#2 [his name?]

15 1 0
                                    

"masa si? Siapa emang cowonya?" Tanya Vionna sambil menatapku serius. "Gatauuu.. gw ga tau namanya. Jangankan namanya, muka nya aja gw ga inget.. tapi Vi, gw yakin si tu cowo ganteng.." jelasku sambil melihat reaksi Vionna yang membeku. "Eh.. maksud gw gak buluk buluk banget gitu kayak cowo pada umumnya" Tambah gw untuk mencairkan suasana. Reaksi Vionna berubah menjadi lega dan dia menghela nafas.

*Kring~*
Bel berbunyi menandakan jam masuk sekolah. Bu Dewi, guru IPS sekaligus wali kelasku masuk kelas dan kelas menjadi hening. "Anak-anak. Seragam SMA sudah nyampai hari ini. Pengambilannya dari jam 9-2 siang ya. Jangan lupa bawa surat pengambilannya" Jelas Bu Dewi lalu menuju ke meja guru. "Baik buu!"

[Time Skip]
12:30 WIB
Sekarang adalah istirahat ke 2. Aku dan teman temanku pergi ke mading untuk melihat dimana tempat pengambilan seragam SMA itu, kami langsung mengambilnya hari ini karena kami selalu membawa surat pengambilannya setiap hari.

Jessi melihat ke kertas yang berisikan pengumuman pengambilan seragam, teman-teman yang lain melihat ke kertas pengumuman nilai dari tes jurusan yang saat itu kami lakukan, sedangkan aku melihat kertas yang berisikan anak baru untuk SMA nanti. "Na, jangan jangan cowo yang lu mimpiin semalem ada disini namanya" jeplak Vionna yang berada di sampingku. Aku menatapnya tidak percaya dan ketawa kecil. "Gatau lah.. lagi pula gw gatau namanya siapa" balas aku.

Kami pergi ke laboratorium untuk mengambil seragam SMA kami. Saat giliranku, aku menandatangani kertas yang di ajukan sebagai artian aku sudah mengambil seragam milikku.

Saat perjalanan kembali ke kelas, aku melihat cowok yang sedang mengobrol di lorong kelas. Namanya Devan. Aku sudah menyukai nya sejak SD. Tidak tau mengapa aku masih memiliki perasaan yang sama walaupun sudah 3 tahun lalu. Hanya melihatnya saja sudah membuatku tersenyum, apalagi kalau dia berbicara denganku?.. hehe

Aku kembali ke kelas dan langsung melakukan yang biasanya kulakukan bersama teman teman. Kami selalu bercanda dan meng gossipi hal hal baru.

"Weh Tania. Liat deh.." Aku memberi lihat kertasku ke Tania. Di dalamnya adalah sebuah kata kata yang ingin ku berikan kepada Devan. Tapi aku masih ragu untuk memberinya. Aku sudah sering seperti ini. Hanya membuat kertas tetapi selalu tidak berani memberikannya, akhirnya hanya ku simpan dan berfikir bahwa Devan akan membaca nya suatu hari nanti dan bisa mengerti apa yang aku rasakan selama ini.

"Apani? Yaelahhh.. alay beut si lu. Gini aja terus ampe kerja nanti. Dia emang bakal baca klo lu gak kasi? Apa susah nya si tinggal ngasih. Sini gw kasihin" Tania emang orang yang bar bar. Dia berdiri sambil membawa kertas itu di tangannya. Aku langsung mengejarnya dan menahannya. "Eh jangan donggg.. gw belom siap woii..gila ya lu" aku merebut kertas itu dari tangannya. "Sumpah Na gw gereget tau ga si sama lu. Kasih aja kasihhh ihh" Tania mendadak kesal denganku dan aku tiba tiba merasakan seseorang menatap kami berdua. Aku dan Tania sekarang emang sedang berada di depan pintu kelas dan di lorong kelas juga masih ada Devan. Aku melihat Devan yang sedang melihatku juga. Aku langsung menatap Tania dan memegang bahunya. "Tania plis.. dia liat gw" Bisik gw sambil tutup mata. Tania hanya tertawa kecil melihat kelucuanku di depannya. "Sana ih kasihh"

Aku berlari ke arah Devan. Tania yang melihatku langsung berubah sangat senang.

Iya.. berlari.. berlari terus...

Aku berlari sampai melewati Devan. Bukannya aku berlari ke Devan tetapi aku malah lari ke toilet dan dengan kertas yang masih kupegang di tangan. Pikir saja. Aku mana berani berbicara dengannya. Tania yang kulihat dari pintu toilet hanya menepuk kepalanya dengan telapak tangannya dengan kesal. Devan yang melihatku berlari ke arah toilet, lalu dia masuk ke kelasnya sendiri. Ya.. aku dan Devan beda kelas.

[Time Skip]
14:42
Kini sudah waktunya pulang sekolah dan sekarang aku masih berkumpul dengan teman temanku di kantin. Setelah kita berbicara dan bercanda bersama-sama, aku memutuskan untuk pulang duluan.

Saat aku di gerbang sekolah, aku melihat Devan sedang bersama adiknya, Vivi. Sepertinya mereka akan pulang sekarang. Aku tersenyum lagi dan lanjut berjalan pulang.

Aku pulang dengan sambutan wangi masakan mama yang sangat sedap dihirup. Aku tersenyum tipis. Aku ke kamarku dan memainkan ponselku. Tidak lama aku tertidur lelap dengan ponsel yang terlepas dari genggamanku.

--------------------------------------------------------
"Masa sih lu ikut? Ga percaya gw anak basket cem lu ikutan acara begituan"

"Cek aja klo ga percaya"

-J***a***

"Eh iya dong ada nama lu"
----------------------------------------------------------
Aku terbangun dari tidurku dan aku mendengar ibuku meneriaki namaku dari lantai bawah.

"Cowok itu lagi... Ada namanya!! Kenapa gw gabisa ingett?!!" Aku memukul mukul kepalaku berusaha untuk mengingat nama itu..

Tbc.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang