Pagi, Dears! ^^
Kaget, ya, Hara malah update lapak ini bukannya lapak Mbak Kissy?
Hara baru tadi malam pulang dari luar kota. Capek banget dan mendadaj pengin ngasih kalian hadiah karena sudah bikin lapak Mbak Kissy rame sampai 18K lebih viewers. Hara harap lapak ini juga bakal sama ramainya.
But, jangan khawatir! Bagi kalian pencinta Mbak Kissy juga bakal mendapat jatah yabg sama nanti malam. Kita akan bersenang-senang di dua lapak ini sekaligus karena Mbak Kissy nanti juga bakal nongol di lapak ini sebagai clue apa yang terjadi dengan hidup Mbak Kissy usai COFEE BREAK tamat. Jadi, sedikit spoiler-lah gitu karena lapak ini waktu kejadiannya setelah COFFEE BREAK tamat.
So, here we are ...
Selamat bersenang-senang!
Happy reading! ^^
================
"Apa yang sedang kamu lamunkan, Sayang?"
Sepasang lengan menyusup dari balik pinggang Aira, mendekap erat wanita itu sembari menghidu aroma apel dari rambutnya yang tergerai.
"Hm." Aira bergumam, meresapi rasa hangat nan nyaman yang Ardi percikkan. Telapak tangannya menangkup telapak tangan Ardi di atas perutnya. "Aku memikirkan kapan kamu pulang. Aku merindukanmu. Sangat," jujurnya.
Ardi berhenti menghidu. Dengan gerakan kecil dan ringan, dia lantas memutar tubuh Aira agar menghadapnya. Manik mata serupa biji kopi miliknya bergerak menelusuri raut ayu yang tak pernah jemu dia sentuh.
"Kamu merindukanku? Apa ada sesuatu yang terjadi hari ini? Apa ada yang tidak berjalan sesuai rencana?" Ardi memberondongi Aira dengan beberapa pertanyaan penuh kekhawatiran.
Aira menggeleng sembari melarikan kedua telapak tangannya menuju rahang kokoh Ardi. "Tidak. Semuanya berjalan lancar. Aku hanya merindukanmu tiba-tiba. Apa tidak boleh?" tuntut Aira dengan sorot mata tanpa ragu.
Ardi menangkap telapak tangan kiri Aira dan membawanya ke bibir. Dikecupnya jari-jari tangan itu lembut satu per satu tanpa melepaskan tatapannya. "Aku tidak tahu kalau menjelang menikah wanita akan cenderung manja seperti ini. Dari yang aku baca, pasangan akan sering bertengkar dan berdebat tidak penting. Aku sudah menyiapkan mental andai kamu mendadak mood swing karena wedding syndrome."
Aira menarik sudut bibirnya ke atas. Lalu dia merapat pada Ardi dan mencondongkan wajahnya pada sisi kanan rahang Ardi. Disarangkannya satu buah gigitan kecil sebelum mengecup rahang itu mesra. "Mereka yang bertengkar menjelang pernikahan itu hanya tidak tahu bagaimana rasanya memiliki kamu yang sangat luar biasa ini," tuturnya sembari meletakkan kepalanya pada dada bidang Ardi. Aira melakukan gerakan seduktif dengan menaik-turunkan tangan kirinya pada dada itu. Beberapa kali dia juga sengaja membuat pola-pola abstrak. "Aku ingin selamanya seperti ini. Di dekapanmu, manja-manja sama kamu, dan jadi milik kamu."
Ardi yang semula memejamkan mata menikmati perlakuan Aira, perlahan menunjukkan kembali manik mata serupa biji kopi miliknya. Dalam satu gerakan cepat, dia menangkup pinggang Aira dan membawa gadis itu untuk duduk di salah satu rak yang digunakan untuk memajang beberapa figura kecil berisi foto-foto kebersamaan mereka. Akibatnya, dua figura kecil itu roboh, tetapi tal diindahkan oleh keduanya. Mereka sedang makhsyuk saling beradu tatap, menyiratkan keinginan masing-masing.
Selang beberapa detik, Aira memutuskan untuk menjadi orang pertama yang berinisiatif. Dia memangkas jarak dengan menekan bibir Ardi dengan bibirnya yang beraroma ceri. Aira membiarkan bibir mereka hanya bertubrukan tanpa gerakan berarti. Ardi pun sepertinya tak berniat mengambil tongkat estafet yang baru saja Aira sodorkan dengan melakukan lumatan dalam seperti sebelum-sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOO LATE TO FORGIVE YOU | ✔ | FIN
RomanceAira pernah terpuruk. Cintanya yang terlalu besar pada Evan pernah membuatnya gila ketika pria itu memilih meninggalkannya demi menikahi wanita lain. Dalam masa kelam itu, Aira tidak menemukan sebuh kewarasan selain mati untuk mengakhiri rasa sakit...