Cahaya rembulan merangkak masuk melalui celah-celah jendela, seolah ingin menerangi kegiatanku digelapnya malam. Entah cerita apa lagi yang aku tulis didalam buku persegi panjang bergambar Angry Bird itu. Guratan tangan yang tak dapat kusampaikan melalui suara dan hanya dapan kusalurkan melalui tulisan, guratan yang mewakili setiap perasaan dan kejadian yang kualami sehari-hari. Bukan tak ada teman untuk diajak bercerita, hanya saja aku terlalu takut mereka akan membeberkan cerita ketika dibelakangku, dan jikalau mereka tidak membeberkannya mereka juga tidak dapat membantu banyak untuk setiap rasa yang kualami, baik suka ataupun duka, hanya sedikit memberikan rasa lega ketika selesai bercerita dan beberapa nasehat.
Tepat pukul 22.30 WIB aku mengakhiri kegiatanku itu, kututup buku persegi panjang itu lalu menempatkanya di meja belajar ku yang berada diluar kamar. Setelah semuanya selesai ku bereskan aku kembali kekamar, menarik selimut dan bergegas untuk mengistirahatkan tubuh ku yang sudah lelah ini. Sebelum tidur hal yang wajib kulakukan adalah berdoa, selain doa tidur aku juga selalu menyematkan doa agar hari esok yang kualami lebih baik dari sebelumnya dan aku selalu berdoa agar masa SMA ku lebih baik dan menyenangkan daripada masa SMP ku.
Tbc
26 Desember 2019
Salam hangat – Acel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu-Abu menjadi Pelangi
Teen FictionSendiri dan sepi, dua hal yang membuat Salma menjadi gadis introver dipenghujung masa putih birunya. Jam kosong disekolah biasa ia habiskan hanya dengan membaca Wattpad atau pergi ke Perpustakaan. Untuk ukuran wajah, Salma termasuk kedalam jajaran g...