Seorang wanita tengah duduk di tepi ranjang sambil memandang sebuah foto di tangannya. Ia tersenyum lembut saat menatap foto itu. Tangannya mengusap salah satu bagian foto dengan sorot mata yang menunjukkan rasa rindu yang mendalam.
Namun tiba-tiba senyumannya luntur saat teringat kenangan buruk di masa lalunya. Ia benci mengenang masa itu, masa di mana dia hanyalah seorang gadis lemah dan miskin yang tidak bisa berbuat apapun.
Jika ia bisa memutar waktu, ia tidak ingin bertemu pria itu dan keluarganya agar hidupnya tidak berakhir seperti ini. Ia tidak benci pada pria itu walau pria itu sudah menuduhnya melakukan perselingkuhan. Cintanya pada pria itu membuatnya menjadi bodoh. Walau ia sudah lama pergi meninggalkan pria itu ia masih memakai cincin pernikahan mereka karena sejujurnya mereka berpisah tanpa ada kata cerai. Dia yang pergi meninggalkan pria itu.
"Eomma!"
Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka , seorang gadis kecil masuk kedalam kamarnya. Ia segera menyembunyikan foto itu di bawah bantal.
"Eomma aku ingin rambutku seperti Elsa," ucap gadis kecil itu.
Kemarin mereka berdua sempat menonton film Frozen bersama dan putrinya itu langsung suka dengan sosok Elsa.
"Aerin ingin seperti Elsa?" tanyanya.
Gadis kecil itu mengangguk.
Wanita itu membantu Aerin naik ke atas ranjang lalu mengambil sisir untuk menyisir rambut putrinya itu.
"Eomma kapan kita bertemu Olaf?" tanya Aerin saat ibunya tengah mengepang rambutnya.
"Sebentar lagi musim dingin dan akan turun salju, kau akan bertemu Olaf saat salju turun."
"Wah aku tidak sabar, Eomma."
Ia tersenyum. Park Aerin adalah putri satu-satunya yang ia miliki, gadis kecil berusia 5 tahun itu adalah kekuatannya. Kebahagiaan kembali datang padanya setelah Aerin lahir dan ia berjanji akan membuat putrinya itu bahagia sehingga ia merasa tidak memerlukan sosok ayah di hidupnya, karena ayahnya sendiripun tidak tahu jika ia memiliki seorang putri cantik seperti Park Aerin.
***
Manjadi orang tua tunggal sejak 5 tahun terakhir membuat Park Chaeyoung menjadi wanita yang tangguh. Mengurus anak dan bekerja sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya. Jika ia sedang bekerja maka ia akan menitipkan Aerin pada Sooyoung sepupunya yang kebetulan tinggal serumah dengannya karena Sooyoung adalah seorang penulis maka dia bisa bekerja di rumah sambil menjaga Sooyoung.
Chaeyoung bersyukur masih memiliki sepupu yang pengertian seperti Sooyoung dan putri seperti Aerin. Gadis kecil itu akan diam saat Sooyoung bekerja agar tidak menganggunya.
"Kau tidak bekerja?" tanya Sooyoung lalu duduk di samping Chaeyoung sambil meminum coklat hangat.
Chaeyoung menggeleng. Ia belum menceritakan kejadian kemarin pada Sooyoung karena tidak ingin membebani pikiran gadis itu.
Padahal mencari pekerjaan di kota ini tidaklah mudah, apalagi untuk Chaeyoung yang hanya lulusan SMA. Dan kemarin dia baru saja dipecat oleh pemilik rumah makan tempatnya bekerja karena menumpahkan pesanan pelanggan tanpa sengaja. Seandainya kemarin lantainya tidak basah maka ia tidak akan terpeleset dan berakhir dengan pemecatan.
"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak ada Eonnie, aku hanya ingin mencari pekerjaan lain. Kau tahu sendirikan jika bosku sangat galak."
"Chaeyoung-ah apa kau tidak berencana memberitahu suamimu itu jika kalian memiliki seorang putri? Mungkin saja keluarganya akan menerimamu saat tahu kau sudah melahirkan seorang anak dan kehidupan Aerin akan terjamin nantinya," ucap Sooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing - #ChanRoséWeek
FanficFF ini dibuat untuk mengikuti event "ChanRoséWeek" dengan tema "INDIGO". "Kau-" suara Chaeyoung tercekat saat pria itu menundukkan tubuhnya. Kedua tangannya kini mengurung Chaeyoung. Dengan posisi sedekat ini membuat Chaeyoung reflek memundurkan tu...