Beri Judul Bagian Ceritamu

898 75 8
                                    

Jika menahan rindu itu sebuah pekerjaan, maka aku adalah orang paling kaya di dunia. Karena aku punya banyak sejuta rindu yang akan kupersembahkan untuk mu. Dan jumlahnya lebih banyak dari pintang dilangit. So pasti aku orang yang sangat kaya.
Biasanya aku akan bahagia di hari Jumat, Sabtu dan Minggu, biasannya
Tapi beberapa minggu ini terasa ada yang berbeda dengan akhir pekanku. Bukan karena tugas yang menumpuk, bukan, itu sudah biasa. Waktu tidur yang berkurang karena aktivitas padat? Itu lebih biasa lagi. Kan wajar seorang siswa banyak kegiatan dan harus belajar.
Saat asyik berpikir apa yang membuatku merasa kehilangan, kedua retinaku tak sengaja menatap benda berbentuk persegi panjang di atas kasur. Ponsel kesayanganku yang tak pernah kulupa untuk membawanya kemana pun.

Dengan berbaring penuh pada kasur yang seperti magnet yang mendekapku.
—jika sudah tiduran, susah mau bangun—,
jemariku dengan lincahnya menari-nari. Menelurusi aplikasi-aplikasi yang sudah ku unduh untuk berbagai keperluan. Hingga tanganku menyentuh sebuah ikon aplikasi berbentuk bulat berwarna hijau dengan simbol dua balon chat bernama wechat.
Membaca beberapa obrolan yang memang sengaja tidak pernah ku hapus, membuatku tersenyum sendiri seperti orang gila.
Pesan terakhir dari Fanxing setengah jam yang lalu, kak zhoucheng tadi pagi saat aku mengatakan ingin berangkat bersamanya, kak haikuan yang bertanya apa kak zhoucheng berangkat denganku, dan beberapa omong kosong dari group cbub ekstrakurikuler di sekolah, dan beberapa temanku lainnya serta obrolan dari grup kelas yang membahas pekerjaan rumah, selalu seperti itu.
Dan terakhir dari Wang yibo lima hari yang lalu.
Iya wang yibo pemuda itu.
Anak laki-laki yang seumuran denganku, atau lebih tua hampir setahun sebenarnya. Pemuda yang diam-diam aku sukai sejak kelas dua tingkat menengah pertama hingga kelas satu tingkat sekolah menengas atas, dan baru berakhir akhir bulan lalu.
Iya, wang yibo yang aku nantikan dua tahun, si mantan pacar.
Mantan? Serius mantan?
Kalau kau tanya seperti itu padaku sebulan yang lalu, aku pasti dengan tegas menjawab
'Ya, wang-fucking-yibo itu mantan kekasihku!'

Jika itu kau katakana Sebulan yang lalu.

Tapi seminggu ini aku mulai gejala meriang, serius. Gara-gara Yibi. Parah? Aku ingin menjawab 'tidak', tapi berbohong itu dosa, kan? Gara-gara Yibo, aku terkena meriang parah. Merindukan kasih saying… lol oops.

Sampai-sampai baca pesannya di wechat yang lalu saja aku bisa tersenyum miris, kok.

"Dek, kamu nggak main?". Tiba-tiba suara kak zhoucheng terdengar bersamaan pintu kamarku yang terbuka. Kakak lelaki satu-satunya yang ku punya itu sedang pulang karena kuliahnya yang sedang libur.
Aku menggeleng,
"Nggak. Nggak ada yang ngajakin keluar."
"Loh, si Yibo emangnya kemana?"
Uhuk, si abang kode keras aja. Nggak tahu apa adiknya lagi galau nan baper gin. Ingin kumenangisi nasib diriku ini tapi kumalu sama tembok karena menangisi mantan yang ada di masalalu.

"Tumben banget si ulat itu nggak ngapelin kamu? Biasanya jam lima sore juga udah ngobrol sama Papa."

Duh, zhoucheng. Tolong hentikan bacotmu itu gak tau apa ini kuping sakit akibat suara dari congormu itu..

"Kata Mama, Yibo udah jarang ke sini sejak sebulan yang lalu, ya Dek?"

Tuhan, aku salah apa sih sampe punya kakak yang nggak peka banget gini? Adiknya lagi baper parah kok malah diingetin mantan. Malam Minggu pula.

"Wonshik gak bakalan main ke sini lagi mungkin, Kak."

Kak zhoucheng yang awalnya muter-muter kayak bianglala mendadak berhenti, memandang adik cantiknya ini dengan pandangan penuh tanya. Konyol tahu lihat dia pasang ekspresi serius gitu.

"xiaozhan putus sama yibo kak."

"Serius kamu putus sama dia?" tanya kak zhoucheng yang ku jawab dengan anggukan.
"Kenapa? Bukannya kalian baik-baik aja, ya?"
"Aku ngerasa dia gak kayak dulu, Kak. Udah banyak berubahnya sejak masuk SMA."
"Ya udah sih, itu hubungan kalian. Cuman sayang aja, udah nunggu dua tahun, tiga tahun PDKT juga."
Yaaahh, anjir diingetin lagi.
"Kak zhoucheng jangan bikin baper dong, ah. Aku kan lagi kangen Yibo!"

Cerita Mantan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang