Samudra & Angkasa

Prologue

[•]

      Sejak awal Angkasa tahu bahwa sebenarnya, tidak ada hal yang perlu ditakuti dari sosok Samudra--tipikal pria tsundare yang berantakan. Baju awut-awutan, tidak rapi, berandal, sering bolos, dan bodoh adalah; palsu. Aslinya Samudra itu periang, ia memang kelihatan jarang tersenyum.. tapi percayalah, senyumnya bahkan bisa meluluhkan semesta.

Samudra itu luas, sama dengan hatinya. Ia hanya sulit berbaur, sulit menerima.. padahal sebenarnya ia selalu terbuka pada siapapun, menjadi berandal adalah pilihannya untuk diakui. Namun menjadi bodoh adalah kebohongan terbesar untuk Samudra, karena jujur ia layak mendapatkan nilai A+ dimata pelajaran menghargai seseorang, benar. Angkasa tidak main-main tentang hal ini.

Menurut Angkasa, menghargai seseorang adalah pelajaran nomor satu yang pantas untuk dipahami. Dan Samudra, memahami hal itu semua dengan segala prilaku buruknya. Meski nyatanya; tidak ada hal serius tentangnya dalam konteks 'buruk'.

Mau tahu bagaimana cara Samudra menghargai seseorang?

Begini, Samudra itu perokok, ia tahu bahwa Angkasa tidak menyukai asap rokok.. Jadi ketika ingin merokok ia selalu menjauh dari Angkasa, padahal tidak ada alasan kuat untuk melakukan hal tersebut, Angkasa juga tidak memaksa Samudra untuk tidak membakar benda itu dihadapannya; itulah caranya menghargai, hal kecil memang, namun makna nya besar bukan?

Asal kalian tahu saja, sebenarnya Samudra membenci Angkasa. Namun caranya menghargai seseorang tidak memandang siapapun, membenci bukan berarti hilang respect; begitulah katanya.

Ahh sayang sekali, Angkasa justru menyukainya..

[•]

See you guys in the next chapt👋