Melepaskan itu sulit. Berhenti mencintai juga sulit. Tapi kau harus melakukannya demi kebaikan di masa depan :)
Vino Aditya
.
.
.
Happy Reading
_______________
Vino berjalan keluar kelas. Pikirannya entah kemana sekarang. Dia ingin menemui Dinda dan menanyakan semua hal. Vino pun berjalan mencari Dinda. Sudah beberapa menit Vino mencarinya tapi tidak terlihat sekali pun. Vino pun menuju ke taman belakang sekolah dan alhamdulillah Dinda ada disana.
Vino berjalan mendekati Dinda yang tengah diam sambil melempar batu ke kolam ikan. Taman ini memang sengaja dibuat sebagai tempat siswa-siswi disana mengistirahatkan pikirannya sejenak sehingga taman ini di desain dengan sangat indah.
"Dinda," panggil Vino pelan. Dinda tidak menoleh sedikit pun. Dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Vino pun menepuk pundak Dinda pelan. Dinda pun menoleh.
"Vino?" Dinda merasa sedikit gugup sekarang.
"Hm, boleh gue ikut duduk?"
"Boleh," Dinda pun menggeser badannya agak menjauh dari posisi duduk Vino. Keadaan kembali sunyi. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Kok nasib kita sama ya?" Vino membuka suaranya.
"Maksudnya?"
"Kita mencintai seseorang tapi cinta kita gak dibalas sama sekali," Vino menunduk.
"Kalau menurut aku itu wajar Vin. Cinta gak selamanya saling memiliki terkadang kita harus mengikhlaskan orang yang kita cintai bersama dengan orang lain." Dinda kembali diam.
"Kenapa lo bisa cinta sama gue? Bisa gak lo berhenti cinta sama gue?"
Degg!
Hati Dinda seperti tengah ditancapkan pisau. Sakit, itulah yang dia rasakan tapi dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"Aku gak tau Vin apa yang bikin aku cinta sama kamu. Aku sadar kalau kamu belum terlalu mengerti agama kamu sendiri dan itulah yang semakin membuat aku cinta sama kamu. Aku pengen bimbing kamu jadi cowok yang lebih baik, lebih sholeh, dan lebih mencintai Allah." Dinda merasakan matanya sudah panas kali ini tapi dia masih bisa menahannya.
"Tapi maaf Vin aku gak bisa buat berhenti cinta sama kamu," lanjutnya. Vino terdiam. Baru kali ini dia bertemu perempuan seperti Dinda. Tetap mencintai meskipun tersakiti.
"Tapi hati lo gak sakit Din disaat lo tau gue suka sama sahabat lo sendiri?"
"Kamu udah tau rasanya Vin," jawab Dinda. Matanya sudah panas sekarang. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Maafin gue yang udah bikin lo sakit. Maafin gue yang gak bisa balas cinta lo."
"Kamu gak perlu minta maaf. Aku yang salah bukan kamu. Aku yang udah salah mencintai orang yang bahkan sama sekali gak cinta sama aku." Dinda pun berdiri dia memilih pergi dari sana. Tidak baik berdua dengan laki-laki di tempat sepi. "Aku pergi, assalamualaikum."
"Waalaikumussalam," jawab Vino. Dinda pergi dan semakin lama semakin hilang dari pandangan Vino.
"Aarrghhh!" Vino mengacak rambutnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Di satu sisi dia mencintai Aiza tapi di sisi lain Dinda juga mencintainya. Apakah harus dia melepaskan Aiza? Sangat mustahil bagi Vino. Dia tidak mungkin untuk berhenti mencintai Aiza. Cintanya sudah tenggelam terlalu dalam.
"Maafin gue Din, maafin gue," ucap Vino lirih. Hidupnya sudah semakin hancur. Orang tua, cintanya, semua telah hancur. Vino pun terdiam, dia tidak bisa berpikir jernih.
________________Keesokan harinya sepulang sekolah, Aiza merebahkan tubuhnya di atas sofa di ruang keluarga. Fisiknya lelah, hatinya juga lelah. Apa mungkin Dinda membencinya? Ah semoga saja tidak.
Disisi lain, Dinda terus menangis di kamarnya. Apa yang harus dia lakukan? Apa harus dia melepas Vino? Atau tetap mencintainya?
"Kenapa gini banget sih? Masa SMA yang aku harapin akan berjalan dengan baik malah jadi begini. Arrghhh!" Dinda mengusap kasar wajahnya. Apa Vino tidak sedikit pun mencintainya? Apa dia tidak bisa membuka hatinya untuk Dinda? Memang benar kata orang hanya Allah lah yang pantas untuk dicintai dan hanya Allah lah yang pantas sebagai tempat berharap bukan manusia. Semenit kemudian seseorang menelpon Dinda. Dinda segera menerimanya.
"Assalamualaikum, maaf ini siapa?"
"Tenang aja gue gak akan nyakitin lo dan kita udah temenan kok. Sekarang lo keluar dari rumah. Gue sama temen gue mau ngomongin sesuatu," Tanpa pikir panjang, Dinda segera mengenakan hijab dan keluar dari rumah. Benar saja ada dua lelaki menunggunya disana.
Dinda menyapa mereka. Setelah beberapa menit membicarakan sesuatu akhirnya mereka berpamitan pada Dinda.
"Din gue pamit ya, assalamualaikum." Dinda pun menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Waalaikumussalam," dua lelaki tadi pun masuk ke mobil lalu pergi dari rumah Dinda.
________________Pagi ini Aiza berangkat ke sekolah pada jam 06.00 WIB. Entah kenapa semangatnya hilang untuk hari ini.
Sesampainya di sekolah, Aiza segera duduk di bangkunya. Kelasnya masih sepi hanya ada dia disana. Tetapi beberapa menit kemudian Dinda, Vino, Asep, Nina, dan yang lainnya mulai berdatangan. Ada yang kurang menurut Aiza hari ini. Bara, ya Bara belum datang padahal sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
"Za," panggil Dinda. Aiza pun menoleh dengan malas.
"Apa?"
"Aku lupa ngabarin kamu. Hari ini Bara pindah Za ke Singapura." Aiza yang awalnya bodo amat jadi kepo amat.
"Eh Din jangan ngaco deh. Masa iya Bara pindah?"
"Dikasih tau kok ngeyel, ya bener lah. Tanya aja tuh sama yang lain!" Aiza pun berpikir sebentar. Mana mungkin Dinda berbohong padanya.
"Tapi kok dia enggak ngasi tau gue?"
"Lah emang kamu penting buat dia?" Dinda sengaja berkata seperti itu. Dia hanya ingin melihat reaksi Aiza. Rupanya sangat ampuh. Aiza hanya mengangguk lalu menunduk kembali. Sekarang cintanya sudah benar-benar pergi. Apa sekarang dia harus melepas Bara? Atau dia harus bertahan? Ah, rasanya sangat susah. Aiza hanya akan menyerahkannya kepada Allah saja. Biarlah hanya Tuhan yang mengatur dan dia hanya tinggal menjalankan.
Cinta gue hilang, dia udah pergi dan mungkin gak akan balik lagi, gumam Aiza dalam hati. Dia mengusap air matanya agar tidak terus mengalir.
_______________Yeeaaay bisa Up lagi.
Sory kalau feel nya gk dpt huhu tp jujur sih Author nyesek banget di part ini 💔
Thanks yg udah baca dan nungguin.
Jgn lupa voment.
See you ✌👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Arletta Aiza
Teen Fiction[Selesai] Highest rank: #6 in Travelling (10 Desember 2019) #8 in Malang (16 Desember 2019) #24 in cintasegilima (13 Januari 2020) #10 in Lombok (29 Mei 2020) ⚠️JANGAN PLAGIAT, PLEASE!⚠️ Aku akan terus menunggumu. ~ Arletta Aiza ~ Aku akan terus mem...