Bunga Padang Pasir
Bagaikan bunga di padang pasir
Selalu terbayang-banyang terik matahari
Meratapi derita yang berbeda
Namun selalu indah untuk disaksikan
Begitu indah namun tertindas
Dianggap nomer dua namun begitu mayoritas
Entah apa yang dipikirkan Indonesia
Wanita yang selalu,
Memperjuangkan hak – haknya
Berjuang tak kenal lelah
Memperjuangkan apa yang dirasa pantas padanya
Demi kesamaan strata
Yang tak kunjung selesai permasalahannya
Berdiri tak berarti sama
Namun selalu menjadi pembeda
Karnanya mereka menjadi pelita jiwa
Hingga ujung mimpi itu musnah
*********
Sandiwara Lunar
Kucoba merangkai kata
Tersusun dalam awan kelam di langit yang merona
Tampak samar namun bisa dibaca
Dan aku sangat menikmatinya
Ku petik bintang sebagai pena
Kutuliskan namamu di sela cerita
Sebagai bukti sayangku padamu
Dan kini Lunar lebih terlihat sempurna
Namun kini alur mulai berbeda
Langit mulai tak bercahaya
Lunar menyendiri ditinggal sang bintang
Menjadikan ia gunda gulana
Terlihat tersenyum namun tak bahagia
Dinikmatinya hari dengan drama
Hanya diorama yang dilihatnya
Berkas hitam putih sebagai buktinya
*******
Dusta
Dusta
Disaat kau katakan rindu
Tergenggam akan hawa nafsu
Meski engkau tak tahu itu
Dusta
Tak pernah engkau rasakan
Hausnya lara dalam duka
Lelahnya derita akan cinta
Kini dusta hanya dusta
Tertimbun desiran debu
Hilang
Lenyap tanpa sisa
YOU ARE READING
PUISI
PoetryAksara tiada habisnya, sampai kapan aksara akan terukir sampai kapan ia akan terlantun,. ini Aksara,