Seorang lelaki yang terlihat terburu-buru dengan tangan mungilnya yang terus memasukkan semua barang yang ia miliki. Wajar saja, ia sudah selesai dengan jam kuliah dan dirinya harus segera bergegas pulang. Kakaknya pasti sudah menunggunya.
"Oh my gosh, aku harus cepat!" Berseru pada dirinya sendiri dan kemudian menyambar ranselnya. Segera berlari agar dirinya segera sampai. Oh jangan lupa, dirinya juga harus pergi ke suatu tempat untuk membeli sesuatu.
Tiba-tiba saja dalam perjalanan pulangnya, ponselnya berdering dan menampilkan satu nama yang hanya membuatnya tersenyum kesal.
"What?" Menjawab dengan malas panggilan itu dan masih tetap melangkahkan kakinya.
"Cepat pulang!" Felix benar-benar tidak habis pikir dengan saudaranya yang satu itu. Kakaknya memang tahu jadwal kuliahnya setiap hari, tapi kakinya juga akan lelah jika harus berlari untuk mengejar waktu agar tepat waktu sampai di rumah.
"Katakan saja apa maumu. Aku akan sampai di rumah 20 menit lagi" rumah Felix memang tidak begitu jauh dari kampusnya. Hanya memakan waktu 8 menit, sangat dekat tentunya.
"Apa-apaan dengan 20 menit? Kau lama!"
"Ugh you're so fucking anoy--"
BRUGH
"Aw sialan!" Felix mengumpat saat pantat sintalnya berhasil menghantam dinginnya koridor kampus.
"Oh maafkan aku, apa kau tidak apa-apa?" Menjulurkan tangannya pada Felix yang hanya menatap sekilas lelaki di hadapannya. Oh, Felix hanya mengabaikan lelaki itu dan kembali pada ponselnya.
"Cepat pulang, adikku tersayang" Felix nyatanya tidak lupa dengan kakaknya yang masih aktif di seberang sana.
"Just shut your dirty mouth!!" Dan berdiri dengan caranya sendiri tanpa peduli dengan lelaki yang masih memperhatikannya.
"Apa?!" Sepertinya Felix terkena serangan marah karena satu orang, kakaknya sendiri.
"Ugh kau membuang waktuku" tidak mendengar jawaban dari pelaku yang sudah membuat pantatnya berdenyut, Felix pun pergi dari hadapan orang itu dan kembali mempercepat langkahnya.
"Wow, dia manis dan menggemaskan"
Sementara lupakan siapa yang Felix tabrak dan kini berfokuslah pada Felix yang tengah berlari sepanjang waktu hingga keringat pun tak tahu malu membasahi dahinya.
"Hari ini edisi spesialnya datang!" Walau lelah, namun saat dirinya mengingat apa yang harus ia dapatkan, seolah rasa lelahnya sirna begitu saja.
Tiba di sebuah toko yang masih searah dengan jalan rumahnya, dirinya pun langsung bergegas menuju satu rak dengan deretan mug berwarna pastel.
"Oh oh ini dia! Come to mama!" Berseru riang kala melihat mug dengan warna tosca di sana. Menambah satu koleksi untuk ia pajang dan mempercantik kamarnya. Walau harganya berbeda dari mug biasa, namun Felix tidak pernah peduli dengan hal itu.
Berhasil mendapatkan benda yang ia mau, kakinya pun langsung berlari menuju rumah tentunya. Bersiap dengan segala kemarahan kakaknya karena dirinya begitu lama menghabiskan waktu di luar rumah.
Hell, itu hanya 8 jam di kampus dan 20 menit perjalanan termasuk bermesraan bersama mug yang baru saja ia beli.
"Aku kira kau sudah dimangsa oleh seorang alpha bejat di luar sana" hardik kakaknya saat kakinya baru selangkah memasuki rumahnya. Mungkin Felix belum sempat bernapas namun kakaknya sudah merecokinya terlebih dahulu.
"Apa kali ini?" Felix hanya menatap malas ke arah kakaknya yang terlihat begitu penasaran dengan apa yang ada di tangannya.
"Apa matamu buta?" Felix menimpali tidak kalah sengitnya. Terkadang Felix akan gemas sendiri dengan kakaknya. Benar-benar membuatnya gemas hingga tangannya ingin segera menggaruk wajah kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Me! [SeungLix]
FanfictionFelix, remaja yang akan selalu mengoleksi barang-barang yang berbau lucu, imut, berwarna-warni atau yang masih serumpun dengan kata-kata itu. Tapi Felix melakukan itu bukan karena kamauan dari hati nuraninya, namun ada hal lain yang memaksanya. "Bis...