6. Seperti Takdir yang Selalu Mempertemukan Kita

451 119 24
                                    

Dan disaat Min ho dan Shin hye berjalan masuk ke dalam, sepatu pria itu berhenti di sebuah pilar dan memundurkan langkah kaki yang hendak menemui sang tamu. Matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Hatinya berkecamuk bagaikan ditimpah sebuah batu berukuran besar sehingga ia sulit untuk bernapas, serta mata yang memerah bagaikan tersapu oleh debu menyakitkan.

Oh nyatakan yang dia lihat saat ini?

“Pak manager anda baik-baik saja?”Tanya seorang pegawai hotel.

“Yaa, aku baik-baik saja. Tolong layani tamu kita dengan baik.”Ujar manager umum itu dan segera pergi sehingga dia tidak ikut menyambut kedatangan Lee min ho.

Pria itu pun buru-buru kembali ke ruangannya, duduk dikursinya sembari memikirkan yang baru saja dia lihat tadi. Rasa tidak percaya akan hal yang baru saja dilihatnya, membuat hatinya bergejolak dan tidak tenang.

“Permisi pak…”Seorang pegawai memasuki ruangan sehingga membuyarkan pikirannya.

“Iya.”Jawabnya.

“Pak, Mr. Lee sudah masuk ke kamarnya. Anda ingin menemuinya secara pribadi, kan?”

“Ya, aku akan bicara dengannya melalui telepon.”Jawabnya sedikit ragu.

“Baik, pak.”

 
Setelah pegawai tersebut meninggalkan ruangannya, dia pun melirik telepon yang berada di sampingnya. Mengangkat tangannya dengan ragu, seakan berpikir haruskah dia menghubunginya? Tapi keraguannya itu membuatnya penasaran akan sosok yang dia lihat tadi.

Setelah berpikir cukup lama, dia pun akhirnya menghubungi kamar pria itu seraya mengucapkan selamat datang dan memperkenalkan diri.

Terdengar deringan telepon sebelum di jawab oleh seseorang selama beberapa saat. Dan saat panggilan itu terjawab, suara wanitalah yang terdengar diujung telpon sana. Suara yang masih sangat dia ingat dalam pikirannya. Suara yang lembut yang tak pernah dilupakan.

“Halo…”Ternyata Shin hyelah yang menjawab telpon tersebut.

“Halo…”Jawab dirinya.

Mendengar suara itu Shin hye langsung tersentak, dia mengenal suara diujung telpon sana. Sejenak dia diam tidak bersuara lagi sampai si pria di sana kembali berbicara.

“Bisa bicara dengan Mr. Lee?”

“Ini siapa?”Itulah yang Shin hye tanyakan untuk memastikan.

“Aa… aku manager hotel ini.”

“Ah, baik tunggu sebentar.”Shin hye menutup ujung telpon dan memanggil Min ho yang sedang merapikan pakaiannya.

“Ada apa?”Tanya Min ho.

“Telpon dari manager hotel, dia bilang ingin bicara denganmu.”

“Oh baiklah. Oh iya Shin hye, bisa tolong bantu aku rapikan pakaianku?”

Shin hye melirik lemari dan tas yang terbuka, lantas tersenyum dan menganggukan.”Baiklah.”Ujar Shin hye lembut.

“Ya, halo…”Ujar Min ho.

“Halo pak, namaku Jung yong hwa. Aku manager umum hotel Montana, sebelumnya selamat datang.”

“Ya, terima kasih. Lalu ada apa pak manager?”

“Aku hanya ingin memastikan kau merasa nyaman dan jika kau memerlukan sesuatu silakan hubungi aku.”

“Oh tentu saja hotelmu bagus dan hasil dari kerjamu bisa di lihat dari semua sisi di hotel ini, bisa di bilang di sini sangat bagus.”

BREATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang