Membuka pintu kamar adik tersayangnya dan menatap Felix yang tengah tertidur. Mencoba tersenyum namun senyum itu harus sirna kala dirinya melihat Felix yang menangis dalam tidurnya.
"Apa yang terjadi padamu, sayang" mengusap pelan rambut Felix dan mengusap keringat yang sudah timbul di pelipis dan dahi adik kesayangannya.
"Ta--kut..." melihat adiknya seperti itu membuatnya kembali teringat kenangan menakutkan saat adiknya masih berumur sepuluh. Sungguh hal yang menakutkan hingga dirinya berusaha melupakan hari itu. Tidak hanya dirinya, tapi Felix tentu menginginkan hal yang sama, namun Tuhan seolah punya rencananya sendiri. Felix mengalami trauma yang nyatanya baru bunda dan ayahnya tahu setelah Felix berusia 15.
Trauma yang Felix miliki membuat diri Felix sedikit berbeda dari sebelumnya. Terkadang Felix akan merasakan takut jika berada di dekat seorang alpha dan jika dirinya berada di dekat seorang alpha dalam kurun waktu cukup lama, traumanya itu akan kembali menghantuinya.
Felix memiliki zonanya sendiri saat dirinya kembali tertekan. Child alters yang dimiliki Felix memang belakangan tidak pernah kambuh, namun saat ini, Jisung kembali khawatir, Felix pulang dalam keadaan di mana alternya yang menguasainya.
"Aku tidak bisa membiarkan Felix seperti ini" wajahnya terlihat begitu murung namun berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya harus melindungi adiknya apapun yang terjadi.
Selang beberapa menit Jisung menemani Felix yang tertidur, ponselnya pun berdering dan memperlihatkan satu nama yang sudah cukup lama tidak bertemu.
"Bunda...ada apa?"
"Jisung sayang, bunda menelpon karena bunda merasa khawatir, apa adikmu baik-baik saja?"
"Akhir-akhir ini baik, bun...tapi tadi siang Felix masuk dalam zona amannya dan itu membuatku takut"
"Oh astaga, maafkan bunda karena tidak bisa berada di sana bersama kalian...akhir-akhir ini ayahmu sibuk dengan urusan perusahaan tapi bunda berjanji besok bunda akan bertemu kalian"
"Apa ayah juga ikut?" Bertanya untuk sekedar memastikan. Jisung cukup yakin ayahnya tidak akan bisa ikut tentunya karena urusan perusahaan yang tidak akan pernah ayahnya tinggalkan. Namun bagaimanapun, Jisung benar-benar merindukan orangtuanya.
"Ayah ikut, sayang...tapi jangan katakan apapun pada Felix ya, bunda hanya ingin melihat bagaimana anak kesayangan bunda" Jisung tahu ayah dan bundanya memberi perhatian lebih pada Felix yang mana membuatnya cukup senang dengan hal itu. Bukan hanya orangtua mereka, Jisung pun selalu memberi perhatian lebih pada Felix karena jika Felix tidak dalam keadaan baik, Jisung takut Felixnya tidak akan pernah kembali.
"Siapa kau?" Menatap pemuda yang berdiri di depan rumahnya dengan senyuman yang tidak lepas dari wajah tampannya, tapi hal itu justru membuat Jisung malas untuk menghadapi pemuda di depannya itu.
"Aku ingin bertemu Felix, apa Felix ada?" Jisung hanya bisa mengerutkan alisnya. Pertanyaannya saja belum terjawab tapi pemuda di depannya malah kembali bertanya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Me! [SeungLix]
FanfictionFelix, remaja yang akan selalu mengoleksi barang-barang yang berbau lucu, imut, berwarna-warni atau yang masih serumpun dengan kata-kata itu. Tapi Felix melakukan itu bukan karena kamauan dari hati nuraninya, namun ada hal lain yang memaksanya. "Bis...