Jam dinding sudah menunjukkan pukul empat lewat lima belas menit dan waktu sholat ashar pun sudah masuk dari tadi, namun bapak berkumis tebal dengan perut melebihi dadanya itu sepertinya enggan untuk mengakhiri pidatonya saat ini. Sudah dua jam lebih lamanya ia bercerita namun ujungnya pun belum terlihat sama sekali. Ingin rasanya aku melempar wajahnya dengan binder tebal ku yang aku pegang saat ini.
Tiba-tiba ditengah hayalan ku, muncul sosok pria dibalik pintu dengan memakai jas hitam dan rambut yang tertata rapi, datang dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Aku rasa dia berlari untuk sampai ke lantai ini. Terlihat sekali dari peluh keringat yang mengucur dari dahinya.
"Permisi pak .... Begini pak istri bapak mengalami kecelakaan dan saat ini kondisi beliau sangatlah kritis dan kekurangan banyak darah" terang pria berambut klinis itu.
"Apaaa??" Teriak Hendra terkejut dan bangkit dari kursi "Lalu di rumah sakit mana istri saya sekarang?"
"Istri bapak dirumah sakit Harapan Kita pak, sebaiknya bapak lekas kesana, karena dokter perlu izin untuk melakukan tindakan operasi pak".
"Baik lah, oh ya semuanya rapat kita hari ini cukup sampai disini dan jika ada pertanyaan atau apapun itu kita bahas dirapat selanjutnya. Saya permisi" kata Hendra selaku pimpinanan perusahaan dan pergi meninggalkan ruangan.
Dalam hati aku sangat bersyukur akhirnya rapat kali ini cepat berakhir, namun disisi lain aku terkejut mendengar berita ini dan disaat menutup rapat tadi terlihat pak Hendra tengah menahan air matanya untuk keluar dan wajahnya pun sangat pucat sekali. Pak Hendra ini tipe- tipe bos galak tapi aslinya dia orang nya baik banget dan sayang keluarga, tapi begitulah pak Hendra beliau tidak mau terlihat menyedihkan di depan para karyawannya. Setelah aku membereskan meja kerja ku aku langsung bergegas menuju musholla untuk melakukan ibadah sholat. Mengingat sudah hampir setengah lima sore aku belum melakukan perintah Allah yang satu ini.
****
Setelah berjibaku dengan jalan ibukota akhirnya aku sampai dirumah, kulihat kanan kiri suasana komplek sudah sepi, hanya terlihat pak satpam dan beberapa rekannya tengah meronda di ujung jalan sana. Jaraknya tak begitu jauh hanya seratus meter saja dari rumah. Dengan cepat aku membuka pagar dan pintu, karena aku sudah sangat kebelet ingin pipis. Tak lupa aku mengecek apakah semua pintu dan jendela sudah terkunci semua.
Kemudian seperti biasa sebelum tidur aku membersihkan diri dan memakai rangakaian skin care malam, namun ketika aku ingin tidur tiba-tiba cacing-cacing di perutku meminta untuk diberi makanan. Padahal jarum jam sudah hampir menujukkan pukul setengah dua belas malam. Lalu aku berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air dan melihat makanan yang ada didalam kulkas. Saat aku buka kulkas, aku sempat terkejut melihat isi dalamnya yang sudah kosong melompong dan hanya meninggalkan satu kotak brownies, padahal sebelum aku berangkat kerja tadi pagi isi kulkas bisa dikatakan sangat padat. Ntah apa yang dilakukan ayah dirumah sampai menghabiskan isi kulkas dalam waktu sehari.
Setelah itu aku mengambil kotak brownies dalam kulkas dan membawanya ke meja makan, ditengah aku sedang menikmati brownies lumer ini aku dikagetkan oleh seorang laki-laki yang berdiri disudut dapur sambil mengenakan sarung yang dengan menutupi tubuh dan kepalanya dan berhasil membuat ku jantungan. "Astagfirullahalazim, dikirain siapa tadi, ngapain sih berdiri ditempat yang gelap itu sih yah? Nita kan jadi kaget kalau jantung Nita copot gimana? Serang ku.
"Iya Nita juga ngapain malam-malam begini baru pulang? Biasanya jam sembilan udah nyempe dirumah? Tanya Ayah. Dan langsung ku jawab
" Tadi ada rapat dadakan yah, terus rapatnya juga lama banget mangkanya aku pulang udah larut kayak gini" jelas ku pada ayah dan mengambil potongan brownis diatas meja. Jujur saat ini aku ingin ayah pergi ke kamarnya biar dia nggak nyuruh aku melakukan sesuatu yang aneh-aneh, karena sekarang udah hampir tengah malam, dan aku butuh meluruskan tulang punggungku ini diatas kasur."Iya yah Nita nggak lupa kok. Ayah itu kulkas kenapa jadi kosong melompong begitu? Padahal tadi pagi Nita lihat isi kulkas penuh banget"
"Tadi ayah nyuruh Dewi buat masakin orang tukang, dengan bahan-bahan yang ada dalam kulkas. Sekalian juga masakin buat orang-orang di toko." Jawab nya santai.
" Oh dikarain pada dijualin isinya sama Ayah"
"Ya enggak lah Nita, kamu ini ada-ada aja, oh ya besok temenin Dewi belanja ke pasar nggak ada penolakan ya Nita.
Yaudah ayah masuk kamar dulu ya, abis ini kamu langsung tidur, satu lagi besok tolongin ayah nge-cat kamar yang dibelakang. Ayah masuk dulu" balas nya dan pergi meninggalkan ku sendiri di meja makan.Begini emang kelakuan Ayah nyuruh anaknya kerja Romusha nggak tau anaknya butuh liburan kali ya, udah capek seminggu dikantor eh malah weekend nya kerja kayak gitu, kalau nggak jaga toko, gantinya jadi orang tukang deh. Mungkin udah nasib jadi anak tunggal kali ya.
****
Aku hanya fokus dengan membawa motor matic kesayangan ku tak ada obrolan atau saling bertukar cerita, hanya suara derunan serta klakson mobil dan motor yang mengisi waktu perjalanan pulang pasar kali ini. Bukannya tak ingin mengobrol hanya saja kejadian beberapa menit yang lalu sontak membuat ku malu bukannya kepalang, pasalnya dia hampir saja akan dibawa ke kantor polisi. Bagaimana tidak dia bertemu dengan seorang perempuan yang notabene adalah mantan istri Ayah ku, awalnya mereka hanya mengobrol layaknya orang yang sudah lama tidak berjumpa, tapi semakin suara Mereke terdengar keras sepertinya halnya orang sedang bertengkar, dan selanjutnya terjadil aksi jambak menjambak rambut.Untung saja dengan cepat aku berlari menuju mereka untuk melerai nya dengan dibantu beberapa pedagang disana. Rasanya aku ingin meminta Ayah untuk menceraikannya, dan kembali rujuk dengan Bunda. Saat ayah mengatakan ingin menikah lagi, dengan membawakan calon istri barunya feeling ku mengatakan nih cewek rada nggak bener orang nya. Tapi mau gimana lagi, omongan ku juga nggak bakal didengerin sama ayah, dia orangnya kerasa kepala banget.
Setibanya dirumah, aku langsung memakirkan motor dan membawa barang belanjaan ke dapur. "Yah istri ayah buat ulah lagi dia tuh di pasar tadi. Bikin malu orang aja, udah tau pasar rame banget tadi eh dia malah main jambak-jambakan" ujar ku sedikit kesal dan mengambil posisi disamping ayah. Dan menghidupkan televisi yang ada di depan kami berdua. "Masa' sih, emang sama siapa dia main jambak-jambakan?" Tanyanya tak percaya. "Sama mantan Ayah. Jawabku singkat. Karena mataku terfokus dengan film kartun kucing yang memilki kantong ajaib diperutnya.
"Kok bisa?"
"Tanya aja sendiri sama istri kesayangan ayah tu"
Selang beberapa detik kemudian Dewi berjalan ke arah dapur untuk membereskan barang belanjaan tadi. Kali ini aku mengambil ancang-ancang untuk menjauh karena akan ada serangan perang dunia jilid dua. Melihat situasi belakangan ini, hubungan ayah dan istrinya kurang membaik aku tak tau penyebabnya apa. Karena mereka jarang sekali terlihat bersama biasa apa-apa ngerjain nya berdua dan kemanapun berdua lengket layaknya amplop dan perangko. Dan satu lagi, seminggu yang lalu ayah pernah bilang kalau beliau meminta ku untuk tidak meninggalkan kan nya. Bagaimanapun juga Ayah dan aku masih saling membutuhkan. Keluarga ayah pun hingga kini terkesan tidak peduli dengan ayah. Mereke ingat ayah jika uang nya sudah habis, aku memang tak habis pikir dengan keluarga ayah.
Melihat kondisi kamarku sekarang ini, aku mulai membersihkannya mulai dari mengganti kain sprei kasur dengan yang baru kemudian menyapu dan merapikan beberapa barang yang tidak terletak pada tempatnya. Kemudian aku mencuci beberapa potong baju serta kain sprei yang tadi. Butuh waktu satu jam bagiku untuk menyelesaikannya dan kini aku lanjut membersihkan barang-barang yang ada dikamar belakang. Beberapa menit kemudian ayah masuk ke kamar sambil meneteng satu kaleng cat berukuran menengah. "Yah kenapa nggak suruh mas Didin aja yang nge-cat nih kamar sih yah? Kata ku sambil membentangkan koran sebagai penutup lantai agar tidak terkena tetesan cat. "Kalau nyuruh mas Didin udah dari kemaren nih kamar berubah warna. Karena kamu anak ayah satu-satunya jadi ayah mau bikin kamu itu serba bisa." Jelasnya.
"Iya Nita tau, tapi masa' tiap kerjaan Nita jadi tukang mulu, Nita juga mau liburan yah capek tau kerja dari Senin sampai Jumat terus Sabtu minggunya kerja lagi. Nita juga perlu refreshing, emang mau anaknya cepat tua? nggak kan"
"Yaudah kalau gitu mau kamu. Yang penting Sabtu atau Minggu kamu bantu ayah di toko atau di rumah ya" pintanya.
"Oke, deal nih ya yah"
Tbc...
*****
Hola akhirnya aku kembali lagi dengan dunia orange ini, kali ini aku bawain cerita baru semoga bisa menghibur teman-teman di bulan Ramadhan ini..
I wish you have any incredible Ramadhan this year. Marhaban ya Ramadhan.❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpetedly
ChickLitBagi Anita bergabung dengan komunitas motor dikantornya adalah hal yang paling tepat untuk menghilangkan kejenuhan yang dirasakan selama ini. Mengingat di akhir pekan Anita selalu mendapatkan jajahan Jepang yaitu kerja Romusha dari ayahnya. Mengapa...