Jembatan karanggondang

11 2 0
                                    

Kisah perjalanan kita mengungkap misteri urban legend akan terus berlanjut meskipun banyak kejanggalan dan resiko-resiko yang pasti akan kita terima. Setelah kejadian di villa beberapa saat yang lalu, kita kembali akan menelusuri adanya mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat . Kali ini saya bersama Dani dan Hendra akan mencoba mencari kebenaran tentang keangkeran rumah sakit mardi waluyo yang ada di kota Blitar. Kali ini kita cuma berangkat bertiga karena keadaan wahyu yang masih belum pulih akibat kejadian di villa beberapa waktu yang lalu dan irfan dan ilham yang tak bisa ikut karena tugas kuliah yang harus mereka selesaikan.

"Dan, gimana nih kita pake apa ke blitar?" Tanyaku ke dani.

"Kita kan cuma bertiga pake motor aja kali." Jawab Dani

"Yaudah gue nebeng ya kalo gitu."

"Iya udah bareng gue aja ndre." Sahut hendra.

Dan kita berangkat ke Blitar saat itu juga walaupun keadaan hari yang udah agak malam . Seperti kebiasaan Dani mengendarai motor klx nya dengan kencang sesikit ugal-ugalan sih maklum bekas anak motor dulunya. Sambil bernyanyi nyanyi keras di jalan dengan agak berteriak teriak di jalanan menggoda para pengguna jalan yang lain .

" woee gila lu kambuh lagi ya " Hendra berkata ke Dani sambil mengendarai motor.

" Losss hahaha." Dani menjawab sambil masih menggeber klx andalannya.

"Bentar lagi lewat jembatan karanggondang  ndra jangan lupa klakson lu." kata ku ke hendra mengingatkannya karena konon katanya jembatan itu angker karena pernah ada korban mutilasi yang di buang di bawah jembatan itu.

"Ya bentar gue kejar Dani dulu ntar dia lupa lagi."

Dengan keadaan motor matic yang kita gunakan walaupun sudah sampai mentok gas kita putar tetep saja gak bisa ngejar kecepatan klx si dani.

"Waduh beneran kan dia lupa." Kata hendra yang masih menggeber gas mengejar dani

"Klakson hen klakson!!." Teriak ku ke hendra karna jembatan udah dekat di depan kita.

Dani yang masih dengan tingkah ugal ugalannya saat mengendarai motor masih berteriak disepanjang jalan sampai melewati jembatan itu, kebetulan juga keadaan saat melintasi jembatan sedang sepi tak ada pengendara lain.
Saat setelah melintasi jembatan kita seperti melewati entah kabut atau asap yang menutupi jalan dan seketika tercium aroma yang sangat busuk seperti bangkai. Dan akhirnya dani mulai perlahan memelankan laju motornya yang sedari tadi di geber nya.

Masih dengan sikap tengilnya dani memelankan motornya dan berkata ke saya dan hendra,
"Anjir gue tadi ngeliat orang gila cuk di bawah jembatanlari ke dalam hutan jalan nya zig zag lagi."

"Masa sih, temen lu itu nggak ikut kehutan sana juga lu." Jawab si hendra sambil ketawa.

"Eh lu pada nggak nyium aroma ikan asin ya?" Tanyaku pada mereka.

"Iyanih kaya bangkai anjir." Dani menjawab

"Elu kali ni belum mandi ndre" kata si hendra.

Jalan kita pelan pelan sambil menahan bau yang sangat busuk sepanjang jalan, sampai lah tiba di lampu merah.

"Anjir baunya nggak ilang ilang cuk." Kata dani sambil menahan mau mutah karena sudah nggak kuat akan bau busuk yang dari tadi mengikuti.

"Tuh mobil depan bawa mayat kali ya , liat tu bi bangku belakang ada karungnya." Kata hendra sambil menunjuk mobil di depan kita

"Coba salip aja abis ini." Kataku.

Kita salip lah mobil yang ada di depan kita tapi masih tetap aja bau busuk terus tercium selama kita mengendarai motor , setiap ada jembatan kita lewati semakin tercium aroma busuk , sampai berhenti kita di sebuah alfamart karena nggak kuat akan bau yang terus mengikuti kita, sambil kita cek roda motor kita siapa tau melindas sesuatu di jalan. Sudah agak hilang bau busuk selama kita berhenti di alfamart kita lanjutkan perjalanan lagi dan kembalilah tercium aroma busuk yang terus mengikuti. Sampailah kita ke sebuah jembatan kecil dan bau yang tadinya sangat busuk langsung seketika berganti menjadi harum aroma dupa dan kemenyan yang menyengat.

"Janc*kk gas cukk!!!" Dani berteriak dan sambil menarik gas nya kuat-kuat.

"Woee dann.... pelan." Aku dan hendra seketika berteriak karna takut dani kecelakaan karena dia mengegas motornya dengan kencang dan panik.

"Udah dan udah aman ini jangan kencang kencang bahaya." Kataku ke dani yang sudah memelankan motornya.

"Anjir tadi bau busuknya ganti bau menyan , tu keknya kita tadi di tumpangin setan cuk" kata hendra.

"Iya menyengat kali tadi baunya." Imbuh si dani

Dan kita lanjutkan perjalanan kita ke rumah sakit mardi waluyo dengan pelan pelan karna takut masih ada sesuatu yang bisa akan membahayakan kita.
Sesampai di depan rumah sakit mardi waluyo kita mampir minum kopi sejenak sambil menceritakan kejadian kita tadi ke bapak penjual kopi tersebut. Dan emang kata bapak tersebut memang sepertinya kita tadi di tumpangin seperti wewe gombel saat melintasi jembatan karanggondang.

" makanya mas kalo lewat situ (jembatan karanggondang) di biasain klakson mas, dan hati hati mas jangan pecicilan kalo lewat situ." Bapak penjual kopi berpesan ke kita

Kata bapak tersebut membuat aku dan hendra teringat saat kita melwati jembatan tadi , dani yang mengendarai motornya secara ugal ugalan dan tidak mengklakson mungkin membuat penunggu di daerah situ merasa terganggu.

Dan minumlah kopi kita sambil menengkan diri, karena habis ini kita akan mencoba menelusuri rumah sakit mardi waluyo yang konon katanya angker.

......

The Urban LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang