Chapter 31:~Aku Datang~

2.4K 327 95
                                    

Ikut vote di bawah ya. Buat next up👐

***

Sakura memekik ngeri, sebuah lengan kekar tiba-tiba merengkuh perut mungilnya erat. Nyaris memberi tekanan hingga Sakura merasa sakit dalam setiap pergerakannya. Tangannya reflek mencengkram lengan berbalut hakama putih itu, berniat melepaskan diri dari jeratannya yang menghawatirkan.

Aroma yang beberapa hari lalu menenangkannya menguar dari sang lawan. Feromon memabukkan yang dalam sekejab membawa kengerian ekstra merambat sepanjang tulang punggung Sakura.

"Lepaskan!"

Pergerakan brutal Sakura terhenti ketika kedua lengan kekar itu semakin menjeratnya. Membawa tubuh keduanya merapat. "Hyuuga-san lepaskan! Kau menyakitiku!"

Sakura menjerit frustasi ketika rengkuhan pria itu semakin erat. Sakura bahkan berfikir perut mungilnya akan remuk karena rengkuhan tangan itu dan gerakan brutalnya yang mencoba melepaskan diri.

Ten-Ten bersimpuh di dekat keduanya setelah membereskan kekacauan yang diperbuat Sakura, menunduk hormat.

"Aku memintamu untuk mempersiapkan Sakura, dan saat aku memutuskan untuk melihat hasilnya justru kekacauan yang terjadi. Apa aku meminta kegagalan?"

Sakura bergerak tak nyaman. Sumpah. Rengkuhan diperutnya ini seperti akan meremukkannya. Sakura kini menghawatirkan keberadaan janin di perutnya. "Hyuuga-san, aku bersumpah akan membuat ini tidak mudah bagimu. Lepaskan aku! Lepaskan aku sekarang juga!!"

Decakan kesal dari Neji menjadi awal bagaimana tubuh mungilnya diangkat dengan begitu mudahnya. Neji berjalan pelan dengan Sakura yang masih meronta di kedua tangan kuatnya. Jelas mengabaikan pekikan Sakura yang sudah frustasi.

"Jika kau masih terus memberontak, aku jamin tidak akan membiarkanmu bertemu dengan bibimu lagi."

Sakura terperangah tak percaya. Apa saat ini pria di depannya ini sedang mengancamnya? Sakura ingin terbahak keras saat ini. Pria ini tahu pasti bagaimana cara menekan Sakura.

"Apa kau tidak punya hati? Kau sungguh kejam." Sakura menguatkan hati mendongak, menatap si pemuda yang berjalan tanpa ekspresi. Sakura sudah bersumpah tidak akan membuat segalanya mudah bagi pria itu, dan Sakura tidak main-main tentu saja. 

Langkah Neji berhenti. Sakura terhenyak panik ketika rengkuhan di tubuhnya mengerat bersamaan dengan pandangan manik bulan itu yang jatuh pada dirinya. Tergagap, Sakura mencoba mengalihkan pandang. Menatap segel rumit yang masih membelenggu tangan mungilnya.

"Aku pernah menyimpan satu sudut hatiku, dan kau merebutnya hingga aku tak memiliki ruang untuk siapapun lagi. Bahkan untuk diriku sendiri. Bukankah kau yang kejam disini, Sakura?"

Sakura terdiam. Mungkin wanita lain akan sangat senang mendengar kata-kata itu. Tapi tidak, Sakura tidak termasuk di dalamnya. Sakura akan lebih senang jika Neji memberinya janji kebebasan. Benar-benar bebas.

Mendapati Sakura yang terdiam memilih mengabaikan kata-katanya, Neji meneruskan langkahnya setelah memberi perintah agar para prajurit membereskan kekacauan.

"Aku sudah berbaik hati memintamu untuk bersiap, tapi kau mengabaikan itu semua. Jadi kita akan menikah, tanpa gaun sialan itu."

Sakura dilanda panik. Kesal. Bingung. Semuanya berpadu. "T-tidak! Lepaskan aku Hyuuga-san!"

"Bukankah kau sendiri yang menganggap gaun itu sebagai bentuk penghinaan untukmu? Jadi, kita singkirkan gaun sialan itu."

"Hyuuga-san, apa kau tidak mengerti? Aku sudah bersuami. Aku juga tengah mengandung bayiku dengan suamiku, kau tidak bisa menikahiku!" Sakura frustasi. Sedangkal apa otak pria bangsawan ini hingga penjelasan serinci ini tak kunjung dimengerti?

My Posessive Lord DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang