyataan cinta pria dengan marga Agatsuma itu dengan serius.
"Nezuko-chan~"
Gumaman pelan tanpa minat menjadi sahutan atas panggilan yang diteriakkan Zenitsu. Raut muka pria itu berubah mendung, namun matahari kembali terbit di wajahnya dan beralih menuju sang kakak dari Nezuko, yakni Tanjirou Kamado.
"Tanjirou, kau yakin kita harus pergi? Kita bisa bermalas-malasan di sini." Rengek Zenitsu yang menuai gelengan kepala dari Tanjirou dan raut tidak suka Nezuko.
"Ayolah, Monitsu! Jangan cengeng begitu!" Pekik Inosuke sembari menarik kerah pakaian pembasmi iblis yang dikenakan Zenitsu.
"Whoa- Inosuke! Lepaskan!" Teriak Zenitsu tidak terima.
"Tidak akan! Lebih cepat begini!" Ujar Inosuke sembari tertawa.
Tanjirou tersenyum tipis dan meminta Nezuko berjalan bergandengan tangan mengikuti keduanya di belakang.
.
."Oi, Neziko!"
"Hmm? A-apa?" Tanya Nezuko pada Inosuke yang tengah melenturkan badannya.
"Kau kuat kan? Ayo latihan! Lawan aku!" Tantang Inosuke. Nezuko menatap ragu pengguna topeng babi yang merupakan salah satu sahabat sang kakak.
"Tenang saja! Tidak bertarung sungguhan kok!" Tawar Inosuke.
Masih sedikit tidak yakin, Nezuko pun mengangguk dan mengambil posisi kuda-kuda yang dikuasainya. Inosuke pun berteriak kesenangan dan membuang kedua pedangnya ke tanah. Begitu keduanya siap, Inosuke pun memulai aba-aba dan keduanya saling menendang juga sesekali memukul dengan tenaga tak penuh.
Zenitsu yang melihatnya pun hampir memekik kaget dan hendak melerai keduanya kalau saja ia tak melihat ekspresi senang serta binar semangat yang saling terpantul dari manik hijau cerah pada manik merah muda itu. Zenitsu pun tersenyum miris dan memilih kembali ke kamar dan tidur lebih awal.
.
.
.Hampir lima bulan ini Nezuko tak lagi mendengar suara cempreng itu memanggil namanya. Helai kuning cerah berpadu dengan oranye di ujungnya itu pun tak terjamah pandangannya kini yang terasa kosong, terasa kurang lengkap. Tanjirou sang kakak mengatakan kedua sahabatnya menjalankan misi berbeda di tempat yang jauh di sana. Nezuko tak tahu tepatnya di mana, tapi rasanya begitu sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa | Zenitsu x Nezuko [Kimetsu No Yaiba]
RomanceAir mata jatuh membasahi pipinya yang sedikit menirus akibat lelah. Andai waktu bisa diulang....