lampu, chanyeol, dan bola api sialanya.

100 11 2
                                    

Gelap.

Entah mengapa tapi keadaan akademi tiba-tiba saja gelap dan disusul oleh teriakan beberapa siswa yang berku.
Malam ini, mereka ditugaskan untuk menginap di akademi mengingat besok adalah ujian awal.

Teriakan beberapa siswa senyap dalam sekejap, tentu saja berkat teriakan guru nichella yang berteriak menyuruh diam dan disanggupi oleh semua murit.

Guru nichella menakutkan dengan sihir petir yang dimilikinya.

Dan, ditempat lain ratusan langkah dari aula perkumpulan murit akademi seseorang terdiam kaku.
Byun Baekhyun, yang yang entah bagaimana bisa kebetulan menuju toilet dan lampu padam saat ia dutoiled.

Akan baik-baik saja jika saja baekhyun tidak takut gelap. Kini ia menyesal tidak menerima tawaran jenny untuk menemaninya tadi, dan ayolah ini toiled pria dan tak mungkin jenny kemari kan?

Keringat dingin mulai Baekhyun rasakan, ia masih tak bergerak dan berharap lampu akan segera terang tapi sayang, klaimnya mulai lemas dan ia mulai lupa cara bernafas dengan benar.

"Aku.. bagaimana ini.." lirihnya, tangannya mengepal erat. "Yatuhan, jangan sekarang" lanjutnya seraya memukul dadanya pelan. Ia merasa sesak disana dan apa-apaan lampu ini?!

"Sial" umpatnya.

Baekhyun mencoba membuka mata dan buramlah yang ia dapati, Baekhyun merasa tangannya tak kuat lagi menahan diatas meja. ia akan terjatuh dan benar-benar terjatuh.

Baekhyun merasakan latai dingin mulai menyentuh kulitnya, hanya sesaat dan setelahnya ia merasa seseorang mengangkatnya.
Tak ada waktu menebak, Baekhyun tak berfikir ataupun menebak siapa. Ia terlalu lelah dan sesak.

Tapi samar-samar dapat ia dengar umpatan kesal dari orang yang memegangnya kini dan setelahnya ia terpejam.

Baekhyun pingsan.


.
.
.
.
.
.


Baekhyun membuka matanya pelan, ruangan putih adalah hal utama yang ia dapati dan.. oh apa ini di UKS sekolah?

Baekhyun melirik jam berbentuk bulat di dinding atas dan ia mendesah. Pukul 23: 29 itu artinya ini malam hari mengingat ia berada ditoiled saat perkumpulan aula pukul delapan tadi.

Baekhyun mengerjap, perlahan lahan ingatan tadi berdatangan di otaknya.

"Aku pingsan?" Gumamnya "dan.. bagaimana aku bisa berada Disni sekarang?"

"Tentu saja seseorang membantumu idiot"

Secepat Baekhyun menyelesaikan kalimatnya, secepat itu pula seseorang menjawabnya. Pria Byun itu terlonjak kaget, ia baru saja berusaha berusaha mendudukkan dirinya dan tersentak membuatnya kembali jatuh tertidur. Ia meringis dan seseorang yang lain mendengus geli.

"Jadi, ucapan terimakasih?"

Baekhyun mendelik kesal, apa-apaan! Pria didekatnya ini menagih ucapan terimakasih? Tidak mau!

"Terimakasih" apa boleh buat, Baekhyun benar benar merasa terselamatkan. Tapi dari sekian banyak murid akademi, mengapa simenyebalkan ini yang membantunya?!

"Karna aku juga berada disana tadi" Baekhyun skakmat, yatuhan apa sekarang pria ini beralih mempelajari cara membaca fikiran?

Baekhyun memilih tak mengubrisnya dan keadaan senyap sesaat.

Tapi bukan Baekhyun namanya jika keadaan canggung yang hanya diisi kesunyian dengan pria itu hanya terduduk menatap Baekhyun datar.

"Apa yang kau lakukan ditoiled tadi?" Ia mencoba membuka pembicaraan agar suasana tak canggung tapi itu salah karna kini, lawan bicaranya membuat terkekeh geli dengan jawaban "apa lagi yang akan orang lakukan jika seseorang kekamar mandi?"

Baekhyun memutar mata jengah, harusnya ia tau ini tak berguna.

"Terserah kau park, aku akan tidur!" Kesalnya dan merubah posisi tidurnya memunggungi Chanyeol.

Chanyeol tak berkata apa apa dan beranjak pergi. Dan sunyi, benar-benar sunyi.
Baekhyun kesal, ia ingin pulang saja jika begini.

Tak lama dari itu park Chanyeol kembali dengan seseorang yang Baekhyun tau adalah anggota penjaga UKS, Baekhyun tak perduli apa yang dibicarakan keduanya karna ia mengantuk, tapi sayup-sayup ia dapat mendengar apa yang dibicarakan dua manusia itu.

"It's oke park! Ini hanya satu infus, yatuhan setelah itu bawalah ia kembali kekamarnya"

"Benarkah? Tapi ia tampak lemah" sangkal pria park itu. "Tentu saja! Tadi ia syok dikamar mandi dan aish! Hanya sebentar dan ia baik-baik saja"

Park Chanyeol mengangguk tanda ia mengerti "tunggulah hingga infus ini habis, lalu bawalah ia kembali ke kamarnya. Oh apa dia satu angkatan denganmu?"

Chanyeol mengangguk, "ya, tapi kami beda kelas. Mahluk ini" ucapnya seraya menunjuk Baekhyun dengan jari telunjuknya "berada di kelas cahaya" dan ia mengangkat bahunya, lalu dibalas anggukan mengerti oleh lawan bicaranya.

"Baiklah, aku akan pergi. Jaga sebenatr lagi hm"

"Ya, pergilah. Aku jengah melihat wajahmu terus-terusan"

"Yak! Itu karna kita satu kompleks!"

"Iya iya, pergilah"

Dan sejeong benar-benar beranjak oergi meninggalkan Chanyeol dengan Baekhyun yang tertidur.

Chanyeol menatap Baekhyun diatas kasur rawat. Yatuhan bagaimana bisa ia berakhir dengan si idiot Baekhyun dituangkan yang sama? Iya berharap saat bangun nanti, Baekhyun tak menceritakan hal-hal tak masuk akal miliknya.

Beberapa waktu berlalu dan infus telah selesai. Baekhyun juga terbangun diwaktu bersamaan dengan erangan kecil.

"Apa aku sudah boleh kekamar?"

Chanyeol mengangguk dan melepas imous ditangan pria Byun. Sedikit meringis saat ada sedikit aliran darah mengalir "apa ini sakit?" Tanyanya.

"Tidak" Baekhyun berusaha bangkit dan kepalanya terserang sakit tiba-tiba, yatuhan aliran darahnya pasti berlomba kembali pada tempatnya.

Chanyeol membantu Baekhyun melangkah dan lampu tiba-tiba kembali padam.

"Yatuhan?! Chan! Chanyeolrngaoa lampunya kembali padam?! Sial ini..

Bless!

Baekhyun panik dalam kekalutanya dan mengumpat sekali lagi karna tiba-tiba saja api menyala didekatnya.

Sial! Park dan sihir apinya.

"Aku dikelas api, jika kau lupa" ucap ditinggi kemudian mengangkat bahunya asal. Dan Baekhyun masih berkedip cepat. Setelahnya barulah ia merasa nafasnya mulai memberat. "Hei hei it's oke. Aku akan menuntunmu kembali ke kamar milikmu hm?" Baekhyun mulai mengembalikan nafasnya menjadi normal dan berhasil.

Ini bukan karna perkataan menenagkan Chanyeol. Baekhyun menyakinkan itu. Iya kan?

"Jadi, sekarang bisa kita kembali?" Sikecil hanya mengangguk kecil dan kembali berjalan. "Kemarikan tanganmu, aku akan menuntun hm."

Sikecil kembali bungkam dan hanya mengagguk kaku, tapi tak menolak ukuran tangan si tinggi.

Mereka berjalan dalam sunyi dengan satu tangan kanan park Chanyeol menuntun Baekhyun dan tangan kirinya mengangkat masih dengan bola api diatas telapaknya seakan melayang.

Baekhyun tidak tau tapi ia merasa tenang setelah beberapa bulan terakhir ia selalu resah, ia yakin bukan karna Chanyeol.

Ya bukan.

Kan?

.
.
.

..

...

....


TBC



Aku ingetin lagi ya, ini itu fantasi dan tentang dunia sihir gitu, mhehehe.
Terimakasih sudah membaca.
Oh iya, baby Baek udah up ya🤗.
Typo ia my life.


Chanbaek is real'
🌹

Rainbow After night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang